Siapa yang tidak kenal dengan apa itu Black Friday? Hari yang penuh dengan diskon besar-besaran ini sering menjadi momen paling dinantikan oleh para pemburu diskon di seluruh dunia. Namun, tahukah kamu bahwa istilah Black Friday awalnya tidak ada hubungannya dengan belanja?
Faktanya, Black Friday memiliki sejarah panjang dan penuh kejutan, mulai dari manipulasi pasar emas hingga menjadi simbol awal musim belanja liburan. Tahun ini, Black Friday juga terasa istimewa karena jatuh pada 25 November 2024 yang bertepatan dengan hari Jumat kelima bulan ini.
Jadi, apa sebenarnya yang membuat Black Friday begitu spesial dan bagaimana asal-usulnya? Mari simak penjelasan lebih lengkap mengenai Black Friday, sejarah, serta fakta-fakta menariknya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Black Friday?
Dirangkum dari USA Today dan Britannica, Black Friday adalah istilah untuk hari Jumat setelah Thanksgiving yang menjadi momen belanja besar-besaran. Pada hari ini, banyak toko menawarkan diskon besar, menarik jutaan pembeli untuk memulai belanja musim liburan. Black Friday juga dikenal sebagai hari belanja paling sibuk sepanjang tahun di Amerika Serikat karena jumlah orang yang berbelanja sangat tinggi.
Tahun ini, Black Friday terasa istimewa karena jatuh pada Jumat kelima di bulan November, sebuah kejadian langka yang jarang terjadi. Hal ini membuat suasana belanja semakin menarik, dengan peluang lebih besar untuk menemukan penawaran terbaik di akhir bulan!
Sejarah Black Friday
Dirangkum dari USA Today dan History, Black Friday memiliki sejarah panjang sebelum dikenal sebagai hari belanja besar-besaran. Awalnya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan peristiwa di tahun 1869 yang melibatkan dua pebisnis Wall Street, Jay Gould dan Jim Fisk. Mereka mencoba memonopoli pasar emas Amerika untuk mendapatkan keuntungan besar. Namun, rencana mereka gagal saat pemerintah melepaskan emas ke pasar, menyebabkan harga emas anjlok. Kejatuhan ekonomi ini disebut sebagai Black Friday.
Pada tahun 1950-an, istilah Black Friday muncul lagi di Philadelphia. Saat itu, sehari setelah Thanksgiving, kota dipenuhi oleh kerumunan pembeli dan wisatawan yang datang untuk pertandingan sepak bola Army-Navy. Keramaian ini menimbulkan kekacauan di jalanan dan toko-toko, membuat polisi bekerja ekstra keras. Hari tersebut mulai disebut Black Friday karena tekanan yang dirasakan petugas keamanan.
Istilah ini kemudian berkembang maknanya dalam dunia ritel. Black Friday digunakan untuk menggambarkan momen di mana penjualan besar-besaran setelah Thanksgiving membantu toko mencatat keuntungan (dari merugi atau merah berubah menjadi untung atau hitam dalam pembukuan). Seiring waktu, Black Friday menjadi tradisi belanja yang dirayakan secara luas.
Fakta Menarik Seputar Black Friday
Black Friday memang sangat menarik karena menjadi kesempatan untuk belanja besar-besaran. Namun di balik itu, ada juga sejumlah fakta menarik yang perlu kita tahu. Mari simak penjelasan lengkapnya!
1. Pergeseran Thanksgiving untuk Mendukung Belanja
Pada 1939, Presiden Franklin D. Roosevelt memindahkan perayaan Thanksgiving dari Kamis terakhir di bulan November ke Kamis keempat. Langkah ini dilakukan untuk memperpanjang musim belanja Natal dan memberi lebih banyak waktu bagi toko-toko untuk menghasilkan keuntungan.
Meskipun awalnya langkah ini menimbulkan kebingungan, Kongres akhirnya membuat perubahan ini permanen pada 1941. Sejak itu, Black Friday menjadi simbol awal resmi musim belanja liburan, bahkan hingga saat ini.
2. Black Friday Bukan Hari Belanja Terbesar dalam Volume Penjualan
Meskipun Black Friday dikenal sebagai hari dengan kerumunan pembeli terbanyak, hari ini bukanlah hari belanja dengan penjualan terbesar dalam hal volume. Biasanya, volume penjualan tertinggi terjadi pada hari-hari terakhir menjelang Natal, ketika orang-orang tergesa-gesa membeli hadiah.
Namun, Black Friday tetap menjadi hari penting karena memberikan peluang besar bagi toko-toko untuk menarik pembeli dengan diskon besar-besaran. Ini juga membantu menumbuhkan antusiasme belanja yang berlangsung hingga akhir tahun.
3. Era Online Mengubah Wajah Black Friday
Dengan kemajuan teknologi, Black Friday tidak lagi hanya berlangsung di toko-toko fisik. Era digital membawa fenomena seperti Cyber Monday, di mana diskon besar diberikan secara online. Bahkan, beberapa toko kini memulai penawaran Black Friday mereka jauh sebelum hari H.
Selain itu, raksasa e-commerce seperti Amazon menciptakan hari belanja mereka sendiri, seperti Prime Day, yang berlangsung di musim panas. Hal ini menunjukkan bagaimana Black Friday terus berkembang seiring perubahan kebiasaan belanja masyarakat modern.
4. Black Friday Tidak Hanya Dirayakan di Amerika
Meskipun Thanksgiving adalah tradisi Amerika, Black Friday kini menjadi fenomena global. Banyak negara tanpa tradisi Thanksgiving, seperti Inggris dan Australia, ikut merayakan Black Friday dengan diskon besar-besaran.
Penyebaran tradisi ini didukung oleh ritel online internasional yang memperkenalkan Black Friday kepada pelanggan di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan kekuatan pemasaran dalam mengubah tradisi lokal menjadi fenomena global.
Demikian penjelasan lengkap mengenai Black Friday yang jatuh pada Jumat kelima November ini. Semoga bermanfaat!
(par/afn)