Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, mengatakan selama berada di sekolah G berperilaku baik dan tidak pernah ada masalah. Selain itu, G juga termasuk sebagai anggota Paskibraka SMKN 4 Semarang.
"Di sekolah anak-anaknya itu baik, secara akademis tidak pernah ada masalah," kata Agus saat ditemui awak media di SMKN 4 Semarang, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Selasa (25/11/2024).
Agus juga mengatakan, G pernah mengikuti lomba Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna Akademi Kepolisian (Porsimaptar) 2024 dan sukses menyabet juara 3 bersama timnya.
"Kebetulan pernah juara lomba Porsimaptar, Oktober kemarin, lomba baris-berbaris," jelasnya.
G dikatakan Agus rajin dan giat mengikuti setiap latihan tim Paskibraka yang cukup padat. Agus memastikan, siswa di sekolahnya itu tak ada yang tergabung dalam anggota gangster atau kreak. Termasuk G yang tewas ditembak.
"Kita tahunya semua siswa kita baik, pembinaan juga sudah dilakukan. Kalau untuk masuk gangster atau tidak itu yang bisa mendeteksi pihak berwajib dengan keluarga," jelasnya.
Agus pun mengaku cukup terkejut saat mendapatkan informasi jika G masuk sebagai anggota kreak.
"G dianggap sebagai kreak ya saya kaget. Dari sekolah belum punya banyak informasi, kejadian itu juga hari libur dan sudah ditangani pihak berwajib," ucapnya.
Agus pun sudah mencoba bertemu dengan pihak keluarga G usai kejadian tragis itu. Hanya saja, pihak keluarga belum berkenan untuk ditemui.
"Karena pihak keluarga belum berkenan ya sudah, kita bisanya menunggu info, setelah semua klir, tahu permasalahannya," jelasnya.
Hal senada dikatakan wali kelas G, Syaifudin. Selama menjadi wali kelas 11 teknik mesin SMKN 4 Semarang, korban diketahui merupakan sosok yang taat dan tak pernah melakukan pelanggaran.
"Mas G orangnya baik, ikut Paskibraka dari kelas 10 sampai kelas 11. Saya terakhir lihat hari Jumat sore, G sedang melatih anak kelas 10. Selama ini dia juga nggak ada tanda-tanda melakukan pelanggaran di sekolah," jelasnya.
"Untuk akademik memang biasa saja, tapi untuk nonakademik di Paskibra dia sering diajak untuk ikut lomba, kalau ikut pencak silat itu mungkin di luar sekolah," lanjutnya.
Syaifudin mengaku sudah mencoba menghubungi pihak keluarga, tetapi dirinya belum sempat bertemu para keluarga. Ia pun masih belum mengetahui penyebab pasti meninggalnya G.
Seperti diberitakan sebelumnya, G (17), siswa SMK tewas tertembak polisi saat terjadi tawuran di Semarang Minggu (24/11) dini hari. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, tetapi nyawanya tidak terselamatkan.
(apl/ahr)