Tekad Para Pendidik Terjang Rob Pekalongan Demi Peringati Hari Guru di Sekolah

Tekad Para Pendidik Terjang Rob Pekalongan Demi Peringati Hari Guru di Sekolah

Robby Bernardi - detikJateng
Senin, 25 Nov 2024 13:46 WIB
Banjir rob merendam Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS) Pasirsari, Kota Pekalongan, Senin (25/11/2024).
Banjir rob merendam Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS) Pasirsari, Kota Pekalongan, Senin (25/11/2024). (Foto: Robby Bernardi/detikJateng)
Pekalongan -

Kepungan banjir mewarnai peringatan Hari Guru di Kota Pekalongan, hari ini. Namun hal itu tak menyurutkan semangat para guru salah satu sekolah swasta di Pasirsari, Pekalongan Barat, untuk tetap melangsungkan upacara Hari Guru.

Di tengah rendaman air setinggi lutut, para guru Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS) Pasirsari, tetap melangsungkan upacara di sekolah. Tak terdengar riuh para murid yang belajar di rumah gegara banjir membuat suasana sendu semakin kentara.

Upacara digelar sangat sederhana. Dilanjutkan dengan pengarahan pembina upacara untuk menyemangati para guru untuk terus mengabdi demi mencerdaskan anak-anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang guru, Afra Putri Widiyaningrum, mengaku terpaksa berjalan cukup jauh menerobos banjir demi bisa sampai ke sekolah. Motornya ia parkirkan di Jalan Pantura, di lokasi yang tak terendam air.

"Saya fresh graduate lulus tahun 2023 dan langsung bekerja sebagai guru di sini. Dulu saya sekolah di sini juga. Ya saya tetap semangat di sekolah yang rawan bencana banjir ini. Hampir tiap tahun seperti ini. Waktu cukup lama hingga pernah satu bulan lebih," katanya kepada detikJateng, Senin (25/11/2024).

ADVERTISEMENT

Menjadi guru, kata Afra, adalah panggilan jiwa. Hal itulah yang menguatkannya untuk terus berjuang menjadi tenaga pendidik, meski honornya tak seberapa.

"Ya, Kita harus semangat karena mengajar adalah panggilan jiwa tidak hanya berpangku pada materi saja," katanya.

"Jadi (honor) Rp 500 ribu harus cukup untuk satu bulan. Rumah saya Tirto cukup jauh. Kalau banjir seperti ini, motor saya parkir di Pantura, ke sini ya menerobos banjir, ya sekitar satu kilo jalan menerobos banjir," imbuh Afra.

Meskipun sekolahnya langganan banjir, ia jalani dengan ikhlas. Namun, Afra menyelipkan asa agar pihak pemerintah memperhatikan nasib guru swasta seperti dirinya.

"Ya kita berharap pihak pemerintah memperhatikan nasib guru swasta seperti kami," ungkapnya.

Banjir rob merendam Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS) Pasirsari, Kota Pekalongan, Senin (25/11/2024).Banjir rob merendam Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS) Pasirsari, Kota Pekalongan, Senin (25/11/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Melihat kondisi banjir yang begitu tinggi, menurut Kepala Sekolah, Muhamad Maksum, pemberlakuan belajar di rumah akan memakan waktu yang cukup lama. Padahal dalam waktu dekat pihak sekolah akan melangsungkan ujian semester.

"Kondisi air ini biasanya lama, satu bulan terkadang sampai dua bulan. Kita pembelajaran secara daring," katanya.

"Ini terjadi bukan karena tahunan, tapi tanggulnya menurut saya kurang bagus kan pakai karung, yang namanya karung mudah jebol. Lha, masalahnya itu yang di sini ini (tanggul) kan punyanya Kabupaten (Pekalongan) sementara (limpas air) ke Kota Pekalongan, kalau (tanggul) Kota, kan sudah permanen," tambahnya.

Untuk diketahui, banjir rob melanda beberapa wilayah di Kota Pekalongan. Banjir juga meluas hingga Pedukuhan Pasirsari, Kelurahan Pasir Kraton Kramat dengan tinggi air mencapai 1 meter.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Pekalongan, Dimas Arga Yudha, menyebut banjir di Pasirsari merupakan limpasan dari Sungai Meduri. Kini, ada 5 RW di wilayah Kelurahan Pasir Kraton Kramat tergenang.

"Air limpasan Sungai Meduri mulai menggenangi pemukiman masyarakat Pasirsari di sepanjang Jalan Sutan Syahrir dan wilayah RW 3, 4, 5, 6, 7," kata Dimas Arga kepada detikJateng, Senin (25/11).

Tanggul Das Bremi-Meduri itu diketahui jebol sejak Sabtu (23/11) lalu. Dia mengatakan saat ini ada 89 orang yang mengungsi di Aula Eks Kelurahan Krayon Kidul.

"Untuk data yang mengungsi sementara ini berjumlah 89 jiwa terdiri dari 38 KK, di Aula Eks Kelurahan Krayon Kidul," ungkapnya.

Pantauan detikJateng, pagi ini, terlihat banjir meluas hingga Jalan Sultan Syahrir dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Air datang dini hari tadi saat air pasang. Sebelumnya lokasi ini, belum terdampak air.




(aku/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads