Para pedagang pasar Kota Rembang menegaskan menolak rencana pembangunan pasar jika tidak sesuai dengan keinginan mereka. Pasalnya, penolakan itu muncul usai salah satu tim pasangan calon (paslon) kepala daerah Rembang mengatakan pasar tersebut akan dibangun jadi dua lantai.
Salah seorang pedagang pasar Rembang, Sutono menerangkan dirinya secara tegas menolak pembangunan pasar berlantai dua itu. Dia mengatakan, pedagang tidak mendapatkan untung malah buntung dengan konsep lantai dua pasar.
"Saya mewakili seluruh pedagang dengan tegas menolak rencana adanya pembangunan pasar menggunakan dua lantai. Konsep seperti ini bukan bikin kita senang tapi bikin bingung pedagang. Pedagang bukannya dapat untung tapi malah buntung," kata Sutono dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Sabtu (23/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, pasar berlantai dua nantinya akan menyengsarakan pedagang. Sutono menilai, pasar dengan dua lantai akan merugikan pedagang karena dinilai akan sepi pengunjung.
"Kami menilai pembangunan pasar berlantai dua juga akan menyengsarakan pedagang. Meskipun itu hanya bangunan bawah atau basement untuk lokasi parkir. Karena apa, banyak masyarakat yang malas naik turun tangga untuk sekedar membeli atau belanja. Mereka itu banyak memilih beli di kios yang mudah dijangkau," ucapnya.
"Contoh saja pasar kreatif Lasem yang saat ini terkesan sepi dan mangkrak. Itu kan disana ada bangunan bawah atau basement untuk lokasi parkir, tapi disana sepi karena antusias masyarakat berkunjung itu kurang," sambungnya.
Hal senada juga disampaikan pedagang pasar Rembang lainnya, Warji. Dia sepakat untuk menolak rencana pembangunan pasar Rembang menjadi dua lantai. Warji juga menilai, pembangunan pasar Rembang menggunakan konsep dua lantai akan merugikan para pedagang.
"Kita sepakat dibangun, tapi jangan pakai konsep dua lantai meskipun cuma untuk basement lokasi parkir. Cukuplah dibangun seperti konsep pasar saat ini, cuma ada penataan kembali untuk para pedagangnya. Biar rapi, pengunjung ataupun pembeli tetap datang," kata Warji.
Warji dan pedagang lainnya sepakat untuk memilih paslon kepala daerah Rembang yang pro dengan pedagang. Hal ini tentunya untuk keberlanjutan pedagang dan menjadikan pasar Rembang sebagai ikon perekonomian masyarakat.
"Kami kemarin sempat beda suara pilihan. Namun dengan adanya info itu, intinya kami bersama para pedagang sepakat akan satu suara memilih calon Bupati yang memiliki program yang jelas untuk pasar Rembang. Bukan kemarin bicara A sekarang jadi B, ini bikin bingung pedagang," ujarnya.
"Di sisa hari sebelum pencoblosan ini, kami akan bergerak masif mengajak seluruh pedagang untuk memilih Bupati dan Calon Wakil Bupati yang memiliki program jelas. Siap satu suara," pungkasnya.
(akn/ega)