Dosa jariyah menjadi salah satu hal yang cukup ditakuti oleh sebagian besar umat Islam karena dampak yang dihasilkannya begitu besar. Berikut macam dosa jariyah beserta cara menghapusnya untuk menjadi referensi bagi setiap muslim.
Mengutip dari buku 'Terima Kasih Semesta' karya Diza Rozika Barokah, dkk., bahwa dosa jariyah merupakan perbuatan yang dosanya akan terus mengalir meskipun orang yang melakukannya telah meninggalkan dunia. Dosa jariyah akan terus melekat dan ditimpakan kepada seseorang meski dirinya tak lagi melakukan perbuatan tersebut.
Sebagaimana diketahui, di dalam Islam telah ditekankan bahwa segala hal yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan nantinya. Bahkan Allah SWT telah mencatat setiap perilaku maupun tindakan yang selama ini dilakukan oleh hamba-Nya. Terkait dengan hal ini, ada sebuah firman yang disampaikan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran surat Yasin ayat 12. Melalui surat tersebut Allah SWT berfirman:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍࣖ ١٢
Innâ naḫnu nuḫyil-mautâ wa naktubu mâ qaddamû wa âtsârahum, wa kulla syai'in aḫshainâhu fî imâmim mubîn.
Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz)."
Tak hanya amal manusia, bahkan dosa jariyah juga tak terlepas menjadi tindakan yang akan dicatat oleh-Nya. Oleh sebab itu, tidak sedikit muslim yang berusaha sebisa mungkin untuk menghindarinya.
Lantas apa sajakah macam dosa jariyah yang perlu untuk dihindari oleh kaum muslim? Temukan penjelasannya berikut ini.
Macam-macam Dosa Jariyah
Ternyata ada dua macam tindakan atau perilaku yang termasuk dalam dosa jariyah, sehingga akan terus mengalir bagi siapa saja yang melakukannya. Tindakan atau perilaku tersebut berkaitan dengan hal buruk yang tidak hanya dilakukan oleh dirinya saja, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Berikut rangkuman dari dua macam dosa jariyah tersebut.
1. Memelopori Kebiasaan Buruk
Dosa jariyah pertama adalah mereka yang memelopori kebiasaan buruk. Menurut buku 'Islam Hadir di Bumi Manusia' oleh Akh Muwafik Saleh, disampaikan bahwa terdapat sebuah hadits yang meriwayatkan ciri-ciri orang dengan dosa jariyah. Kebiasaan tersebut adalah saat mereka justru mengajak sesama manusia yang lain untuk berbuat buruk. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
"Barangsiapa mengajak (manusia) pada petunjuk maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Barangsiapa mengajak (manusia) pada kesesatan maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun."
Melalui sebuah riwayat yang lain juga disampaikan mengenai mengajak orang lain untuk turut melakukan kebiasaan buruk bisa memicu dosa jariyah yang akan terus mengalir kepada orang yang bersangkutan. Hal tersebut seperti diungkap dalam sebuah riwayat bahwa:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء
"Siapa yang memelopori satu kebiasaan yang buruk dalam Islam maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikit pun dosa mereka" (HR. Muslim).
2. Melakukan Maksiat
Selanjutnya terdapat dosa jariyah berupa maksiat yaitu dalam hal ini orang tersebut mengajak orang lain untuk melakukannya. Seperti dijelaskan dalam buku 'Jangan Baca Buku Ini Jika Belum Ingin Taubat' oleh Ustadzah Umi A. Khalil, bahwa pelaku maksiat akan mendapatkan dosa jariyah. Hal ini dikarenakan pelaku maksiat memiliki kecenderungan untuk mengajak orang lain berbuat keburukan.
Setidaknya ada tiga sebab seseorang bisa mendapatkan dosa jariyah. Pertama, apabila orang tersebut adalah pelopor atau inisiator dari keburukan yang memicu dosa. Hal ini seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Kemudian penyebab kedua adalah saat mereka dengan sadar mengajak orang lain untuk melakukan dosa yang serupa dengan apa yang dilakukan olehnya.
Penyebab selanjutnya tak kalah penting untuk diingat adalah mereka yang dengan sengaja menyediakan sarana bagi orang lain agar bisa melakukan keburukan atau dosa tertentu. Salah satu yang perlu disoroti dalam hal ini adalah mereka yang mengizinkan tempat miliknya digunakan untuk berbuat maksiat.
Sebagai dosa jariyah, maksiat ternyata pernah disinggung di dalam firman Allah SWT melalui Al-Quran. Salah satunya disampaikan dalam surat An-Nisa' ayat 78-79 bahwa Allah SWT berfirman:
اَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍۗ وَاِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِۚ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِكَۗ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِۗ فَمَالِ هٰٓؤُلَاۤءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا ٧٨ مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًاۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا ٧٩
Aina mâ takûnû yudrikkumul-mautu walau kuntum fî burûjim musyayyadah, wa in tushib-hum ḫasanatuy yaqûlû hâdzihî min 'indillâh, wa in tushib-hum sayyi'atuy yaqûlû hâdzihî min 'indik, qul kullum min 'indillâh, fa mâli hâ'ulâ'il-qaumi lâ yakâdûna yafqahûna ḫadîtsâ. Mâ ashâbaka min ḫasanatin fa minallâhi wa mâ ashâbaka min sayyi'atin fa min nafsik, wa arsalnâka lin-nâsi rasûlâ, wa kafâ billâhi syahîdâ.
Artinya: "Di mana pun kamu berada, kematian akan mendatangimu, meskipun kamu berada dalam benteng yang kukuh. Jika mereka (orang-orang munafik) memperoleh suatu kebaikan, mereka berkata, 'Ini dari sisi Allah' dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka berkata, 'Ini dari engkau (Nabi Muhammad).' Katakanlah, 'Semuanya (datang) dari sisi Allah.' Mengapa orang-orang itu hampir tidak memahami pembicaraan? Kebaikan (nikmat) apa pun yang kamu peroleh (berasal) dari Allah, sedangkan keburukan (bencana) apa pun yang menimpamu itu disebabkan oleh (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Cukuplah Allah sebagai saksi."
Cara Menghapus Dosa Jariyah
Meskipun dosa jariyah disebut sebagai dosa yang akan terus mengalir pada orang yang melakukannya, tetapi bukan berarti orang tersebut harus pasrah begitu saja. Sebaliknya, sebagai seorang hamba, tidak ada salahnya bagi kita untuk senantiasa memohon ampunan kepada Allah SWT.
Hal tersebut seperti diungkap DA Akhyar dalam bukunya 'Ingatlah Allah, Allah akan Mengingatmu' bahwa siapa saja yang pernah melakukan tindakan dosa, maka hendaknya ia segera membersihkan diri dengan bertaubat sekaligus memohon ampunan kepada Allah SWT. Terkait hal ini Allah SWT juga telah berfirman di dalam Al-Quran bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa bagi orang yang beriman kepada-Nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Surat Ash-Shaff ayat 10-12 bahwa:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ ١٠ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۙ ١١ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۙ ١٢
Yâ ayyuhalladzîna âmanû hal adullukum 'alâ tijâratin tunjîkum min 'adzâbin alîm. Tu'minûna billâhi wa rasûlihî wa tujâhidûna fî sabîlillâhi bi'amwâlikum wa anfusikum, dzâlikum khairul lakum ing kuntum ta'lamûn. Yaghfir lakum dzunûbakum wa yudkhilkum jannâtin tajrî min taḫtihal-an-hâru wa masâkina thayyibatan fî jannâti 'adn, dzâlikal-fauzul-'adhîm.
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang (dapat) menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Caranya) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Jika kamu beriman dan berjihad,) niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung."
Selain memohon ampunan kepada Allah SWT dan berusaha yang terbaik untuk menjadi sosok yang beriman, tidak ada salahnya bagi orang yang telah melakukan dosa jariyah agar melakukan berbagai hal baik yang ditujukan semata-mata kepada Allah SWT. Salah satunya dengan memperbanyak amalan jariyah.
Disampaikan dalam buku 'Memang Untuk Dibaca; 100 Kisah Islami Inspiratif Pembangun Jiwa' oleh Rian Hidayat, SPdI, bahwa amal jariyah adalah pahala yang akan terus mengalir, meskipun seseorang yang melakukannya telah meninggal dunia. Hal ini berkebalikan dengan dosa jariyah seperti yang telah disinggung sebelumnya.
Setidaknya ada tiga perkara yang dapat termasuk dalam amal jariyah. Hal ini seperti diungkap dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah SAW menyampaikan sabdanya:
"Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali 3 hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya" (HR. Nasa'i, Tirmidzi, dan yang lainnya).
Oleh sebab itu, alih-alih melakukan perilaku atau tindakan buruk yang mampu memicu dosa, hendaknya seseorang mengisi hari-harinya dengan berbagai amalan baik. Hal ini diharapkan dapat menjadi penolong bagi dirinya sendiri dan wujud keimanan kepada Allah SWT. Wallahu'alam.
Demikian tadi rangkuman penjelasan mengenai dosa jariyah dan cara untuk menghapusnya. Semoga kita semua dijauhkan dengan dosa jariyah dan didekatkan dengan berbagai amalan baik. Aamiin.
(sto/rih)