Fenomena ulat jati bergelantungan di jalan saat awal musim penghujan terjadi di wilayah Kecamatan Batuwarno, Wonogiri. Hal ini membuat pemotor harus melaju zigzag. Ada pula warga yang takut berpergian.
Fenomena maraknya ulat jati yang turun ke bawah itu dibagikan oleh akun TikTok @noer_inna. Video itu diposting pada Selasa (18/11) lalu.
Hingga Kamis (20/11) pukul 11.30 WIB, video itu telah ditonton sebanyak 2,5 juta kali. Video itu juga mendapatkan 74,5 ribu like, 6.539 komentar dan di-share sebanyak 39,2 ribu kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video itu tampak ulat jati menyerbu sepeda motor warga yang diparkir di sebuah gubuk. Ulat yang menempel itu langsung diambil oleh si pemilik motor menggunakan tangan dan dimasukkan ke kresek.
Berdasarkan penelusuran detikJateng, pemilik video itu berada di Tanggeran, Desa Gedong, Kecamatan Pracimantoro. Fenomena ulat jati bergelantungan banyak ditemui di Wonogiri bagian selatan. Terutama yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, DIY.
![]() |
Pantauan detikJateng, fenomena kemunculan ulat jati itu banyak dijumpai di jalan-jalan desa. Sebab di jalan-jalan desa banyak berdiri pohon jati di sekitarnya. Ulat-ulat itu tampak bergelantungan.
Saat berkendara melewati jalan yang sampingnya ada pohon jati, maka pengendara harus hati-hati. Sebab ulat itu bisa menempel ke baju atau badan pengendara.
Fenomena ulat jati bergelantungan juga terjadi di Kecamatan Batuwarno, Wonogiri. Salah satu warga yang merasakan fenomena itu adalah Anggit, warga Kelurahan Selopuro, Batuwarno.
Ia mengaku beberapa hari terakhir ini merasakan imbas fenomena ulat jati yang bergelantungan di jalan, terutama saat berangkat dan pulang kerja. Menurut dia, ulat jati bergelantungan itu fenomena tahunan yang terjadi saat awal musim penghujan.
"Tidak takut, tidak jijik. Tapi ya harus tetap menghindar. Jadi jalannya (mengendarai sepeda motor) zig-zag," kata Anggit kepada detikJateng, Rabu (20/11/2024).
Ulat jati bergelantungan di Batuwarno juga membuat sebagian warga tidak mau bepergian jauh karena takut dan jijik. Salah satu warga itu adalah Mahardika Fatoni, warga Desa Batuwarno.
"Memang jijik. Liat gerakannya (ulat) tidak kuat melihat," kata dia.
![]() |
Rasa takutnya kepada ulat itu membuat Fatoni tidak mau berpergian jauh untuk sementara waktu. Bahkan dalam 4 hari terakhir ini ia tidak berani menyetor air bersih ke pelanggannya.
"Pernah kemarin setor air, di dapur pemiliknya ada ulat jati. Saya langsung merem (memejamkan mata)," kata Fatoni.
(apl/dil)