Ketika diminta untuk mengisi identitas diri, biasanya kita akan menuliskan nama, jenis kelamin, usia, dan hal lainnya yang menggambarkan kondisi diri. Namun, pernahkah kamu berpikir bagaimana proses sebuah identitas terbentuk, detikers?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, identitas sendiri didefinisikan sebagai ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang. Kata identitas juga bisa dimaknai sebagai jati diri seseorang.
Menurut Ponidi MPd dalam bukunya, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, proses terbentuknya sebuah identitas terjadi secara alami dan akibat pengaruh sosial. Mari simak pembahasan lengkapnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses Pembentukan Identitas secara Alami
Proses pembentukan identitas secara alami terjadi melalui faktor genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anak. Ciri-ciri fisik seperti warna kulit, bentuk wajah, warna mata, dan jenis rambut terbentuk sejak lahir berdasarkan kombinasi gen yang diterima. Proses ini bersifat alami dan tidak dapat diubah, karena merupakan bagian dari warisan biologis setiap individu.
Proses Pembentukan Identitas secara Sosial
Pembentukan identitas sosial terjadi melalui interaksi antara individu dengan individu lain maupun dengan kelompok tertentu. Identitas sosial ini tercermin dalam berbagai hal, seperti cara berpakaian, gaya berbicara, serta kebiasaan-kebiasaan yang mencerminkan kelompok sosial tertentu. Melalui interaksi sosial, seseorang akan mengenal dan menyesuaikan diri dengan norma dan nilai yang berlaku dalam kelompok tersebut, yang pada akhirnya membentuk identitas sosialnya.
Dikutip dari buku Pengantar Psikologi Sosial oleh Dr Intan Rahmawati SPsi Msi yang mengutip dari pernyataan Hogg dan Graham (2002), pembentukan identitas sosial melalui tiga tahapan utama berikut ini.
1. Kategorisasi Sosial
Pada tahap pertama, individu mengkategorikan dirinya sendiri dan orang lain ke dalam kelompok sosial tertentu. Kategorisasi ini mempengaruhi cara individu mendefinisikan diri, perilaku, dan persepsi terhadap kelompok yang ada.
Melalui proses ini, individu mulai melihat dirinya sebagai bagian dari kategori sosial tertentu, yang membedakan mereka dengan kelompok lain. Hal ini juga mengarah pada pembentukan identitas sosial karena individu merasa tergabung dalam suatu kelompok yang memiliki kesamaan.
2. Prototype
Setelah kategori sosial terbentuk, tahap berikutnya adalah penciptaan prototype, yaitu gambaran mental atau konstruksi sosial yang menggambarkan karakteristik ideal atau ciri khas yang dimiliki oleh suatu kelompok. Prototype ini berfungsi untuk membedakan kelompok sosial satu dengan yang lainnya.
Pada tahap ini, individu cenderung memperkuat perbedaan antar kelompok dan menonjolkan keunggulan kelompoknya, yang akhirnya mempengaruhi perilaku dan sikap mereka terhadap kelompok lain.
3. Depersonalisasi
Tahap terakhir adalah depersonalisasi, di mana individu mulai menginternalisasi identitas sosial kelompoknya. Proses ini terjadi ketika individu memandang dirinya sebagai bagian dari kelompok dan menganggap orang lain dalam kelompok sebagai bagian dari dirinya.
Di sini, individu tidak lagi hanya melihat diri mereka sebagai individu, tetapi sebagai representasi dari kategori sosial tertentu yang bisa digantikan oleh orang lain dalam kelompok tersebut. Depersonalisasi memperkuat ikatan sosial dalam kelompok dan mempengaruhi perilaku serta identitas kolektif.
Jenis Identitas Sosial
Kembali dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi oleh Ponidi MPd, identitas sosial juga dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu identitas kesatuan budaya dan identitas kesatuan politik.
1. Identitas Kesatuan Budaya
Identitas kesatuan budaya berfokus pada kesamaan dalam hal budaya, ras, agama, suku, adat istiadat, dan asal-usul. Faktor-faktor ini membentuk ciri khas yang membedakan satu kelompok bangsa dari kelompok bangsa lainnya. Kesatuan budaya ini menjadi landasan bagi pembentukan suatu kelompok sosial yang memiliki identitas yang sama.
2. Identitas Kesatuan Politik
Sementara itu, identitas kesatuan politik lebih berfokus pada pembentukan identitas nasional yang terbentuk dari kesatuan dalam negara. Identitas ini sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor primordial yang ada dalam masyarakat, tetapi seiring waktu, negara akan merumuskan identitas nasional untuk menyatukan seluruh warganya dalam suatu negara. Negara yang homogen atau baru akan berusaha menciptakan rasa kebersamaan di antara warga negaranya dengan menetapkan identitas nasional yang mencerminkan nilai-nilai bersama.
Contoh Identitas
Dikutip dari buku Mosaik Kebangsaan karya Wawan Edi Kuswandoro, contoh identitas sosial yang sering dijumpai adalah identitas etnis, yang mengacu pada hubungan seseorang dengan kelompok etnis tertentu. Misalnya, seseorang mungkin merasa bangga menjadi orang Aceh, Jawa, atau kelompok etnis lainnya.
Namun, seiring waktu, identitas sosial tidak hanya terbatas pada faktor agama, etnis, atau kedaerahan saja. Sekarang, muncul juga identitas sosial baru yang terbentuk melalui pengaruh diskursus atau budaya tertentu.
Salah satu contoh identitas sosial baru adalah identitas K-Popers, yaitu komunitas penggemar musik pop Korea (K-Pop). Meskipun anggota K-Popers berasal dari berbagai latar belakang, mereka merasa terhubung oleh kecintaan mereka terhadap budaya pop Korea. Komunitas ini tersebar di berbagai tempat, tetapi mereka bersatu di bawah identitas yang sama, yaitu sebagai penggemar K-Pop.
Identitas ini berkembang pesat dan dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, menunjukkan bahwa identitas sosial sekarang dapat terbentuk oleh minat dan budaya yang lebih luas, bukan hanya berdasarkan faktor etnis atau agama.
Nah, itulah tadi penjelasan mengenai proses terbentuknya sebuah identitas. Semoga bermanfaat!
(par/par)