Pilu! Setahun Indra Tergolek di Kasur Akibat Luka Bakar Saat Padamkan Karhutla

Pilu! Setahun Indra Tergolek di Kasur Akibat Luka Bakar Saat Padamkan Karhutla

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 13 Nov 2024 17:21 WIB
Indra Purwanto, relawan yang menderita luka bakar usai memadamkan karhutla di Klaten pada September 2023, saat ditemui Rabu (13/11/2024).
Indra Purwanto, relawan yang menderita luka bakar usai memadamkan karhutla di Klaten pada September 2023, saat ditemui Rabu (13/11/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Indra Purwanto (38), warga Desa Krikilan, Kecamatan Bayat, Klaten tergolek di tempat tidur setahun lebih. Relawan desa itu mengalami luka bakar yang tidak kunjung sembuh sejak ikut memadamkan api kebakaran hutan dan lahan pada September 2023 lalu.

"Kendala utama tidak kunjung sembuh karena sering kehabisan HB (hemoglobin). Karena kalau perban dibuka untuk perawatan, keluar darah," ungkap Indra kepada detikJateng yang berkunjung ke tempat tinggalnya di rumah neneknya di Desa Kebon, Bayat, Rabu (13/11/2024) siang.

Diceritakan Indra, setelah kejadian kebakaran hutan yang membakar tubuhnya, dirinya sempat dirawat di RSUD Bagas Waras dan RS Islam Klaten. Setelah pulang, kini masih harus ke rumah sakit tiap tiga bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Per tiga bulan saya harus ke RS untuk tambah darah, transfusi darah. Luka kan harus dibersihkan, kalau dibuka darahnya keluar sehingga Hb drop, itu kendalanya," terang Indra yang kini memilih tinggal di rumah neneknya.

Menurut Indra, luka bakar yang dialaminya sebagian sudah sembuh, tetapi untuk tangan kiri, kaki kiri, dan kaki kanannya masih belum pulih. Dampaknya dirinya sampai kini belum bisa beraktivitas selain tidur.

ADVERTISEMENT

"Belum bisa beraktivitas, dulu habis Lebaran sempat belajar jalan dengan alat bantu. Tiba-tiba Hb drop harus masuk RS, transfusi, tapi sampai rumah lukanya iritasi dan balik RS lagi," papar Indra, yang punya dua anak usia sekolah itu.

Untuk kontrol ke RS, sambung Indra, dirinya hanya mengandalkan kartu Indonesia Sehat (KIS). Namun perawatan lukanya juga memerlukan perawatan di rumah yang biayanya tidak sedikit.

"Homecare itu tiga hari sekali, biayanya Rp 350.000 per kunjungan. Saya sudah tidak bekerja sejak luka bakar itu," lanjut Indra yang semula menjadi tenaga harian lepas (THL) menjaga embung Krikilan itu.

Indra menceritakan saat memadamkan kebakaran hutan dekat desanya September 2023, dirinya sempat hendak menolong kakaknya yang juga relawan, Suwandi. Dirinya turun ke lereng untuk evakuasi tetapi dirinya terjebak dikepung api.

"Mas Wandi bisa lolos tapi karena api semakin besar saya dikepung api, naik tidak bisa, turun tidak bisa. Jadi begini," imbuh Indra yang sejak 2018 terjun menjadi relawan.

Saat detikJateng berkunjung, Indra terlihat begitu kurus dan hanya terbaring di tempat tidur. Tangan kiri dan kedua kakinya seluruhnya terbalut perban yang berwarna merah karena rembesan darah.

Kakak Indra, Agung Supriyadi (40), menyatakan yang sembuh baru tangan kanannya saja. Untuk tangan kiri dan kedua kakinya masih parah.

"Tangan kiri dan kedua kakinya masih parah, praktis tidak bisa kerja. Setiap tiga bulan sekarang Hb terus turun, sekarang dirawat di rumah simbah," kata Agung kepada detikJateng.

"Kendala sekarang biaya, Indra tidak kerja, orang tua sudah tua, saya cuma begini (bengkel). Pekerjaan menjaga embung tapi ikut memadamkan kebakaran hutan karena juga relawan," lanjut Agung.

Camat Bayat, Joko Purwanto, menjelaskan selama ini Indra terus mendapatkan perhatian, baik oleh sesama relawan, Pemdes, Perhutani dan pemerintah. Rencananya tahun 2025 diikutkan sebagai penerima bansos.

"Rencananya 2025 kita masukkan sebagai penerima bansos karena belum bisa bekerja. Kepedulian memang tidak bisa mencakup semua kebutuhan tetapi terus kita perhatikan," ungkap Joko saat diminta konfirmasi detikJateng.

Sebelumnya diberitakan, dua relawan Desa Krikilan, Kecamatan Bayat, Klaten Indra Purwanto dan Suwandi mengalami luka bakar serius saat memadamkan api di lahan Perhutani. Satu orang dirawat intensif di ruang ICU RSD Bagas Waras.

"Satu di ICU atas nama Mas Indra, satu di bangsal tapi kondisinya baik. Kondisi sadar semua," ungkap Kabag Tata Usaha RSD Bagas Waras, Hery Martanto kepada detikJateng di Pemkab, Senin (18/9/2023) siang.

Menurut Hery, perawatan di ICU dilakukan untuk perawatan luka agar lebih baik. Tapi secara umum tanda kegawatan terus membaik.

"Membaik, tanda vital kegawatan bagus semua. Tapi belum pulang dan masih dirawat," imbuh Hery.

Plt Kalak BPBD Kabupaten Klaten, Syahruna menyatakan kondisi keduanya terus membaik. Lukanya sebagian besar di kaki dan tangan.

"Banyak di kaki tapi di tangan juga ada. Antara 17-30 persen," kata Syahruna kepada detikJateng di Pemkab.




(apu/apl)


Hide Ads