Perilaku seseorang merundung orang lainnya disebut sebagai bullying. Apakah detikers sudah tahu apa pengertian bullying?
Mengutip dari jurnal berjudul Bullying di Sekolah: Pengertian, Dampak, Pembagian dan Cara (2019) oleh Hima Darmayanti, Schott (2014) menjelaskan bullying sebagai tindakan agresif, dapat dilakukan secara fisik maupun verbal, yang dilakukan oleh individu berulang kali. Biasanya bullying terjadi di lingkungan sekolah, namun juga dapat terjadi di lingkungan sekitar.
Bullying dapat mengganggu psikis anak, di antaranya bahkan memakan korban hingga terjadi bunuh diri. Oleh karena itu, penting untuk memahami tentang bullying agar dapat mengedukasi anak serta mengatasinya. Untuk pengertian, dampak, ciri, jenis hingga cara mengatasinya, simak penjelasan berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Bullying
Menurut Pasal 1 Angka 16 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Perundang-undangan nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UU 35/2014), kekerasan (bullying) adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman, untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.
Lebih lanjut, UNICEF dalam laman resminya mengidentifikasi bullying melalui tiga karakteristik: sengaja menyakiti, terjadi berulang ulang, dan ada perbedaan kekuasaan. Bullying dapat terjadi secara verbal maupun non verbal, secara langsung maupun online.
Dampak Bullying bagi Anak
Dalam hal ini, pertumbuhan dan keseharian korban dapat terganggu dalam berbagai aspek. Mengutip laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, berikut dampak perilaku bullying terhadap kesehatan mental:
- Korban dapat mengalami depresi, merasa sedih, kehilangan minat beraktivitas yang mereka sukai, dan merasa putus asa. Ini dapat memengaruhi kualitas hidup anak secara keseluruhan dan berpotensi memicu pikiran atau perilaku merugikan diri sendiri.
- Korban sering merasa cemas, waspada, takut dan waspada dalam berbagai situasi, terutama di sekolah. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar dan berinteraksi dengan orang lain. Dapat meningkatkan resiko kecemasan yang lebih serius di masa depan.
- Dampak lain dari bullying bagi psikologis anak adalah gangguan tidur. Kesulitan tidur, terbangun secara teratur di malam hari, atau mengalami mimpi buruk berulang.
Jenis, Ciri dan Contoh Bullying
Bullying dapat dilakukan dalam bentuk verbal, fisik, relasi, dan cyber. Tidak hanya di lingkungan akademik maupun lingkungan sekitar, bullying juga dapat terjadi melalui media online seperti platform media sosial, game online, role play, dan lain-lain. Masih dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, berikut jenis dan contoh dari bullying.
1. Kontak Fisik Secara Langsung
Tindakan dan akibatnya terjadi secara langsung dan dapat dilihat dengan mata. Contoh dari jenis bullying ini adalah Tindakan memukul, mendorong, menendang, menjambak, mencubit, melukai, dan lain lain.
2. Verbal Secara langsung
Jenis bullying ini sering kali ditemui bahkan terkadang seseorang tidak sadar telah melakukan bullying secara verbal karena menganggap hal ini sepele. Contoh dari bullying ini seperti, mengancam, memanggil dengan kata yang tidak baik dan kasar, berkomentar yang menjelek-jelekan, meledek, dan lain lain.
3. Sosial
Biasanya terjadi di lingkungan sehari-hari, contohnya menjauhi, memberitahu teman untuk tidak berteman dengan seseorang, tidak diajak bergabung dalam kelompok, menceritakan hal buruk, rumor, gosip, dan lain lain.
4. Cyber
Tindakan menyakiti seseorang di dunia maya, terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi. Contohnya mengolok-olok di media sosial, menyindir, mengumpat, dan lain lain.
Langkah Mengatasi Bullying
Dapat disimpulkan bahwa bullying ini mampu merugikan berbagai aspek seseorang. Pentingnya mengedukasi dan mengatasi tentang bullying agar tidak terjadi di lingkungan sekitar.
Dalam mengatasi bullying, diperlukan kolaborasi antar elemen guna menghilangkan sikap bullying dan mengedukasi tentang bullying. Dijelaskan dalam buku Aku Adalah Agen Perubahan oleh Alqis Bahnan, Basir, berikut langkah untuk mengatasi bullying:
1. Dalam Keluarga
Orang tua memiliki peranan penting dalam mendidik anak. Anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tua. Harapannya, orang tua memberikan pola asuh anak yang sesuai dengan psikologi perkembangan anak serta memberikan edukasi kepada anak mengenai bullying.
2. Lingkungan Sosial
Peranan lingkungan sangat bermanfaat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dengan memberikan edukasi mengenai bullying. Misalnya dari gerakan karang taruna untuk membuat sosialisasi mengenai bullying.
3. Peranan Sekolah
Peranan sekolah sangat berarti dimulai dari peran guru untuk mengedukasi mengenai bullying. Guru juga tidak boleh mengabaikan bullying kepada peserta didik.
Itu tadi informasi mengenai bullying lengkap dengan cara mengatasinya. Semoga membantu.
Artikel ini ditulis oleh Aqila Cikal Ariyanto, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sto/apu)