Apa Itu Diwali? Ini Sejarah dan Tradisi Perayaannya

Apa Itu Diwali? Ini Sejarah dan Tradisi Perayaannya

Anindya Milagsita - detikJateng
Kamis, 31 Okt 2024 09:30 WIB
People light lamps on the banks of the river Saryu in Ayodhya, India, Wednesday, Nov. 3, 2021. Over 900,000 earthen lamps were lit and were kept burning for 45 minutes as the north Indian city of Ayodhya retained its Guinness World Record for lighting oil lamps as part of the Diwali celebration – the Hindu festival of lights. (AP Photo/Rajesh Kumar Singh)
Perayaan Diwali. (Foto: AP/Rajesh Kumar Singh)
Solo -

Ada begitu banyak perayaan yang termasuk sebagai tradisi bagi sebagian masyarakat di berbagai belahan dunia, salah satunya Diwali yang dapat dijumpai di India. Namun, mungkin tidak sedikit masyarakat yang bertanya-tanya terkait apa itu Diwali? Berikut penjelasannya.

Dikutip dari laman Britannica, Diwali merupakan salah satu perayaan keagamaan yang dirayakan oleh umat agama Hindu, Jainisme, hingga Sikhisme. Biasanya Diwali dirayakan selama 5 hari, tepatnya dimulai pada hari ke-13 di paruh gelap bulan lunar Ashvina. Kemudian Diwali baru berakhir pada paruh terang bulan lunar Karttika. Apabila dilihat dalam kalender Gregorian, maka Diwali biasanya akan jatuh pada sekitar akhir bulan Oktober menjelang awal November.

Tidak hanya dikenal sebagai perayaan keagamaan, Diwali juga memiliki daya tarik tertentu. Hal ini berkaitan dengan sejarah hingga tradisinya yang masih kental akan budaya India. Bahkan Diwali juga memiliki filosofi tersendiri yang tak kalah menarik untuk diketahui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, bagi detikers yang penasaran dengan gambaran mengenai Diwali, terdapat rangkuman penjelasan yang akan dipaparkan di dalam artikel ini. Mari simak baik-baik informasinya berikut.

Mengenal Lebih Dekat Diwali

Masih merujuk dari sumber yang sama, Diwali memiliki sebutan lain yaitu Dipavali yang memiliki makna sebagai deretan cahaya. Adapun tujuan dari Diwali adalah sebagai perayaan yang dapat melambangkan kemenangan cahaya atas kegelapan.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, dijelaskan dalam buku 'Setengah Windu' oleh Sahesti bahwa Diwali atau Depavali merupakan hari raya keagamaan yang dirayakan oleh umat agama Hindu. Tidak hanya itu saja, Diwali juga erat kaitannya sebagai tradisi yang dirayakan oleh bangsa India.

Biasanya Diwali berwujud festival cahaya yang melibatkan lampu-lampu atau cahaya yang dinyalakan hingga mencari ciri khas dari perayaan ini. Tidak hanya berisikan hiasan lampu maupun cahaya, Diwali juga biasanya dirayakan dengan penuh suka cita dan kemeriahan.

Kemudian merujuk dari buku 'Perayaan Celebration' oleh Zulfairy, dijelaskan bahwa Diwali adalah sebuah festival cahaya yang dirayakan oleh masyarakat di seluruh India. Perayaan ini ditujukan kepada Dewi Laksmi. Kebanyakan rumah akan menyalakan diya atau lampu yang berasal dari tanah liat. Bahkan setiap rumah setidaknya menyalakan 50 diya pada saat perayaan ini berlangsung.

Adapun tujuan perayaan Diwali adalah dimaksudkan untuk memuja dan mengundang agar Dewi Laksmi ke rumah-rumah. Cara ini dilakukan agar pemilik rumah tersebut mendapatkan keberkahan. Hal tersebut dikarenakan Dewi Laksmi dikenal juga sebagai dewi kemakmuran.

Tidak sampai di situ saja, Diwali juga biasanya dirayakan untuk mengingat akan kedatangan Rama pada ribuan tahun yang lalu. Pada saat itu, Rama telah menyelesaikan masa pengasingannya selama 14 tahun, sehingga Rama ingin membela hak atas kerajaannya.

Sejarah Perayaan Diwali

Setelah mengetahui apa itu Diwali, saatnya mengenal secara lebih dekat dengan sejarah dari perayaan tersebut. Sejarah perayaan Diwali ternyata tidak terlepas dari sejarah yang telah berlangsung pada masa India Kuno. Seperti diungkap dalam laman Times of India, Diwali telah dikenal sebagai festival cahaya yang telah ada lebih dari 2.500 tahun yang lalu.

Menariknya, sejarah Diwali juga tidak terlepas dari legenda yang berasal dari kisah-kisah populer. Sebut saja legenda yang berkaitan dengan kisah Dewi Lakshmi. Dijelaskan bahwa pada dahulu kala, Dewi Lakshmi berwujud dewi kemakmuran dan kekayaan. Diwali dianggap sebagai hari perayaan kelahiran dari Dewi Lakshmi.

Kemudian dikisahkan juga bahwa Dewi Lakshmi memiliki kecantikan yang mampu membuat Dewa Wisnu terkesan. Akhirnya Dewa Wisnu menikahi sang dewi. Pada momentum inilah diya atau lampu yang berasal dari tanah liat dinyalakan. Inilah yang menjadi salah satu asal mula dirayakannya Diwali.

Tidak hanya kisah mengenai Dewi Lakshmi, ada juga legenda populer yang berasal dari cerita Ramayana. Masih merujuk dari sumber yang sama, dikisahkan bahwa Dewa Rama akhirnya kembali ke Ayodhya setelah menjalani masa pengasingan selama 14 tahun lamanya. Pada saat itu Sita diculik oleh seorang raja bernama Rahwana.

Kembalinya Dewa Rama membuat perubahan yang begitu besar pada Ayodhya. Tidak hanya berhasil membawa kembali Sita, Dewa Rama juga dapat menaklukkan Lanka. Momentum inilah yang membuat rakyat Ayodhya pada saat itu menunjukkan suka cita dengan menyalakan diya di area kerajaan. Tidak hanya itu saja, mereka juga menyalakan petasan hingga membagi-bagikan permen. Legenda ini dipercaya oleh sebagian masyarakat India sebagai sejarah awal mula Diwali yang dirayakan dalam wujud festival cahaya.

Sejarah Diwali juga berasal dari sebuah cerita legenda lain yang masih berkembang di kalangan masyarakat India, khususnya yang ada di kawasan Bengal. Dikatakan bahwa terdapat sosok dewi kekuatan bernama Maa Kali yang dilahirkan untuk menyelamatkan bumi dan surga dari ulah para iblis yang dikenal sangat kejam.

Sayangnya, kekuatan yang dimiliki oleh Maa Kali atau Dewi Kali justru semakin tidak terkendali. Inilah yang membuat Dewa Siwa harus ikut terlibat dalam menyelamatkan kekerasan yang telah dilakukan oleh Dewi Kali. Akhirnya Dewa Siwa berhasil melakukannya dan menyelamatkan umat manusia dari situasi yang penuh dengan kekhawatiran tersebut.

Tradisi Perayaan Diwali

Selain menyalakan diya atau lampu yang berasal dari tanah liat, adakah tradisi lainnya yang dilakukan oleh umat Hindu maupun masyarakat India dalam merayakan Diwali? Ternyata ada ciri khas lainnya yang dapat dijumpai pada saat Diwali dirayakan. Adrian Gee dalam bukunya '69 More Short Indonesian Stories for Intermediate Learners' menyebut Diwali biasanya dirayakan dengan menggantung lampion di sudut-sudut sekitar.

Tidak hanya itu saja, keluarga akan sengaja berkumpul untuk menyalakan cahaya. Mereka juga akan menyalakan kembang api dan bersama-sama mengisi hari dengan tawa sekaligus suka cita.

Kemudian dalam laman Royal Museum Greenwich, dijelaskan bahwa menjelang perayaan Diwali biasanya orang-orang akan segera mempersiapkan dirinya. Tidak hanya mulai membersihkan lingkungan sekitar, mereka juga berusaha untuk menghias sekitar dengan cahaya yang berasal dari lilin maupun lampu minyak.

Selanjutnya pemujaan pun segera dilakukan. Orang-orang yang merayakannya akan melakukan tradisi berupa membasuh diri dengan air dan minyak wangi. Mereka juga tampil dalam pakaian baru yang bagus dan melengkapi penampilannya dengan perhiasan.

Sebagian besar keluarga juga akan berkumpul untuk membagikan hadiah maupun mithai atau sejenis permen. Pada malam hari, kembang api juga akan dinyalakan. Bahkan pekan raya juga biasanya diselenggarakan untuk menyambut perayaan Diwali.

Itulah tadi rangkuman mengenai Diwali yang berkaitan dengan perayaan umat Hindu dan masyarakat India. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan bagi detikers, ya.




(sto/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads