Sejarah Pertempuran Ambarawa: Dipicu Konflik 26 Oktober 1945 di Magelang

Sejarah Pertempuran Ambarawa: Dipicu Konflik 26 Oktober 1945 di Magelang

Anindya Milagsita - detikJateng
Sabtu, 26 Okt 2024 09:32 WIB
Ilustrasi perang
Ilustrasi Pertempuran Ambarawa. (Foto: Freepik/freepik)
Solo -

Kisah sejarah Indonesia selalu menarik untuk diketahui, tak terkecuali yang berkaitan tentang Pertempuran Ambarawa. Sebagai cara untuk mengenal peristiwa tersebut secara lebih dekat, berikut akan dipaparkan sekilas sejarah Pertempuran Ambarawa.

Meskipun telah dinyatakan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, ternyata perjuangan bangsa Indonesia belum selesai dilakukan. Hal ini lantaran keberadaan pihak Sekutu yang terdapat pada sebuah wilayah di Indonesia dengan tujuan tertentu. Salah satu akibat dari situasi tersebut adalah tercetusnya Pertempuran Ambarawa yang terjadi dalam kurun waktu tidak sebentar.

Lantas seperti apa sejarah Pertempuran Ambarawa yang perlu diketahui oleh bangsa Indonesia? Sebagai cara untuk mengetahui jawabannya, terdapat rangkuman penjelasan yang akan dipaparkan di dalam artikel ini. Mari simak baik-baik informasinya berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Pertempuran Ambarawa

Dikutip dari buku 'Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Sampai Kontemporer' karya Adi Sudirman, Pertempuran Ambarawa merupakan sebuah peristiwa yang melibatkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap Sekutu yang terjadi di tahun 1945, tahun yang sama saat Indonesia merdeka. Pertempuran Ambarawa sendiri terjadi selama 4 hari lamanya yang dimulai dari tanggal 12 Desember 1945 dan baru berakhir pada 15 Desember 1945 silam.

Dijelaskan bahwa pada saat itu, pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) masih memiliki semangat juang yang tinggi. Mereka tetap waspada terhadap keberadaan pihak Sekutu yang ternyata masih berada di sejumlah wilayah Republik Indonesia, salah satunya di Semarang.

ADVERTISEMENT

Pada saat itu, pihak Sekutu datang ke Semarang dengan tujuan untuk mengurus tawanan perang yang masih ditahan di wilayah Republik Indonesia. Kemudian mereka meminta agar diberikan akses untuk mengurus tawanan perang tersebut. Sebelumnya, pihak Sekutu menyatakan janjinya dengan tidak mengganggu kedaulatan Republik Indonesia lagi.

Namun demikian, saat diberikan akses untuk membawa tawanan perang, pihak Sekutu justru mengingkari janji mereka. Dikatakan bahwa pada saat itu pihak Sekutu justru membuat kesepakatan dengan Netherlands Indies Civil Administration atau NICA agar dapat memberikan senjata kepada tawanan perang yang akan dibebaskan. Inilah yang membuat rakyat Indonesia tidak tinggal diam dan mencoba untuk melawan.

Sementara itu, dijelaskan dalam buku 'Pengetahuan Sosial Sejarah' oleh Drs Tugiyono, pihak Sekutu datang di wilayah Semarang pada 20 Oktober 1945 untuk membebaskan tawanan perang sekaligus melucuti senjata yang dimiliki oleh tentara Jepang. Meskipun disambut baik oleh rakyat Indonesia, ternyata diam-diam pihak Sekutu justru membuat rencana yang tak terduga. Sebagian dari mereka menuju ke wilayah Magelang dan Ambarawa.

Kedatangan sebagian pihak Sekutu di dua area tersebut ternyata dipicu oleh rencana untuk membebaskan tawanan Belanda tanpa memberitahu rakyat Indonesia. Tak hanya sampai di situ saja, mereka juga membuat kekacauan. Pasukan TKR tidak tinggal diam dan karena inilah pertempuran terjadi.

Selain wilayah Magelang, pihak Sekutu ternyata juga menargetkan Ambarawa. Setelah meninggalkan Magelang, mereka beralih ke Ambarawa sejak tanggal 21 November 1945. Situasi ini membuat para pemuda yang dipimpin oleh sejumlah perwira melakukan pengejaran. Salah satu tujuan dilakukannya pengejaran tersebut adalah agar para Sekutu dapat segera meninggalkan wilayah tersebut.

Akibatnya terjadilah sebuah serangan umum yang dimulai pada tanggal 12 Desember 1945. Pertempuran yang terjadi di Ambarawa tersebut berlangsung selama 4 hari lamanya dan baru berakhir pada 15 Desember 1945.

Drs Sardiman AM, MPd dalam bukunya 'Sejarah 3+' mengungkap setelah pihak Sekutu telah merasa terjepit, di tanggal 15 Desember 1945 mereka akhirnya memilih mundur. Pihak Sekutu meninggalkan Ambarawa dan kembali ke Semarang.

Latar Belakang Pertempuran Ambarawa

Lantas apa yang melatarbelakangi pecahnya Pertempuran Ambarawa? Ternyata hal ini berkaitan dengan Ambarawa yang dianggap sebagai sebuah wilayah yang sangat strategis. Masih mengacu dari buku sebelumnya, dijelaskan bahwa apabila pihak Sekutu pada saat itu berhasil menguasai Ambarawa, maka akan berpengaruh besar terhadap bangsa Indonesia.

Hal tersebut dikarenakan apabila Ambarawa berhasil dikuasai dapat berimbas pada 3 kota yang ada di sekitarnya. Tiga kota yang dimaksudkan adalah Surakarta, Magelang, dan Jogja. Oleh sebab itu, rakyat Indonesia yang dipimpin oleh pasukan TKR berusaha untuk melawan dan menjaga wilayah Ambarawa agar tidak dikuasai oleh pihak Sekutu.

Tidak hanya itu saja, latar belakang Pertempuran Ambarawa juga dipicu oleh sebuah peristiwa yang terjadi di tanggal 26 Oktober 1945 di Magelang. Dijelaskan dalam buku yang sama, pada tanggal tersebut Sekutu datang ke wilayah Magelang bermaksud untuk membebaskan tawanan Belanda yang ada di sana.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, kedatangan Sekutu ini justru ada kaitannya dengan NICA yang justru menempatkan pasukannya di sana. Namun demikian, usaha Sekutu tersebut justru mengalami kegagalan karena Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell secara langsung datang menuju Magelang pada 2 November 1945. Mereka datang untuk membuat kesepakatan dengan pihak Sekutu hanya boleh menempatkan pasukannya demi menjaga para tawanan perang.

Bukan hanya itu saja, terdapat kesepakatan lain yang berkaitan dengan pihak Sekutu yang tidak diperkenankan berafiliasi dengan NICA maupun badan-badan lain yang bersangkutan dengan organisasi tersebut. Bahkan ada juga kesepakatan yang menyatakan akan dibukanya jalur lintas antara Ambarawa dan Magelang.

Alih-alih berpegang pada kesepakatan tersebut, pihak Sekutu justru mengingkarinya. Inilah yang membuat pasukan TKR terlibat pertempuran dengan pihak Sekutu agar dapat tetap menjaga kedaulatan Indonesia dengan baik.

Mengenang Pertempuran Ambarawa

Sebagai bagian dari sejarah Indonesia, Pertempuran Ambarawa perlu dikenang oleh bangsa Indonesia. Merujuk dari buku 'Ringkasan Pengetahuan Sosial' karya Rachmat, terjadinya Pertempuran Ambarawa menginisiasi ditetapkannya sebuah peringatan nasional yang dapat diperingati setiap tahunnya oleh masyarakat.

Peringatan tersebut adalah Hari Infanteri atau Hari Juang Kartika yang jatuh pada tanggal 15 Desember setiap tahunnya. Tidak hanya itu saja, pemerintah secara resmi membangun sebuah monumen bernama Monumen Palagan Ambarawa sebagai wujud untuk mengenang peristiwa bersejarah Pertempuran Ambarawa.

Teguh Purwantari dalam bukunya 'Monumen' menjelaskan Monumen Palagan Ambarawa terletak di wilayah Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Monumen ini dibangun pada tahun 1973 silam. Kemudian Presiden Soeharto yang pada saat itu menjabat sebagai kepala negara di Indonesia meresmikannya setahun setelahnya atau tepatnya pada tahun 1974.

Selain dapat mengenang peristiwa Pertempuran Ambarawa, di dalam monumen ini masyarakat dapat melihat secara lebih jelas benda-benda peninggalan sejarah. Tidak hanya saat penjajahan Belanda saja, melainkan juga Jepang. Bahkan pada beberapa sudut area di Monumen Palagan Ambarawa, masyarakat dapat menjumpai kendaraan yang digunakan untuk berperang. Misalnya saja truk, tank, meriam, hingga pesawat Mustang.

Demikian tadi sekilas sejarah Pertempuran Ambarawa lengkap dengan latar belakang dan bukti agar masyarakat senantiasa bisa mengenangnya. Semoga informasi ini mampu menambah wawasan bagi detikers, ya.




(sto/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads