Cicak memiliki kemampuan autotomi yaitu melepaskan ekornya jika dalam kondisi terdesak. Peristiwa ini pun membuat kita bertanya-tanya, apakah cicak merasa sakit saat memutuskan ekornya? Mari temukan jawabannya!
Dikutip dari PetMD, ekor cicak memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah membantu menjaga keseimbangan ketika bergerak. Selain itu, cicak juga menyimpan cadangan lemak pada ekornya. Meski memiliki fungsi yang krusial, cicak bisa melepaskan ekornya dalam kondisi terdesak.
Lantas, apakah cicak merasa sakit atau tidak ketika memutuskan ekornya? Mari simak penjelasan lengkap yang dihimpun detikJateng dari laman PetMD, Science, Berry Patch Farms, dan California Herps berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah Cicak Merasa Sakit Saat Memutuskan Ekornya?
Cicak memiliki kemampuan unik untuk memutuskan ekornya saat menghadapi bahaya. Namun, banyak yang bertanya-tanya apakah cicak merasa sakit saat melakukan ini. Berdasarkan penelitian, cicak dapat merasakan sakit saat ekornya terputus, tetapi prosesnya tidak tampak sangat menyakitkan bagi mereka. Ini karena sistem saraf cicak dirancang sedemikian rupa agar kerusakan pada ekor tidak menyebabkan rasa sakit yang intens.
Ketika cicak kehilangan ekornya, otot-otot di sekitar titik yang putus akan berkontraksi untuk membatasi pendarahan. Selain itu, darah yang mengalir akan membeku secara cepat, sehingga mengurangi kemungkinan kehilangan darah yang berlebihan. Proses ini membantu cicak untuk bertahan hidup dan melarikan diri dari predator meskipun mungkin ada rasa sakit yang dirasakan saat ekor terputus.
Rasa sakit yang dialami cicak mungkin tidak sebanding dengan rasa sakit yang kita alami, karena mereka memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap rasa sakit. Selanjutnya, sistem tubuh cicak juga memproduksi zat yang dapat menghalangi sinyal nyeri, sehingga membuat mereka tidak terlalu merasakan dampak dari kehilangan ekor tersebut.
Kenapa Cicak Memutuskan Ekornya?
Cicak memutuskan ekornya sebagai strategi pertahanan diri yang sangat efektif. Ketika terancam oleh predator, cicak dapat menjatuhkan ekornya untuk mengalihkan perhatian pemangsa. Ekor yang terputus dapat bergerak secara independen, yang membuat predator teralihkan, sehingga memberi cicak waktu untuk melarikan diri.
Proses pemutusan ekor ini dikenal dengan istilah autotomi. Cicak memiliki titik lemah di sepanjang ekornya yang memungkinkan ekor untuk terputus dengan mudah. Saat predator menggenggam ekor cicak, otot-otot di sekitar pangkal ekor akan berkontraksi, menyebabkan ekor terputus di titik lemah tersebut. Dengan cara ini, cicak dapat melarikan diri tanpa terjebak oleh predator.
Selain sebagai strategi melarikan diri, ekor cicak juga berfungsi sebagai cadangan lemak yang membantu mereka bertahan hidup. Ekor yang terputus bisa menjadi makanan bagi predator, yang pada gilirannya mengurangi kemungkinan predator tersebut mencari cicak lagi. Ini juga memberi cicak kesempatan untuk mencari tempat yang lebih aman.
Ada juga faktor lain yang membuat cicak memutuskan ekornya. Stres dan kondisi lingkungan yang tidak nyaman dapat mendorong cicak untuk melakukan autotomi. Misalnya, cicak yang terperangkap atau tertekan cenderung untuk memutuskan ekornya. Dengan begitu, mereka dapat menggunakan ekor sebagai umpan untuk melarikan diri.
Apakah Ekor Cicak Akan Tumbuh Kembali?
Salah satu keajaiban alam adalah kemampuan cicak untuk menumbuhkan kembali ekornya setelah terputus. Proses regenerasi ini terjadi beberapa minggu setelah kehilangan ekor. Meskipun ekor yang baru tidak sama persis dengan yang lama, cicak dapat mengganti ekor mereka dengan struktur baru yang terbuat dari kartilago, bukan tulang.
Setelah ekor terputus, luka di pangkal ekor akan segera sembuh. Sel-sel di area tersebut akan bekerja sama untuk membentuk jaringan baru, yang membantu menutup luka dan mencegah infeksi. Proses ini berlangsung cukup cepat, sehingga cicak bisa melanjutkan hidup dengan aman setelah kehilangan ekornya.
Namun, ada perbedaan dalam kemampuan regenerasi antara berbagai spesies cicak. Beberapa cicak, seperti gecko, mampu menumbuhkan ekor yang hampir mirip dengan yang asli, sementara yang lain hanya bisa menghasilkan ekor yang lebih pendek dan kurang fleksibel. Ini tergantung pada spesies cicak dan bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Regenerasi ekor tidak hanya penting bagi cicak secara fisik, tetapi juga berpengaruh pada kemampuan sosial mereka. Ekor sering kali digunakan dalam komunikasi dan menunjukkan status sosial, sehingga kehilangan ekor bisa memengaruhi bagaimana cicak berinteraksi dengan cicak lainnya. Meskipun demikian, dengan perawatan yang tepat dan lingkungan yang mendukung, cicak dapat pulih dan terus berfungsi dalam ekosistem mereka.
Demikian penjelasan lengkap mengenai cicak yang ternyata merasakan sakit ketika melepaskan ekornya, tetapi tidak terlalu intens. Semoga bermanfaat!
(sto/dil)