Seusai melakukan blusukan di puluhan pasar tradisional di Jawa Tengah, Calon Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengaku hafal harga pangan, bahkan 'ngelothok' atau di luar kepala. Ia menekankan pembentukan klaster pedagang mau tak mau harus dilakukan.
"Blusukan neng pasar-pasar, aku nganti apal ngelothok regane (saya sampai hafal di luar kepala harganya). Harga relatif stabil," ujar Luthfi, dalam keterangan tertulis, Senin (30/9/2024).
"Tapi yang jadi perhatian adalah daya beli masyarakat," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesimpulan itu diambil karena stabilitas harga tak berbanding lurus dengan jumlah pembeli yang datang ke pasar tradisional. Terutama untuk makanan-makanan yang tahan lama seperti oleh-oleh hingga non pangan seperti pakaian.
Luthfi kembali blusukan di tiga pasar tradisonal, Pasar Ungaran, Pasar Babadan dan Pasar Karangjati yang semuanya berada di Kabupaten Semarang.
Saat blusukan, diketahui harga-harga bahan pangan relatif stabil. Harga cabai keriting Rp 30 ribu/kg, cabai setan Rp 35 ribu/kg, bawang merah Rp 25 ribu/kg, bawang putih Rp 40 ribu/kg, ayam potong Rp 32 ribu/kg. Khusus harga bawang merah naik Rp 5 ribu karena sudah mulai musim hujan di sejumlah daerah.
Penurunan jumlah pembeli yang datang di pasar tradisional bisa jadi disebabkan persaingan dengan pasar digital. Pembeli cenderung memilih membeli dengan cara praktis melalui gadget mereka.
Apalagi pembeli dengan kategori usia muda dan familiar dengan gadget.
Untuk itu langkah membentuk klaster pedagang berdasarkan barang dagangannya harus dilakukan. Mereka bisa diberikan pelatihan agar bisa bersaing di pasar online.
Mulai dari pembuatan produk, packaging, membuat konten produk yang menarik hingga membikin caption.
"Klaster ini untuk jajanan oleh-oleh atau pakaian. Bisa dijual di pasar online," kata Luthfi.
Di sisi lain ia juga berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat guna mengatrol daya beli.
Di kesempatan itu sejumlah pedagang meminta Ahmad membuat kebijakan untuk meramaikan pasar tradisional.
"Harapannya pembeli yang datang di pasar tambah banyak. Tambah ramai," kata Siti Juriyah, pedagang ayam potong di Pasar Ungaran.
Hal yang sama diungkapkan pedagang tempe, Tuti Rahayu.
"Harganya sama ndak ada kenaikan. Tapi yang datang dikit," pungkasnya.
(akd/akd)