Salah satu fenomena yang dihadapi manusia di masa sekarang adalah pemanasan global. Ternyata salah satu faktor yang menyebabkan pemanasan global adalah peningkatan konsentrasi karbon yang dilepaskan ke atmosfer bumi.
Emisi karbon tersebut sebagian besar berupa gas karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Jejak-jejak karbon tersebut lantas terakumulasi dan menjadi penyumbang terbesar dari pemanasan global.
Simak uraian singkat berikut ini untuk memahami lebih lanjut tentang pengertian jejak karbon beserta penyebab dan contohnya.
Pengertian Jejak Karbon
Dikutip dari laman Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, jejak karbon (carbon footprint) adalah jumlah karbon atau gas rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam kurun waktu tertentu. Dampak dari jejak karbon yang kita tinggalkan bisa menyebabkan berbagai masalah di bumi, seperti penurunan ketersediaan air bersih, cuaca ekstrim, bencana alam, dan kerusakan alam lainnya.
Sedangkan dikutip dari laman Britannica, jejak karbon merupakan jumlah emisi karbon dioksida (CO2) yang terkait dengan semua aktivitas seseorang atau entitas lain (misalnya, gedung, perusahaan, negara, dan lain-lain). Ini termasuk emisi langsung, seperti yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil di bidang manufaktur, pemanasan, dan transportasi, serta emisi yang diperlukan untuk menghasilkan listrik yang terkait dengan barang dan jasa yang dikonsumsi.
Penyebab Jejak Karbon
Dikutip dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berikut adalah aktivitas manusia yang dapat menimbulkan jejak karbon.
1. Penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil
Proses pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin, solar, atau gas akan menimbulkan jejak karbon. Menggunakan kendaraan pribadi berarti menyumbang lebih banyak gas emisi (CO2). Semakin banyak kendaraan berbahan bakar fosil digunakan, semakin banyak pula gas emisi yang dihasilkan dan melepaskannya ke udara.
2. Penggunaan energi listrik dan air
Penggunaan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari seperti menyalakan lampu, TV, AC, kulkas, dan berbagai peralatan listrik lainnya turut menghasilkan gas emisi. Bagaimana bisa? Hal itu dikarenakan sumber energi listrik yang kita gunakan masih berasal dari pembakaran bahan fosil pada pembangkit listrik. Begitu pula pada penggunaan air, untuk mengelola air bersih dibutuhkan banyak energi, dan energi tersebut masih didapatkan dari penggunaan energi fosil.
3. Konsumsi makanan
Makanan yang kita konsumsi juga termasuk dalam penyumbang gas emisi. Mulai dari ekstraksi bahan baku, proses produksi, proses distribusi, hingga barang tersebut sampai pada konsumen, ternyata meninggalkan jejak karbon.
Sebagai contoh, daging sapi yang kita konsumsi menghasilkan jejak karbon yang sangat tinggi. Daging sapi merupakan salah satu penghasil gas emisi terbesar di dunia, karena dalam proses pengadaannya menggunakan bensin dan solar dalam jumlah besar untuk mengantarkan dan memproses makanan sapi. Hingga akhirnya, memproses dagingnya juga.
Apalagi jika dagingnya harus didatangkan dari luar negeri, jejak karbon yang dihasilkan akan semakin tinggi. Karena proses distribusinya menjadi lebih panjang dan mengkonsumsi bahan bakar fosil yang lebih banyak.
Contoh Jejak Karbon
Berikut ini beberapa contoh jejak karbon yang mungkin tidak kita sadari tetapi ada dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Emisi dari pembakaran bahan bakar fosil di bidang manufaktur, pemanasan, transportasi, listrik, dan air.
- Emisi dari peternakan, pertanian, dan pengolahan limbah pabrik.
- Emisi akibat deforestasi, perubahan penggunaan lahan, dan kerusakan ekosistem.
- Emisi dari kegiatan industri, produksi bahan kimia, dan lain-lain.
Itu dia informasi singkat mengenai jejak karbon, mulai dari pengertian, penyebab, hingga contohnya. Semoga bumi kita bisa menjadi sehat kembali. Semoga bermanfaat ya!
Artikel ini ditulis oleh Firmansyah Dwi Ardianto, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sto/apl)