Pengasuh Ponpes di Cilacap Diduga Cabuli Sejumlah Santriwati

Pengasuh Ponpes di Cilacap Diduga Cabuli Sejumlah Santriwati

Anang Firmansyah - detikJateng
Jumat, 20 Sep 2024 15:36 WIB
Ilustrasi Pencabulan Anak. Andhika Akbarayansyah/detikcom.
Ilustrasi pencabulan. Foto: Andhika Akbarayansyah
Cilacap -

Sejumlah santriwati di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap diduga jadi korban pencabulan pengasuhnya. Ironisnya, kejadian ini diduga sudah berlangsung beberapa tahun silam.

Orang tua salah satu korban berinisial MK (48), mengatakan anaknya baru memberanikan diri bercerita, setelah sudah tidak menjadi santri di pondok tersebut. Peristiwa yang dialami anaknya terjadi saat masih kelas 3 SMA.

"Kejadiannya itu waktu anak saya kelas 3 SMA. Sekarang sudah kuliah semester 3. Di pondok itu 3 tahun sejak kelas 1 SMA. Anak saya usia 20 tahun," kata dia kepada wartawan usai membuat laporan di Polresta Cilacap, Jumat (20/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, informasi yang berkembang di masyarakat jumlah korbannya banyak. Hanya saja ia tidak menyangka anaknya turut menjadi korban.

"Informasi dari masyarakat banyak (korban) tapi saya tidak tahu apa anak saya jadi korban. Ternyata waktu pulang (kuliah) kemarin anak saya termasuk di dalamnya ikut jadi korban pelecehan seksual," terangnya.

ADVERTISEMENT

MK menyebut, saat kejadian pelecehan seksual ini, anaknya seperti terhipnotis. Dia menyebut pelakunya salah satu pengasuh di ponpes yang biasa dipanggil Abah.

"Ceritanya di dalam pondok Pak Kiai tersebut, saat kejadian anak saya kaya terhipnotis gitu, tidak sadar dengan dirinya sendiri," jelasnya.

MK menyebut anaknya ini mengaku sudah dicabuli oleh Abah. Hanya saja ia belum bisa memastikan apakah sampai disetubuhi atau tidak.

"Kemarin saya tanya sudah diapain, (menjelaskan tindakan pencabulan) kiai tersebut. Dipeluk juga, sampai-sampai alat kelamin anak saya katanya sakit. Tapi tidak tahu secara benarnya karena tidak sadar," ungkapnya.

Dari informasi yang didapat, pencabulan ini sudah terjadi berulang kali. Lokasi dan waktunya pun berbeda-beda.

"Anak saya pernah dilecehkan waktu di dapur, terus waktu bikin kopi juga, setelah di ruangannya melakukan pelecehannya. Yang jelas anak saya tidak sadar waktu diperlakukan seperti itu kaya dihipnotis. Intinya lebih dari satu kali," ujar dia.

Mendengar informasi tersebut ia merasa tidak terima. Hingga akhirnya ia membuat laporan ke unit PPA Sat Reskrim Polresta Cilacap.

"Saya tidak terima, orang tersebut harus dihukum. Bagaimana pun saya selaku orangtua tidak terima," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kasat Reskrim Polresta Cilacap, Kompol Guntar Arif Setyoko, membenarkan telah menerima informasi dugaan tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) yang terjadi di salah satu ponpes.

"Memang benar bahwa saat ini kami menerima laporan dari beberapa santri dan mantan santriwati yang ada di salah satu pondok pesantren di Cilacap. Laporan itu terkait dengan adanya dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren," katanya.

Hingga saat ini sudah ada lima santri yang diduga menjadi korban. Namun kasus ini masih dalam penyelidikan karena ada kemungkinan jumlah korban bertambah.

"Sampai saat ini yang datang melapor ada lima. Setelah menerima laporan kami lakukan pemeriksaan untuk kita dalami, apakah dari beberapa pelapor ada kemungkinan korban lain," ujarnya.

"Karena ini ada di lingkungan pondok pesantren yang jumlah santriwatinya lumayan banyak. Dari keterangan pelapor kemungkinan ada korban lain. Pelaku salah satu pengasuh di pondok pesantren," pungkasnya.




(apl/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads