Direktur Layanan Operasional RSUP dr Kariadi Semarang, Mahabara Yang Putra atau dokter Abba mengakui bahwa pihaknya ikut bertanggung jawab atas kasus perundungan di PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Undip. Dia menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan bakal lebih mengevaluasi program PPDS.
Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers bersama dengan Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko dan Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago di aula FK Undip, Tembalang, Semarang pada Jumat (13/9/2024).
Dokter Abba menyampaikan bahwa pihaknya melakukan kealpaan dalam kasus perundungan PPDS. Pihaknya menyatakan bertanggung jawab dan meminta maaf kepada publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permintaan Maaf RSUP dr Kariadi
Berikut isi permintaan maaf dokter Abba secara lengkap:
Selamat siang, Assalamuallaikum Warrahmatullah Wabarakatu,
Yang terhormat Bu Irma Komisi IX DPR RI, yang terhormat Bapak Dekan, dan beserta pejabat Universitas Diponegoro, dan rekan-rekan pendidik, dan praktisi kesehatan dan pendidikan.
Saya dokter Abba dari Direktorat Layanan Operasional RS Kariadi mengucapkan yang oertama turut berbelasungkawa sebesar-besarnya kepada keluarga dokter Risma, seperti kita ketahui menjadi trend info pada waktu itu.
Dan sebagai bagian dari Kementerian Kesehatan RS Kariadi menjadi wahana pendidikan dokter spesialis sesuai dengan instruksi Menteri Kesehatan nomor 1512 tahun 2023 mengenai pencegahan bullying di situ juga tertera bentuk-bentuk retensi bullying, kami sebagai wahanan rumah sakit pendidikan tidak lepas dari kekurangan dan kealpaan ketika terjadi perundungan. Kami mengatakan bahwa turut bertanggung jawab dalam proses pendidikan dokter spesialis tersebut.
Oleh karenanya kepada khalayak umum masyarakat Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, dan juga segenap masyarakat yang menjalani dan menikmati pendidikan dan layanan kesehatan kiranya hal ini bisa menjadi momentum RS Kariadi sebagai salah satu wahana pendidikan dokter spesialis yang ke depannya menjadi momentum untuk kita bisa bertanggung jawab lebih mengevaluasi dan menjadikan hal ini tonggak sejarah agar kita bisa mencetak generasi-generasi di dalam tenaga kesehatan lebih baik.
Segala kekurangan yang sebelumnya terjadi belum bisa mencapai ekspektasi, kita sebagai wahana rumah sakit pendidikan turut bersimpati dan juga mohon maaf harapannya ke depan menjadi lebih baik.
Seperti yang dikemukakan Bu Irma tadi bahwa Indonesia membutuhkan dokter-dokter spesialis dan sub spesialis yang ke depannya lebih banyak lagi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan maka Kementerian Kesehatanpun juga mendorong kita UPT-UPT-nya rumah sakit Kementerian Kesehatan berupaya lebih menjadi wahana yang lebih qualified dan lebih memberikan pendidikan untuk spesialis dan sub spesialis lebih baik.
(apu/rih)