4 Teori Asal Usul Pancasila Lengkap dengan Penjelasannya

4 Teori Asal Usul Pancasila Lengkap dengan Penjelasannya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Selasa, 10 Sep 2024 12:17 WIB
Ilustrasi hari lahir Pancasila
Ilustrasi Pancasila. Foto: Fuad Hasim/detikcom
Solo -

Pancasila merupakan dasar negara yang terdiri dari lima sila. Kita mengenal 1 Juni sebagai tanggal lahirnya dasar negara tersebut. Namun, apakah detikers memahami sejumlah teori asal usul Pancasila itu sendiri?

Dikutip dari laman resmi Museum Pendidikan Indonesia, sejarah lahirnya Pancasila dimulai setelah kekalahan Jepang pada Perang Pasifik tahun 1945. Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan dan membentuk BPUPKI pada 29 April 1945. Dalam sidang BPUPKI pertama (29 Mei-1 Juni 1945), Soekarno memperkenalkan lima sila sebagai dasar negara pada 1 Juni 1945.

Panitia Sembilan, yang dibentuk BPUPKI, menghasilkan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 yang merumuskan Pancasila, meski ada perdebatan tentang syariat Islam. Akhirnya, pada 18 Agustus 1945, PPKI menyetujui rumusan final dasar negara yang hanya menyebut "Ketuhanan Yang Maha Esa" dan Pancasila resmi menjadi dasar negara Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teori asal usul Pancasila dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu asal usul langsung dan asal usul tidak langsung. Masing-masing memiliki peran penting dalam terbentuknya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Mari simak penjelasan lengkap yang dihimpun dari buku Pendidikan Pancasila oleh Pandji Setijo, Teori Pendidikan Pancasila oleh Arianus Harefa dan Sodialman Daliwu, Pendidikan Kewarganegaraan SMP VIII oleh Hadi Wiyono dan Isworo, serta Implementasi Nilai-nilai Pancasila di Lingkungan Pendidikan oleh Dasikin.

Teori Asal Usul Pancasila Secara Langsung

Asal usul langsung Pancasila berkaitan dengan proses perumusan dan pengesahannya sebagai dasar negara. Asal usul ini terbagi ke dalam empat kausa utama, yaitu:

ADVERTISEMENT

1. Kausa Materialis (Asal Usul Bahan)

Pancasila berasal dari nilai-nilai yang sudah ada dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti adat istiadat, kebudayaan, dan agama. Nilai-nilai ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia dan menjadi dasar bagi pembentukan Pancasila. Kausa materialis menunjukkan bahwa Pancasila adalah bagian dari identitas bangsa Indonesia, digali dari akar budayanya.

2. Kausa Formalis (Asal Usul Bentuk)

Asal usul ini berfokus pada proses perumusan Pancasila, yang disusun dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Para tokoh seperti Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, bersama anggota lainnya, merumuskan Pancasila hingga menjadi dasar negara. Kausa formalis menekankan bagaimana nilai-nilai bangsa Indonesia ini dijadikan rumusan yang resmi.

3. Kausa Efisien (Asal Usul Karya)

Kausa efisien adalah peran Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara yang sah. Melalui pembahasan dalam sidang-sidang PPKI, Pancasila diresmikan dan dijadikan sebagai dasar negara setelah Proklamasi Kemerdekaan. Ini adalah langkah penting yang mengangkat Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar yang sah.

4. Kausa Finalis (Asal Usul Tujuan)

Tujuan utama dari perumusan Pancasila adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara. Pancasila tidak hanya bertindak sebagai panduan dalam penyelenggaraan negara, tetapi juga mencerminkan esensi terdalam dari filsafat bangsa Indonesia. Tujuan ini memberi Pancasila peran fundamental dalam membangun identitas dan nilai bangsa Indonesia.

Asal Usul Tidak Langsung Pancasila

Asal usul tidak langsung Pancasila berkaitan dengan nilai-nilai yang telah lama ada dalam kehidupan masyarakat nusantara sebelum Pancasila dirumuskan secara resmi. Nilai-nilai seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan sudah menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia dalam bentuk adat istiadat, budaya, dan agama. Unsur-unsur ini menjadi fondasi yang mendukung terbentuknya Pancasila sebagai dasar negara.

Menurut Yudi Latif, Pancasila merupakan warisan jenius nusantara yang mencerminkan kesatuan unsur laut dan tanah. Unsur tersebut menggambarkan kemampuan bangsa Indonesia untuk menerima, menyesuaikan, dan menumbuhkan berbagai budaya dan ideologi yang masuk. Dalam hal ini, Pancasila dapat berkembang dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai sosial dan budaya setempat, sehingga bersifat inklusif dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, asal usul tidak langsung Pancasila menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila telah ada dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia jauh sebelum diresmikan. Hal ini membuat Pancasila menjadi pilihan yang orisinal dan sesuai dengan kondisi objektif bangsa.

Demikian penjelasan lengkap mengenai teori asal usul Pancasila. Semoga dapat memberikan manfaat!




(par/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads