5 Fakta Mahasiswi Unsoed Diduga Jadi Korban Perdagangan Orang-Diperkosa

Round-up

5 Fakta Mahasiswi Unsoed Diduga Jadi Korban Perdagangan Orang-Diperkosa

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 10 Sep 2024 07:00 WIB
Poster
Ilustrasi mahasiswi Unsoed jadi korban perdagangan orang. Foto: Edi Wahyono
Banyumas -

Sebanyak empat mahasiswi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Banyumas, diduga menjadi korban perdagangan orang. Para mahasiswi itu bersaksi menjadi korban kekerasan seksual, bahkan ada yang menjadi korban pemerkosaan.

Ada Laporan

Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsoed, Tri Wuryaningsih, mengatakan kasus ini terkuak karena adanya laporan dari sejumlah mahasiswi yang mengadu ke dirinya.

"Sudah ada empat korban yang kami mintai keterangan, semuanya wanita dan cantik-cantik," kata Triwur kepada detikJateng, Senin (9/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut ada satu korban yang sampai diperkosa. Dalam kasus ini pihaknya sudah berkonsultasi dengan kepolisian.

"Ada yang sudah sampai menjadi korban. Itu perkosaan, sementara ini masih satu orang. Kita sudah berkoordinasi dengan kepolisian, sudah konsultasi," terangnya.

ADVERTISEMENT

Cari Bintang Iklan

Triwur menceritakan, kasus ini bermula saat adanya seorang pria yang masuk ke lingkungan Unsoed dan mengaku sebagai pencari bakat. Pria ini kemudian sudah mengincar beberapa mahasiswi untuk ditawari sebagai bintang iklan.

"Nah orang ini, masuk ke fakultas-fakultas termasuk ke FEB, FK, jadi kemudian siangnya ditemuin, terus ditawarin 'kamu mau ga'? (Jadi bintang iklan), ada yang kemudian tidak bersedia tapi dikejar-kejar terus siangnya nemuin terus malamnya di chat menggunakan WA. Terus ditawarin, pokoknya kalau bisa, besok interview," ucapnya.

Dari kejadian ini, para mahasiswi merasa takut dan memblokir nomor tersebut. Namun, ada seorang mahasiswa Fakultas Hukum berinisial MRA yang diduga juga turut terlibat menghubungi para korban.

"Ada yang kemudian ketakutan terus diblokir tapi nanti dia menggunakan nomor asing lagi. Terus ada yang kemudian setelah diblokir ada yang viral itu masuk, MRA ikut meyakinkan 'kamu kemarin di-chat sama om ini ya? Itu beneran kok om saya, itu memang lagi nyari talent untuk iklan, itu beneran'. Jadi MRA memang mencoba meyakinkan calon-calon korbannya," jelasnya.

Diduga Cucu Pejabat

Meski begitu, Tri masih belum mendalami sejauh apa keterlibatan MRA dalam kasus dugaan perdagangan orang ini. Pihaknya masih meminta keterangan dari korban.

"Tapi memang saya belum memanggil pihak MRA ini, kami masih kemarin pendalaman dari teman-teman mahasiswi yang menjadi korban. Kami masih meminta keterangan dan klarifikasi kronologinya seperti apa," ungkap dia.

Tri juga mengatakan bahwa MRA merupakan cucu dari seorang pejabat di salah satu kabupaten.

"Nggih (cucu pejabat publik). (Tapi) saya belum mengkonfirmasi," kata Tri.

Sebut Rumah Produksi-Nama Artis

Tri juga mengatakan pelaku mengaku dari sebuah rumah produksi terkenal. Bahkan, ia menyebut salah satu artis.

"Intinya memang ada pihak luar yang mengatasnamakan orang dari (menyebut rumah produksi). Dia (mengaku) kenal (menyebut nama produser besar), lalu yang menerbitkan (menyebut artis ternama) dan sebagainya. Intinya mencari talent bintang iklan (menyebut salah satu merek)," ujar Tri.

Polisi Selidiki

Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Andryansyah Rithas Hasibuan, menjelaskan saat ini kasus tersebut sudah dalam tahap penyelidikan. Namun dia menyebut kasus ini belum sampai ke tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

"Saya belum sampai ke perdagangan. Ada memang pengaduan penipuan dengan diiming-imingi jadi bintang iklan. Korbannya memang mahasiswi. Jadi dia diiming-imingi kalau mau jadi artis harus berhubungan dengan pelaku. Ketemuannya di hotel. Cuma si korban waktu diperiksa belum sampai ke sana (persetubuhan) karena yang diperiksa ini sakit, masih trauma healing," kata Andryansyah, Senin (9/9).




(cln/apu)


Hide Ads