Tata Cara Sholat Sunah Mutlak Saat Rebo Wekasan dengan Niat-Doa Tolak Bala

Tata Cara Sholat Sunah Mutlak Saat Rebo Wekasan dengan Niat-Doa Tolak Bala

Nur Umar Akashi - detikJateng
Rabu, 04 Sep 2024 10:48 WIB
Ilustrasi orang sedang sujud saat sholat
Ilustrasi sholat sunah mutlak saat Rebo Wekasan. (Foto: Unsplash/afiq fatah)
Solo -

Di Nusantara, terkhusus Jawa, dikenal adanya tradisi Rebo Wekasan alias Rabu terakhir Safar. Sebagian orang ada yang mengerjakan sholat sunah mutlak saat Rebo Wekasan. Bagaimana tata cara sholat sunah mutlak saat Rebo Wekasan?

Dikutip dari laman NU Jawa Tengah, KH Maimoen Zubair pernah menjelaskan penamaan Rebo Wekasan berkaitan dengan proses penciptaan bumi. Beliau menerangkan bahwa Allah SWT menciptakan bumi selama empat hari, yakni Ahad, Senin, Selasa, dan Rabu.

Nah, hal inilah yang kemudian menyebabkan hari Rabu tersebut disebut Rebo Wekasan (wekasan berarti akhir). KH Maimoen juga pernah menerangkan bahwa dinamakan Rebo Wekasan karena terjadi pada bulan Safar. Safar dalam bahasa Arab berarti kuning yang kemudian bisa diartikan sebagai sesuatu yang pucat alias kosong.

"Dinamakan Rebo Wekasan karena bulan Safar, Safar itu (artinya) kuning, setiap yang kuning itu artinya pucat menurut orang Arab, jadi seakan-akan bulan yang kosong itu bulan Safar, seakan-akan Allah SWT menciptakan bumi itu pada bulan Safar. Kalau ingat kejadian penciptaan dikembalikan kepada Allah SWT maka akan selamat dari bahaya dan bala," ucap KH Maimoen Zubair.

Di bawah ini tata cara lengkap sholat sunah mutlak saat Rebo Wekasan, mencakup niat, waktu pelaksanaan, dan doa tolak balanya.

Hukum Sholat Rebo Wekasan

Bagaimana hukum sholat Rebo Wekasan? Dikutip dari laman resmi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, konon, asal-muasal sholat ini adalah anjuran dari seorang waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf. Ia kemudian menyarankan umat Islam untuk sholat agar terhindar dari bala yang menurutnya akan diturunkan Allah SWT pada Rabu terakhir Safar.

Dalam Islam, kepercayaan semacam ini disebut tathayyur atau adanya perasaan sial karena sesuatu. Kepercayaan ini kemudian membuat seseorang berusaha untuk menangkalnya, semisal dengan cara mengerjakan amalan-amalan.

Hal ini jelas bertentangan dengan hadits-hadits termasyhur. Misalnya, dalam Musnad Ahmad dan Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلاَثًا وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ

Artinya: "Abdullah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Merasa sial karena sesuatu itu syirik 3x, dan tidak seorang pun diantara kita melainkan (satu saat ada perasaan seperti itu), tetapi Allah akan menghilangkannya dengan tawakal.'"

Juga hadits lain yang berbunyi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا هَامَةَ وَلَا نَوْءَ وَلَا صَفَرَ- وَلاَ غَوْلَ

Artinya: "Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Tidak ada penularan penyakit, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan karena bintang, tidak ada kesialan kerana bulan Shafar dan tidak ada kesialan karena makhluk halus.'" (HR Ahmad dan Muslim)

Disadur dari NU Online, Ustadz Mubassyarum Bih juga menjelaskan bahwa tidak ada nash sharih tentang anjuran sholat Rebo Wekasan. Oleh karena itu, jika sholat ini diniati memang karena Rebo Wekasan, hukumnya menjadi tidak sah dan haram.

Hal senada juga disampaikan oleh Hadratussyekh KH Hasim Asy'ari:

"Tidak boleh berfatwa, mengajak dan melakukan shalat Rebo Wekasan dan shalat hadiah yang disebutkan dalam pertanyaan, karena dua shalat tersebut tidak ada dasarnya dalam syariat. Tendensinya adalah bahwa kitab-kitab yang bisa dibuat pijakan tidak menyebutkannya, seperti kitab al-Taqrib, al-Minhaj al-Qawim, Fath al-Mu'in, al-Tahrir dan kitab seatasnya seperti al-Nihayah, al-Muhadzab dan Ihya' Ulum al-Din. Semua kitab-kitab tersebut tidak ada yang menyebutkannya. Bagi siapapun tidak boleh berdalih kebolehan melakukan kedua shalat tersebut dengan hadits shahih bahwa Nabi bersabda, shalat adalah sebaik-baiknya tempat, perbanyaklah atau sedikitkanlah, karena sesungguhnya hadits tersebut hanya mengarah kepada shalat-shalat yang disyariatkan."

Namun, ada juga yang memperbolehkan, misalnya, Syaikh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki. Beliau membolehkannyadengan syarat diniati sebagai sholat sunnah mutlak, bukan sholat Rebo Wekasan. Disadur dari NU Lampung, sang syaikh berkata:

"Aku berpendapat, termasuk yang diharamkan adalah sholat Safar (Rebo Wekasan), maka barang siapa menghendaki sholat di waktu-waktu terlarang tersebut, maka hendaknya diniati sholat sunnah mutlak dengan sendirian tanpa bilangan rakaat tertentu. Sholat sunnah mutlak adalah sholat yang tidak dibatasi dengan waktu dan sebab tertentu dan tidak ada batas rakaatnya."

Wallahu a'lam bish-shawab.

Niat Sholat Rebo Wekasan

Bagi detikers yang tetap ingin mengerjakan sholat saat Rebo Wekasan, bisa diniatkan sebagai sholat sunnah mutlak. Bunyinya adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushalli sunnatan rak'ataini lillahi ta'ala

Artinya: "Saya niat sholat sunnah dua rakaat karena Allah ta'ala."

Tata Cara dan Jam Sholat Rebo Wekasan

Berdasar informasi dari detikHikmah, sholat sunnah mutlak yang dilakukan pada Rebo Wekasan ini dapat dikerjakan dalam dua waktu, yakni pagi atau setelah maghrib. Hal ini diungkapkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, KH Muhammad Djamaluddin Ahmad:

"Sholatnya bisa di pagi (dhuha) atau habis sholat Maghrib," terangnya saat pengajian rutinan Al-Hikam, Senin (5/11/2018).

Adapun tata cara lengkapnya adalah sebagai berikut:

  1. Niat.
  2. Membaca Al-Fatihah. Dilanjutkan membaca Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, serta Al-Falaq dan An-Nas masing-masing 1 kali setiap rakaat.
  3. Sholat dengan tata cara biasa sebanyak dua rakaat.
  4. Usai salam, membaca doa.
  5. Sholat sunnah mutlak dua rakaat ini dilakukan dua kali.

Doa Tolak Bala Rebo Wekasan

Perlu dicatat bahwa doa-doa di bawah ini tidak serta-merta dikhususkan untuk Rebo Wekasan saja, melainkan juga boleh dibaca pada hari-hari selainnya. Berikut beberapa doa tolak bala yang bisa dilafalkan.

Doa Tolak Bala #1

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَا وَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

Arab Latin: Allȃhummaftah lanȃ abwȃbal khair, wa abwȃbal barakah, wa abwȃban ni'mah, wa abwȃbar rizqi, wa abwȃbal quwwah, wa abwȃbas shihhah, wa abwȃbas salȃmah, wa abwȃbal 'ȃfiyah, wa abwȃbal jannah. Allȃhumma 'ȃfinȃ min kulli balȃ'id dunyȃ wa 'adzȃbil ȃkhirah, washrif 'annȃ bi haqqil Qur'ȃnil 'azhȋm wa nabiyyikal karȋm syarrad dunyȃ wa 'adzȃbal ȃkhirah. Ghafarallȃhu lanȃ wa lahum bi rahmatika yȃ arhamar rȃhimȋn. Subhȃna rabbika rabbil 'izzati 'an mȃ yashifūn, wa salȃmun 'alal mursalȋn, walhamdulillȃhi rabbil 'ȃlamȋn.

Artinya: "Ya Allah, bukalah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga. Ya Allah, jauhkan kami dari semua ujian dunia dan siksa akhirat. Palingkan kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al-Qur'an yang agung dan derajat nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai Zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam."

Doa Tolak Bala #2

Diambil dari buku Kumpulan Doa dalam Al-Quran dan Hadits karya Syaikh Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qahthani, untuk menolak firasat buruk atau sial, seorang muslim dapat membaca:

اللَّهُمَّ لاَ طَيْرَ إِلا طَيْرُكَ ، وَلَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

Arab Latin: Allahumma laa thaira illa thairuk, wa laa khaira illa khairuk, wa laa ilaha ghairuk.

Artinya: "Ya Allah! Tidak ada kesialan kecuali kesialan yang Engkau tentukan, dan tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu, serta tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau." (HR Ahmad 2/220 dan Ibnu Sunni 292)

Doa Tolak Bala #3

Disadur dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit oleh H Hamdan Hamedan, MA, bacaan doa tolak bala yang bisa dipanjatkan berikutnya adalah:

اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

Arab Latin: Allaahummadfa' 'annal ghalaa-a, wal balaa-a, wal wabaa-a, wal fahsyaa-a, wal munkara, was-suyuufal mukhtalifata, wasy-syadaa-ida, wal mihana maa zhahara minhaa, wa maa baathana min baladinaa haadzaaa khaassatan, wa min buldaanil muslimiina 'aammatan. Innaka 'alaa kulli syai'in qadiir.

Artinya: "Ya Allah, hindarkanlah kami dari malapetaka, bala dan bencana, kekejian dan kemungkaran, sengketa yang beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan tersembunyi dalam negara kami khususnya, dan dalam negara kaum muslimin umumnya. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu."

Demikian penjelasan lengkap mengenai tata cara sholat Rebo Wekasan lengkap dengan hukum, niat, waktu, dan doanya. Semoga bermanfaat.




(sto/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads