Permukiman di RT 2 RW 7 Dukuh Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, bagaikan kampung mati. Rumah-rumah di RT tersebut sudah kosong ditinggal penghuninya.
Rumah di RT tersebut memang sudah tidak layak untuk dihuni. Sebab, abrasi membuat sebagian tinggi rumah sudah terendam laut.
Sebenarnya, ada sekitar 5 RT yang mengalami nasib serupa. Sebagian dari mereka juga telah pindah. Namun, ada sebagian warga di RT lain masih bertahan dengan meninggikan lantai rumah. Hanya permukiman di RT 2 RW 7 yang benar-benar kosong tak berpenghuni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian bangunan kini sudah lapuk dan mulai hancur tak kuat menahan gempuran air laut yang membuat korosi. Cerita-cerita horor mulai beredar di tengah warga.
"Kalau yang kampung horor RT 2 RW 7, mau menuju ke musala itu sudah kampung horor," kata salah satu tokoh masyarakat setempat, Shobirin saat ditemui, Kamis (22/7/2024).
Dia menyebut dulunya RT itu dihuni oleh puluhan keluarga. Kini, sekitar 20 rumah yang ada di RT itu kosong tanpa penghuni.
Sobirin menyebut warga yang masih bertahan di kampung tersebut sering menemukan hal-hal yang di luar nalar. Dia banyak mendapat cerita dari tetangganya.
"Itu kadang-kadang ada orang njagong, orang ngobrol gitu, kadang-kadang ada lampu menyala dan ada orangnya, padahal itu tidak ada orang di rumahnya," ujar Shobirin.
"Kadang-kadang ada entah nenek rambutnya panjang, ngawe-ngawe (melambaikan tangan), dan sebagainya," imbuhnya.
![]() |
Hal itu membuat warga akhirnya memilih memasang lampu di sekitar kampung mati itu. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kesan angkernya.
Sementara itu warga lain, Arilia Sari (23), masih bertahan di rumahnya yang berada di RT 3 RW 7. Dia membagikan beberapa cerita seram yang pernah terjadi.
Dia sendiri sebenarnya tidak pernah melihat penampakan-penampakan yang menakutkan. Namun, beberapa kejadian aneh dialaminya.
"Saya sudah delapan tahun di sini. Kalau saya sendiri nggak pernah lihat (penampakan), cuman dengar-dengar kayak orang bersihin air gitu. Iya, sering (dengar) itu di rumah sebelah. Harum bau masakan itu sering banget, iya padahal kosong (rumahnya)," ujarnya.
Beruntung, warga cukup kompak dan saling menguatkan sehingga mereka tetap bisa tinggal dengan nyaman di tempat itu meski dihantui cerita-cerita seram.
"Kalau saya sendiri nggak takut, padahal dari sini juga deket makam. Di sini itu nyaman, semua orang itu pada, kerukunannya itu kompak banget, saya akui, jempol lah," imbuhnya.
(ahr/cln)