Gunung Merapi Masih Siaga, Begini Upaya BPBD Klaten dan Masyarakat KRB 3

Gunung Merapi Masih Siaga, Begini Upaya BPBD Klaten dan Masyarakat KRB 3

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 21 Agu 2024 19:43 WIB
Gunung Merapi
Foto: dok. Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Klaten -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Masyarakat di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III pun memiliki upaya-upaya dalam menghadapi status siaga Merapi ini.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkapkan rangkuman aktivitas Gunung Merapi per Selasa (20/8/2024) telah terjadi 133 kali guguran dengan jarak luncur 1.900 meter ke arah barat daya, hulu Kali Bebeng.

Dalam upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten untuk memastikan masyarakat tetap siaga, BPBD Klaten telah menggelar sarasehan kepada masyarakat di lereng Gunung Merapi. Hal ini diungkapkan Kepala BPBD Klaten Syahruna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita arahkan semua posisi Gunung Merapi seperti ini dan posisi dari BTKG seperti ini. Ini kami sampaikan semua ke masyarakat," kata Syahruna saat dihubungi wartawan Kamis (15/8/2024).

Sarasehan digelar selama tiga hari mulai Rabu hingga Jumat, 7-9 Agustus 2024, di Desa Tegalmulyo, Desa Balerante, serta Desa Sidorejo yang ketiganya berada di Kecamatan Kemalang.

ADVERTISEMENT

Selain dilaksanakan diskusi terkait perkembangan kondisi Gunung Merapi, pada sarasehan itu BPBD Klaten juga memperbarui data jumlah masyarakat di wilayah KRB III agar seluruh warga terdata apabila suatu saat terjadi erupsi dan harus mengungsi.

"Karena peningkatan kesiapsiagaan Merapi ini dibutuhkan, termasuk untuk pos ronda harus dihidupkan," sambungnya.

Sarasehan tersebut pun diikuti para perangkat desa, Camat Kemalang, tokoh masyarakat, dan relawan. Relawan Desa Sidorejo, Jinarto mengatakan dalam sarasehan itu masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan.

"(Imbauannya) masyarakat harus selalu waspada menyikapi aktivitas Merapi yang intensitasnya tinggi, statusnya masih siaga atau level III," jelas Jinarto.

Menurutnya, sarasehan itu pun penting untuk mengingatkan masyarakat setempat agar terus waspada dengan aktivitas Gunung Merapi. Sebab, dikhawatirkan masyarakat mulai terlena sebab status siaga ini sudah ditetapkan hampir 4 tahun, sejak 5 November 2020.

Lebih lanjut ia menjelaskan, masyarakat setempat pun telah menghidupkan kegiatan ronda di wilayah lereng Gunung Merapi serta membuat poster berisi edukasi terkait upaya mitigasi.

Upaya-upaya yang dilakukan pun sudah cukup membuat masyarakat awas terhadap aktivitas Gunung Merapi. Salah satu warga Desa Sidorejo, Yono (36) mengatakan masyarakat setempat pun telah melakukan upaya mitigasi dengan menyiapkan tas siaga bencana hingga menyimpan arsip yang dimiliki lewat Program Titip Bandaku Dispersip Klaten.

"Masyarakat sini sudah ada tas siaga bencana isinya seperti sabun dan lainnya. Kita juga menyimpan arsip-arsip, tahun ini sudah dilakukan juga program Titip Bandaku," terangnya.

"Itu programnya bagus. Karena kalau dari pengalaman, sebelum ada Titip Bandaku itu pas ada erupsi, aset-aset itu kadang ada yang sudah hilang," jelasnya.

Selain itu, petani cabai itu mengaku masyarakat setempat sudah hidup bertahun-tahun berdampingan dengan Gunung Merapi. Sehingga sudah mulai mengerti aktivitas Gunung Merapi selama ini.

"Hidup kita di depan Merapi, di depan ancaman itu sudah biasa. Kami sudah tidak takut beraktivitas karena sudah tahu mana yang aman, mana yang bahaya. Karena sudah hidup berdampingan dengan Merapi," tuturnya.




(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads