Satu unit rumah di Pucakwangi, Pati, dirobohkan oleh seorang tenaga kerja wanita, usai ditinggal nikah kekasihnya. TKW itu memutuskan membongkar rumah sebagai kompensasi karena dirinya yang membiayai pembangunan rumah yang rencananya akan ditinggali bersama sang kekasih itu.
Pantauan detikJateng di lokasi, Senin (19/8), kondisi rumah di Pati ini menyisakan puing-puing. Dinding tembok masih berdiri sebagian namun beberapa sudah bolong. Atap rumah juga sudah tidak ada.
Perabotan rumah tangga pun sudah tidak tampak. Tinggal ada lemari di bagian luar, itu pun tampak terbiarkan. Pemilik rumah juga tidak ada di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu tetangga berinisial R, mengatakan semenjak dibongkar sepekan lalu, rumah tersebut dibiarkan saja. Rumah itu sebelumnya ditinggali seorang pria bersama istrinya sahnya. Namun ternyata TKW yang mengaku telah mentrasfer uang ke pria itu meminta agar uangnya dikembalikan setelah batal dinikahi.
"Semenjak dibongkar seminggu ini yang menempati tidak ada ke sini," kata R saat berbincang dengan detikJateng di lokasi, Senin (19/8/2024).
Menurut R, pria itu dikenal kurang bersosialisasi. Pria itu cenderung pendiam dan jarang ketemu dengan tetangga sekitar.
"Orangnya jarang sosialisasi, ketemu tetangga juga jarang," ujarnya.
Sementara, Kepala Desa setempat, Nur Khamim mempersilakan awak media untuk meliput lokasi rumah yang dibongkar. Menurutnya, pria yang bersangkutan sekarang telah pindah bersama istri sahnya.
"Sekarang sudah pindah sama istrinya, sebenarnya kasihan ya karena tidak punya rumah," ujarnya.
Sepakat Bongkar Rumah
Diberitakan sebelumnya, seorang TKW membongkar rumah di Pucakwangi Pati karena batal dinikahi laki-laki yang dipacari selama ini. Justru laki-laki itu diketahui menikah dengan wanita lain secara resmi.
Padahal TKW tersebut selama dia bekerja mengirimi uang kepada pria itu untuk membangun rumah. Rencananya rumah itu akan ditinggali bersama. Total yang dikirim mencapai Rp 250 juta.
Namun belakangan si wanita kecewa karena begitu janji dinikahi ditagih ternyata si pria telah menikah dengan wanita lain. Sontak wanita itu meminta uang yang selama ini dikirim kepada pria tersebut.
Awalnya wanita meminta uang Rp 200 juta, namun pria tidak sanggup. Lalu wanita minta Rp 100 juta, lagi-lagi prianya tidak sangggup.
Lantas mereka sepakat jika rumah itu dirobohkan saja. Mereka kedua sepakat untuk merobohkan rumah tersebut. Kesepakatan keduanya pun telah diketahui oleh pihak pemerintah desa.
(aku/ams)











































