Ada yang menarik dari salah satu halte Bus Solo Trans (BST) di gelaran Car Free Day (CFD) pagi ini. Tampak orang-orang dari berbagai usia asyik menonton penampilan Rock in Halte yang membawakan lagu-lagu rock lawas.
Pantauan detikJateng di Halte Nonongan, Jalan Slamet Riyadi, Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo Minggu (18/8), halte satu itu tampak padat pengunjung sejak pagi. Mereka tengah menikmati lagu-lagu classic rock yang dinyanyikan Band No Name.
Halte Nonongan disulap menjadi panggung hiburan mereka. Tampak bendera Merah Putih dikibarkan dan banner merah putih bertuliskan 'Rock in Halte' dibentangkan sebagai tajuk panggung hiburan pagi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rock in Halte ini pun berhasil menyedot perhatian para pengunjung CFD, khususnya para pengunjung yang telah memasuki usia senja. Salah satunya pengunjung CFD asal Kauman, Taufik (45) yang ikut asyik melantunkan Lagu Livin' On A Prayer milik Bon Jovi yang dibawakan Band No Name.
"Asyik banget, saya memang jarang ke CFD, terus hari ini bersepeda sama istri, ternyata ada konser gratis musik rock," kata Taufik kepada detikJateng di Halte Nonongan, Minggu (18/8/2024).
Menurutnya, Rock in Halte ini bisa menjadi hiburan murah sekaligus ajang bernostalgia para penggemar musik rock lawas. Sebab, selain dibawakan oleh para personel yang sudah cukup berumur, Rock in Halte juga membawakan lagu-lagu yang dirilis pada tahun 1970-2000.
"Kayak lagu-lagunya Bon Jovi ini, ada Scorpion juga, menariklah buat orang-orang angkatan saya buat nostalgia. Ikut nyanyi-nyanyi lagu yang kita hafal," jelasnya.
Hal senada dikatakan Trisna Yuana (66). Pria berambut putih panjang yang tampak necis dengan kaos hitam dan jinsnya itu mengatakan sengaja hadir untuk menikmati sekaligus mendukung No Name dalam gelaran Rock in Halte.
![]() |
"Saya mendukung sekali Rock in Halte ini, bisa jadi nostalgia musik rock, khususnya lagu classic rock. Saya support semua kegiatan musik di Solo," tuturnya saat ditemui detikJateng.
Penggemar Emerson, Lake & Palmer itu mengaku masih aktif menghadiri konser musik rock yang digelar di Jawa Tengah dan Jogja. Mulai dari Solo, Magelang, Jogja, Pati Kebumen, hingga Purwokerto.
"Biasanya (band yang manggung) menyanyikan lagu cover, tapi yang nge-jam terserah nanti membawakan lagu apa saja, penonton juga bisa request," ungkapnya.
Ia berharap, musik rock bisa kembali bangkit dan dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah, khususnya Pemkot Solo juga diharapkan mampu memberi perhatian lebih bagi eksistensi musik rock di Solo.
Sementara itu vokalis No Name, Lilik Lintas Jaman (50) mengatakan Rock in Halte sudah sekitar 8 kali dihadirkan dalam CFD Solo. Selain bertujuan menghibur masyarakat, Rock in Solo juga menjadi upaya pelestarian musik rock yang dirasa sudah semakin tenggelam digerus musik pop Indonesia dan Barat.
"Kita teman-teman musisi bergabung membawakan lagu bergenre musik rock, temanya Rock in Halte, untuk membangkitkan gairah musik rock lagi. Karena bisa dibilang musik rock hampir tenggelam, kalau bukan kita yang nguri-uri, siapa lagi," sambungnya.
"Karena kita ber-genre rock, berbau classic rock, otomatis kalau dari hitungan massa kita membawa lagu jadul paling muda itu paling era 2000-an. Jadi lagu-lagunya rilis tahun 60, 70,-an," sambungnya.
Bersama empat personel inti band, Trisna mendapat dukungan warga Keprabon, untuk tampil tampil di kawasan tersebut. Selain di CFD, para musisi itu juga sering tampil di Solo is Solo serta Solo Night Market.
"Kita sama-sama menghibur, sama-sama bernostalgia dengan masyarakat, terutama yang hadir di CFD Solo," jelasnya.
Ia berharap, eksistensi musik rock di Solo bisa kembali bangkit dan terus lestari seiring berkembangnya zaman. Pria berambut panjang yang tampak necis dengan kaos bertuliskan 'Solo Rock City' itu pun mengajak seluruh masyarakat Kota Solo untuk ikut memeriahkan panggung Rock in Halte yang hadir setiap Minggu pagi di Halte Nonongan.
(apu/apu)