Ketika menyaksikan atlet olimpiade naik ke atas podium dan merengkuh medali, detikers mungkin akan melihat mereka menggigit benda tersebut saat berfoto. Di balik kebiasaan ikonik itu, tersimpan alasan yang menarik untuk ditelaah.
Dirangkum dari Britannica, sejarah olimpiade bermula di Yunani sekitar 3.000 tahun yang lalu. Pada akhir abad ke-6 SM, setidaknya empat festival olahraga Yunani telah ada. Keempatnya adalah Olimpiade, Pythian Games, Nemean Games, dan Isthmian Games.
Dari keempat ajang tersebut, Olimpiade yang digelar di Olympia merupakan jawara dari segi keterkenalan. Setelah melalui sejumlah perubahan, Olimpiade modern pertama digelar di Athena pada 1896. Olimpiade tersebut dibuka oleh Raja Yunani pada minggu pertama April 1896.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirujuk dari laman Time, pemberian medali sebagai hadiah baru dilakukan dalam Olimpiade modern pertama 1986. Sebelumnya, Bangsa Yunani Kuno memilih memberikan karangan bunga zaitun kepada para pemenang.
Lalu, apakah pada 1986 tersebut, para atlet sudah memulai tradisi gigit medali? Simak penjelasan lengkapnya dalam uraian di bawah ini.
Alasan Atlet Olimpiade Menggigit Medali
Dalam situs resmi Olimpiade, dijelaskan bahwasanya alasan para pemenang menggigit medalinya adalah karena permintaan fotografer! Pasalnya, foto gigit medali dianggap sesuai untuk ditampilkan di halaman depan surat kabar.
David Wallechinsky, Presiden International Society of Olympic Historians, menjelaskan bahwasanya kebiasaan gigit medali ini telah menjadi obsesi bagi para fotografer. Ia sendiri yakin bahwa para atlet tidak mungkin melakukan itu dengan keinginan sendiri.
"Saya pikir mereka melihatnya sebagai foto ikonik, sebagai sesuatu yang mungkin bisa dijual. Saya tidak berpikir itu adalah sesuatu yang mungkin dilakukan oleh para atlet sendiri," terang Wallechinsky.
Sementara itu, para sejarawan Olimpiade yakin bahwasanya tujuan perilaku menggigit medali ini dilakukan untuk menguji asli atau tidaknya logam penyusunnya. Diambil dari laman Today, orang zaman dahulu memang menggigit koin emas untuk memastikan keasliannya.
Ketika emas yang digigit memiliki bekas lekukan tanda gigi, koin emas tersebut dipastikan tersusun dari emas asli. Pasalnya, emas asli lebih lunak dibandingkan koin timah yang dilapisi emas palsu.
"Kita tahu bahwa baru pada tahun 1912 medali emas terbuat dari emas asli dan pada semua Olimpiade berikutnya, medali emas dibuat dari perak dengan lapisan emas untuk menunjukkan bahwa medali tersebut terbuat dari emas," terang Tony Bijkerk, Sekretaris Jenderal International Society of Olympic Historians.
Lebih lanjut, seorang profesor dari Temple University, Frank Farley, memiliki pendapat berbeda. Ia beranggapan bahwa alasan menggigit medali dilakukan para pemenang adalah sebagai bentuk hubungan emosional si atlet dengan prestasinya. Sebab, sama seperti sidik jari, gigitan gigi adalah tanda otentik.
"Itu (menggigit medali) membuat medalimu menjadi milikmu. Itu adalah hubungan emosional dengan prestasimu," tegas Farley dikutip detikJateng Jumat, (9/8/2024).
Benarkah Menggigit Emas Bisa Memastikan Keasliannya?
Diringkas dari America Bullions, menggigit emas murni memang akan meninggalkan bekas gigitan yang kentara. Jika setelah digigit tidak tampak adanya bekas apa pun, emas tersebut dianggap palsu.
Sayangnya, logam lain seperti timah yang dilapisi emas pun juga bisa lunak dan meninggalkan bekas gigitan. Dirujuk dari laman Italic, singkatnya, gigitan manusia tidak bisa dijadikan ukuran kekerasan yang tepat. Sebab, tiap manusia memiliki kekuatan gigitan yang berbeda tergantung usia, kondisi gigi, hingga kekuatan giginya.
Lalu, bagaimana cara cek keaslian emas? Menurut pembahasan dalam laman Forbes, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni:
- Gosokkan emas pada kulit yang berkeringat. Jika kulit yang dikenai berubah warna menjadi hitam, biru, atau hijau, berarti emasnya palsu. Sebaliknya, bila kulit tidak mengalami perubahan apa pun, emasnya asli.
- Tenggelamkan emas ke dalam gelas berisikan air. Apabila tenggelam, berarti emas tersebut asli. Sebab, emas memiliki material padat.
- Teteskan cuka di atas emas dan lihat perubahan warnanya. Bila warnanya berubah, dapat dipastikan bahwasanya emas tersebut palsu.
- Untuk menguji keaslian emas, detikers bisa coba menggosoknya ke permukaan lantai. Jika terdapat tanda sisa, maka emas tersebut asli, sedangkan bila tidak ada bekas, emas tersebut palsu.
Nah, itulah alasan atlet Olimpiade tampak sering terlihat menggigit medali yang diperolehnya dengan susah payah. Semoga menambah wawasan detikers, ya.
(sto/apl)