Apa Itu Eldest Daughter Syndrome? Anak Perempuan Pertama Pasti Relate!

Apa Itu Eldest Daughter Syndrome? Anak Perempuan Pertama Pasti Relate!

Rayza Teguh Prastiyo - detikJateng
Senin, 05 Agu 2024 13:14 WIB
Ilustrasi sakit kepala atau pusing atau stres
Ilustrasi eldest daughter syndrome yang dialami anak perempuan pertama. Foto: Getty Images/iStockphoto/David Gyung
Solo -

Istilah eldest daughter syndrome belakangan tengah ramai di media sosial seperti TikTok dan X. Beberapa dari pengguna aplikasi tersebut berbagi kisah tentang dirinya yang mengalami eldest daughter syndrome sehingga membuat sebagian orang penasaran. Apa itu eldest daughter syndrom?

Eldest daughter syndrome ini kerap kali dialami oleh anak sulung atau anak pertama perempuan. Seperti maknanya, 'eldest daughter syndrome' dalam bahasa Indonesia memiliki arti 'sindrom anak perempuan pertama'.

Diketahui, banyak anak sulung terutama perempuan memiliki tanggung jawab atau beban yang lebih banyak dibandingkan dengan anak lainnya. Hal tersebut bisa jadi karena faktor didikan orang tua yang memiliki ekspektasi terhadap anak pertamanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi detikers yang sedang mencari tahu apa itu sebenarnya eldest daughter syndrome perlu menyimak paparan yang telah detikJateng rangkum secara lengkap berikut ini.

Memahami Apa Itu Eldest Daughter Syndrome

Dikutip dari laman Health, Kati Morton, seorang terapis dan penulis tentang pernikahan serta keluarga, menjelaskan bahwa eldest daughter syndrome ini bukanlah diagnosis kesehatan mental yang resmi, melainkan cara menggambarkan tekanan dan tanggung jawab yang diberikan kepada anak sulung perempuan dalam sebuah keluarga.

ADVERTISEMENT

"Anak perempuan sulung mungkin merasa dibebani tanggung jawab atas lebih banyak pekerjaan rumah tangga dan dituntut untuk memenuhi standar yang lebih tinggi daripada saudara kandungnya" ucap Morton.

Lebih lanjut, ia menambahkan banyak anak perempuan pertama bercerita kepada Morton, bahwa mereka merasa seperti orang tua ketiga karena bertanggung jawab atas pengelolaan emosi seluruh keluarganya.

Kemudian, dirangkum dari laman Very Well Mind, eldest daughter syndrome merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengalaman rumit menjadi anak perempuan pertama di dalam sebuah keluarga.

Dengan demikian, eldest daughter syndrome ini merupakan gambaran psikologis atau emosional yang dialami oleh anak perempuan pertama dengan berbagai tekanan dan tanggung jawab yang harus dihadapi dan diterima.

Penyebab Adanya Eldest Daughter Syndrome

Masih dirangkum dari situs yang sama, anak sulung perempuan seringkali menjadi harapan yang tinggi dalam sebuah keluarga untuk memberikan contoh yang selalu baik kepada saudara lainnya. Tak heran jika mereka dituntut sebagai 'anak dengan standar emas' agar saudara kandung atau adiknya dapat mencontoh dirinya dengan sifat dan sikap yang baik.

Belum lagi sebagian orang tua memberikan tanggung jawabnya kepada anak perempuan pertamanya untuk mengasuh adiknya dengan keadaan yang benar, sehingga anak perempuan sulung ini harus bergelut dengan tanggung jawab yang jauh melampaui usia dan kemampuan sesuai dengan perkembangan mereka.

Banyak anak perempuan pertama yang merasa dirinya menjadi penjahat atau kambing hitam dalam keluarganya. Hal tersebut akibat dari sifat dirinya yang seolah-olah menjadi kakak jahat dengan selalu memberikan tugas atau memerintah adik-adiknya. Ia juga harus menghadapi kesalahan atau masalah dari orang tua jika segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana.

Dengan berbagai hal yang telah dialami oleh anak pertama perempuan itu, mereka mengalami tekanan yang besar untuk mencapai keberhasilan, dituntut selalu berhasil di dalam keluarga, hingga memastikan setiap orang harus diperhatikan, bahagia, dan puas akan keberadaan dirinya.

Ciri-ciri Kamu Mengalami Eldest Daughter Syndrome

Dirangkum dari laman Parents dan Modern Intimacy, terdapat tanda-tanda yang dialami oleh seseorang dengan eldest daughter syndrome, adapun berikut uraiannya:

  • Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
  • Merasa perlu untuk mengendalikan semua hal di dalam keluarga
  • Memikul berat harapan dari orang tua
  • Memiliki sifat perfeksionis
  • Terkadang memiliki rasa dendam terhadap orang tua atau saudara kandung
  • Selalu mengutamakan orang lain daripada diri sendiri
  • Perilaku menyenangkan orang lain (people pleaser)
  • Mengalami kecemasan
  • Hingga merasa depresi
  • Menjalin hubungan dengan orang yang seumuran

Cara Mengatasi Eldest Daughter Syndrome

Kembali dikutip dari sumber yang sama, bagi seseorang yang sudah merasa mengalami eldest daughter syndrome, tak peduli berapapun usianya tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik di dalam hidup.

Oleh karena itu, simak beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghalau eldest daughter syndrome berikut ini:

1. Prioritaskan Diri Sendiri

Fokuslah pada kebutuhan dan kesejahteraan diri sendiri. Salah satu caranya yaitu dengan menghabiskan waktu berharga untuk diri sendiri dan jangan lupa untuk memberikan penghargaan kepada diri sendiri atas semua yang telah dilakukan hingga waktu ini.

2. Belajar Merawat Diri

Menjaga kesehatan fisik dan emosional melalui tidur yang cukup, pola makan sehat, olahraga, dan kegiatan yang memberikan kebahagiaan dan kepuasan adalah langkah penting dalam pemulihan.

3. Menetapkan Batasan

Membiasakan diri untuk menetapkan batasan adalah aspek penting dari penyembuhan. Ini mungkin memerlukan pembelajaran untuk menegaskan kebutuhan dan keinginan pribadi. Belajarlah untuk berkata 'tidak' pada orang lain dan belajarlah untuk tidak selalu menyalahkan diri sendiri dalam setiap momen.

4. Bergabung dengan Orang Lain yang Mengalami Hal Serupa

Bergabung dengan kelompok dukungan atau menemukan orang-orang yang memiliki pengalaman serupa dapat membantu dalam proses penyembuhan. Ini memberikan rasa kebersamaan dan tempat aman untuk berbagi pengalaman dan belajar dari orang lain

5. Mencari Bantuan Profesional

Terapi adalah langkah penting untuk memproses trauma dan mengembangkan strategi koping yang sehat. Beberapa terapi yang dapat dilakukan dan terbilang efektif termasuk Terapi Perilaku Kognitif (CBT), Terapi Fokus Trauma (TF-CBT), dan Terapi Desensitisasi dan Pemrosesan Ulang Gerakan Mata (EMDR). Terapis dapat membantu mengenali dan mengatasi distorsi kognitif serta mengembangkan keterampilan relaksasi dan pengaturan emosi.

Cara Membantu Orang Lain Mengatasi Eldest Daughter Syndrome

Jika detikers memiliki saudara, teman, atau kerabat yang mengalami eldest daughter syndrome, kamu dapat membantunya agar dia bisa mengatasi masalah yang dihadapinya. Beberapa cara yang bisa detikers lakukan adalah sebagai berikut:

1. Dengarkan Ceritanya dengan Rasa Empati

Terimalah cerita dan perasaan mereka tanpa memberikan penilaian. Memberikan dukungan emosional sangat penting untuk membantu mereka merasa dimengerti dan tidak merasa sendirian.

2. Bantu Kurangi Tanggung Jawab

Jika memungkinkan, bantu mereka untuk mendelegasikan atau berbagi tanggung jawab yang berat. Ini bisa berupa membantu dengan pekerjaan rumah atau tugas lain yang mereka rasa membebani.

3. Ajak untuk Merawat Diri

Bantu mereka menyadari pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental. Dorong mereka untuk meluangkan waktu untuk aktivitas yang mereka nikmati dan yang bisa memberikan kebahagiaan.

4. Berilah Saran Konsultasi Profesional

Jika mereka mengalami kesulitan yang berat, dorong mereka untuk mencari bantuan dari profesional seperti konselor atau terapis. Terapis bisa membantu mereka memahami dan mengatasi masalah yang mereka alami.

5. Tetapkan Batasan yang Jelas

Bantu mereka belajar untuk menetapkan batasan yang sehat dengan keluarga dan orang lain. Ini penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional mereka.

6. Apresiasi Setiap Pencapaiannya

Jangan lupa untuk memberikan penghargaan atas pencapaian mereka, baik besar maupun kecil. Ini bisa membantu mereka merasa dihargai dan diakui.

Demikian penjelasan apa itu eldest daughter syndrome yang sering dialami oleh anak perempuan pertama dalam sebuah keluarga secara lengkap. Semoga informasi ini dapat membantu ya detikers!




(sto/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads