Kreativitas dalam melukis bisa diaplikasikan dengan media apapun. Termasuk yang dilakukan oleh Yoga Bagus Wicaksana (32). Pria warga Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, ini melukis dengan media limbah kardus obat apotek.
Hasil lukisannya tidak main-main. Berbagai wajah sudah pernah ia buat dengan media tersebut. Setiap harinya, pada jam tertentu ia berkarya di halaman belakang rumah tinggalnya.
Aktivitas ini sudah ia lakukan sejak beberapa waktu lalu. Bukan tanpa alasan ia menggunakan kardus bekas obat untuk dijadikan sebuah karya seni. Sebab, ia yang memiliki apotek ini kerap kebingungan dengan limbah kardus bekas obat-obatan di rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi awalnya kami itu di apotek ada sisa limbah kertas duplek yang menggunung banyak. Ini jadi masalah karena mau dijual juga tidak ada nilainya. Jadi saya terinspirasi membuat tokoh, pertama wajah saya sendiri," kata Yoga saat ditemui, Sabtu (3/7/2024).
Keisengannya ini mendapatkan respons positif dari rekan-rekannya. Suatu waktu setelah membuat lukisan wajahnya sendiri, ia posting di media sosial. Di luar dugaan, banyak rekan dia yang ingin memesan dengan wajahnya sendiri.
"Terus saya posting di media sosial ternyata banyak yang menyukai. Pesanan cukup banyak setelah saya posting di medsos, terutama dari teman-teman dekat mulai pesan, cuma ya kita kerjakan sesuai keluangan waktu," terang dia.
![]() |
Dari situ tercetus ide untuk membuat tokoh agama dan pahlawan. Bukan tanpa alasan ia melukis wajah pahlawan, karena ia menilai ini momentum tepat menjelang hari Kemerdekaan Indonesia.
"Jadi saya bikin tokoh pahlawan terus tokoh agama, juga ada pesanan dari teman-teman saya yang lain. Nah untuk 17 Agustus ini kita edisinya bikin tokoh-tokoh pahlawan. Saya sudah membuat kaya Ir Soekarno kemudian Bung Hatta, ini yang sedang proses Gatot Subroto, Jenderal Sudirman, Tan Malaka, dan lainnya," ujarnya.
Yoga mengaku ada kesulitan tersendiri melukis menggunakan limbah kardus bekas obat. Sebab, harus tepat memasukkan warna supaya hasilnya lebih realistis.
"Kesulitannya itu dari kardusnya ya. Terutama untuk kardus duplek putih kan nggak begitu terpakai karena agak mengganggu jadi buat tidak mirip. Jadi kita cari kardus yang warna-warna agak gelap," ungkap pria yang baru memulai hobi melukis sejak 4 bulan terakhir.
Prosesnya sendiri, untuk tahap awal ia menyortir kardus dengan warna yang pas untuk karakter yang mau dilukis. Setelah itu ia potong-potong seperti menyusun puzzle hingga membentuk wajah tokoh yang akan ia lukis.
"Bahannya dari kardus obat yang jenis duplek. Prosesnya kita potong-potong sesuaikan dengan sketsanya. Terus kita tempel sampai kita atur warnanya," ungkapnya.
Untuk menyelesaikan 1 lukisan, ia membutuhkan waktu 1-2 jam saja. Yoga pun mematok tarif Rp 100-150 ribu untuk satu lukisannya.
"Satu lukisan dikerjakan dalam kurun waktu 1-2 jam. Tergantung tingkat kerumitan. Dijualnya mulai dari Rp 100 sampai Rp 150 ribu," pungkasnya.
(apu/ams)