Arti Semboyan Gold, Glory, dan Gospel Beserta Sejarah Lengkapnya

Arti Semboyan Gold, Glory, dan Gospel Beserta Sejarah Lengkapnya

Nur Umar Akashi - detikJateng
Rabu, 31 Jul 2024 16:03 WIB
Pegiat sejarah Surabaya Kuncarsono Prasetya mengatakan, dengan penyerahan itu, maka sejarah kolonialisme VOC Belanda resmi dimulai dan kokoh di Kota Pahlawan. Menurutnya, salah satu jejak simbol kolonialisme awal yang masih berdiri hingga kini yakni Gedung Negara Grahadi.
Ilustrasi Indonesia pada masa kolonialisme. Foto: Istimewa
Solo -

Dalam buku-buku sejarah Indonesia, ditekankan bahwa motivasi bangsa barat menjelajah sekaligus menjajah sejumlah negara lain di dunia adalah semboyan Gold, glory, dan Gospel. Lantas, apa arti semboyan tersebut? Berikut penjelasannya.

Sebelum membahas artinya, detikers sebaiknya memahami pengertian kolonialisme terlebih dahulu. Sebab keduanya berkaitan erat. Dikutip dari National Geographic, kolonialisme adalah penguasaan oleh suatu kekuatan atas wilayah atau masyarakatnya.

Sejatinya praktik kolonialisme telah berjalan sejak zaman kuno. Kekaisaran Yunani Kuno, Roma, Mesir, dan Phunisia tercatat pernah melakukan kolonialisasi ke berbagai daerah. Pada abad ke-15, giliran negara-negara Eropa yang menjalankan praktik ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Spanyol adalah yang pertama mempelopori ekspedisi-ekspedisi ini dengan tiga motivasi utama, yakni Gold, glory, dan Gospel. Berangkat dari motivasi ini, Christopher Columbus memulai pelayarannya yang terkenal itu pada akhir abad ke-14.

Lalu apa arti semboyan Gold, glory, dan Gospel itu? Di bawah ini detikJateng siapkan pembahasan lengkap plus sejarahnya. Selamat membaca!

ADVERTISEMENT

Arti Gold, Glory, dan Gospel

Dikutip dari laman Exploros, semboyan Gold, glory, dan Gospel ternyata memiliki sebutan lain di dunia luar, yakni Gold, God, and glory. Perbedaannya hanyalah penggantian kata Gospel menjadi God.

Gold berarti pencarian kekayaan melalui jual-beli rempah-rempah Asia, budak Afrika, logam Amerika, dan sumber daya-sumber daya yang lain. Seiring dengan semakin besarnya pengaruh para pedagang di Eropa, pemerintah negara-negara Barat memerintahkan ekspedisi besar-besaran untuk mencari kekayaan.

Mulanya para pedagang datang dengan damai untuk melakukan aktivitas ekonomi. Lama-kelamaan yang datang bukan lagi pedagang, melainkan unit pasukan lengkap bersenjata. Alhasil terjadilah penjajahan untuk memeras kekayaan alam suatu negara.

Motivasi kedua, glory, kurang lebih bisa diartikan menjadi kemuliaan. Hal ini mengacu pada persaingan antar negara kala itu. Dengan anggapan negara yang memiliki banyak wilayah akan mendapat posisi terhormat.

Terakhir, Gospel atau God adalah motivasi untuk menyebarluaskan agama Kristen. Hal ini dilatarbelakangi pandangan bahwa masih banyak orang 'biadab' yang perlu 'diselamatkan'. Oleh karena itu para penjelajah seperti Columbus begitu bersemangat mengemban misi ini.

Sejarah Gold, Glory, dan Gospel

Dikutip dari laman Mauritius Times, ketika negara-negara Eropa sibuk bertengkar dan saling bermusuhan, Portugis dan Spanyol muncul dengan angkatan laut yang kuat. Keduanya tidak sabar ingin mencari rute lain menuju sumber daya rempah-rempah Asia dibanding harus bergantung dengan perdagangan via Timur Tengah.

Singkat cerita, perpecahan di Spanyol berakhir ketika Ferdinand dan Isabella menikah pada 1468. Kedua kerajaan asal keduanya, yakni Aragon dan Castille, juga turut bersatu. Setelah itu kerajaan berfokus untuk meningkatkan ekonomi kerajaan, termasuk mengirim Columbus.

Christopher Columbus yang merupakan pelaut asal Italia, memulai pelayaran pada 3 Agustus 1492 bersama 90 orang awak dalam tiga kapal. Tujuannya adalah mencapai tanah India dan China dengan cara memutari bumi. Namun, alih-alih sampai di Asia, Columbus justru membuka 'Dunia Baru' yang kini dikenal sebagai Amerika Serikat.

Berkat penemuan itu, dirujuk dari The Gilder Lehrman Institute of American History, Paus Alexander VI menerbitkan 'Inter Caetera', sebuah bulla kepausan untuk mendukung klaim Spanyol atas tanah temuan Columbus.

Dokumen yang keluar pada 4 Mei 1493 ini memberi Spanyol hak eksklusif untuk memperoleh wilayah teritorial dan berdagang di semua tanah di sebelah barat garis demarkasi. Adapun garis demarkasinya dihitung sepanjang seratus liga di sebelah barat Kepulauan Azores dan Tanjung Verde.

Dalam perkembangan selanjutnya, yakni pada 1494, Paus Alexander VI membagi dua wilayah pengaruh antara dua Kerajaan Katolik yang menjadi rival, yakni Portugis dan Spanyol. Kesepakatan tersebut dikenal dengan nama Perjanjian Tordesillas.

Berdasarkan modul pembelajaran mandiri yang diunggah laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, isi perjanjian Tordesillas adalah:

  1. Wilayah sebelah timur dikuasai Portugis
  2. Wilayah sebelah barat dikuasai Spanyol

Pihak kerajaan Spanyol mengesahkan perjanjian ini pada 2 Juli 1494, sedangkan Portugis baru mengesahkannya pada 5 September 1494. Sejak saat itu ekspansi besar-besaran dari Portugis, Spanyol, dan negara-negara lain yang mengikuti terus terjadi dengan motivasi 3G (Gold, Glory, dan Gospel).

Demikian penjelasan lengkap mengenai arti semboyan Gold, Glory, dan Gospel beserta sejarahnya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads