Dispar Magelang Kaget Wisata Blumbangroto Ditutup, Singgung Miskomunikasi

Dispar Magelang Kaget Wisata Blumbangroto Ditutup, Singgung Miskomunikasi

Eko Susanto - detikJateng
Selasa, 30 Jul 2024 12:32 WIB
Lokasi kawasan Blumbangroto yang berada di Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Senin (29/7/2024).
Lokasi kawasan Blumbangroto yang berada di Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Senin (29/7/2024). (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang buka suara terkait penutupan wisata di kawasan Blumbangroto, Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik. Disparpora menyinggung adanya miskomunikasi sehingga pihaknya perlu duduk bersama untuk mengedukasi petani.

"Kami melihat bahwa ini (penutupan) adalah dinamika. Petani punya cara berpikir, punya konsep sendiri. Maka kita berharap adanya kolaborasi. Sehingga petani pun turut serta membangun pariwisata dengan pertanian yang menjadi bagian dari pariwisata," kata Kepala Disparpora Kabupaten Magelang, Mulyanto saat ditemui di kantornya, Selasa (30/7/2024).

Pihaknya kemudian mencontohkan Negeri Sayur Sukomakmur yang terletak di Kecamatan Kajoran. Mulyanto menyebut hal itu sebagai bentuk kolaborasi antara sektor pertanian dengan wisata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada agrowisata seperti Negeri Sayur Sukomakmur. Dibesut oleh Desa Sukomakmur menjadi negeri sayur, karena sayur juga menjadi ladang untuk mengais pariwisata, membersamai pariwisata. Sebenarnya sama, cuma ini ada mis (komunikasi) sehingga harus duduk bersama," sambung Mulyanto.

Pihaknya berharap warga turut serta membangun pariwisata dan edukasi. Harapannya ke depan kawasan yang ada di Blumbangroto, Kecamatan Kaliangkrik, menjadi penyangga Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur.

ADVERTISEMENT

"Artinya kolaborasi pariwisata yang dilaksanakan oleh seluruh komponen masyarakat. Baik itu pokdarwis (kelompok sadar wisata), kelompok petani, gapoktan (gabungan kelompok tani) dan sebagainya. Bersama-sama karena bagaimanapun agrowisata itu juga ada eduwisatanya. Karena berbicara bagaimana kita menjual proses. Sehingga harapan kami nantinya masyarakat bisa memahami sampai ke situ," ujar Mulyanto.

Mulyanto mengaku kaget dengan adanya penutupan tersebut. Disparpora Magelang akan segera berkoordinasi dengan pemangku wilayah untuk membahas dinamika ini.

"Kami coba nanti berkomunikasi lebih lanjut dengan Pak Camat dan Pak Lurah (kades). Tentunya, ini kami sendiri juga cukup kaget. Karena bagaimanapun, dorongan yang sudah dilakukan untuk membangun pariwisata penyangga Borobudur. Salah satunya adalah Blumbangroto ini juga menjadi sebuah dambaan kita. Karena saat ini geliat masyarakat untuk berwisata yang bersifat alami itu, cukup bagus," ujarnya.

Saat disinggung jika kawasan Blumbangroto belum dibuka oleh Pemdes Adipuro sebagai destinasi wisata, kata Mulyanto, konsep pariwisata butuh waktu.

"Harapan kami, para pelaku wisata mampu memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Memang konsep pariwisata butuh waktu. Demi menatap 3A (atraksi, aksesbilitas, amenitas) itu butuh waktu. Ini sebetulnya publikasi yang luar biasa (medsos) bahwa ada destinasi baru Blumbangroto yang kemudian mampu untuk menghadirkan wisata. Justru ini bagus. Keprihatinan kami adanya mis, mudah-mudahan ke depan nanti bisa duduk bersama," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, video bernarasi penutupan wisata alam kawasan Blumbangroto, Desa Adipuro, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, beredar di media sosial. Video tersebut salah satunya diunggah dalam akun Instagram @magelang_wisata.

"DITUTUP!!! Kawasan Blumbangroto Adipuro Untuk Wisatawan Karena...," tulis akun Instagram @magelang_wisata seperti dilihat detikJateng, Senin (29/7).

Pantauan detikJateng, Senin (29/7) di jalan menuju lokasi sudah terpasang papan pengumuman bertulisan 'Jalan Usaha Tani Bukan Jalan Wisata', di bawahnya ada tulisan Pemdes Adipuro.

Saat dimintai konfirmasi, Kepala Desa Adipuro, Waluyo mengatakan Blumbangroto sebenarnya belum dibuka secara resmi untuk wisata.

"Blumbangroto sebenarnya belum dibuka secara resmi untuk wisata. Jalannya juga masih sempit, aktivitas warga semuanya petani dan jalan ke Blumbangroto tidak hanya berhenti di Blumbangroto, tapi ruas jalan itu menampung 70-80 persen luasan Desa Adipuro. Sehingga jalan itu memang potensi untuk pertanian sekarang lagi mencukupi (lahan pertanian). Untuk potensi wisata, belum memadai," kata Waluyo saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (29/7/2024).

"Sehingga ketika ada pengunjung, benturan dengan petani, itu semua kasihan lah. Pengunjung tidak nyaman, petani juga tidak bebas untuk melewati jalan itu," ujar Waluyo.




(aku/dil)


Hide Ads