Perjuangan Narenda Wicaksono (28) ke Makkah naik sepeda onthel akhirnya terwujud. Pria asal Ceper, Klaten, yang sebelumnya bekerja sebagai ojek online itu kini bisa menunaikan umrah. Kepada detikJateng, dia menceritakan tantangan yang dia hadapi di perjalanan, termasuk saat terkena heat stroke di India.
"Di India mengalami heat stroke karena gelombang panas dengan suhu lebih dari 50 derajat. Mengalami kolaps, muntah, dan pingsan (hampir mati), ditolong penduduk lokal dan di evakuasi oleh KBRI di New Delhi," kata Narendra lewat pesan singkat, Kamis (25/7/2024).
Narendra mengatakan, peristiwa itu terjadi tanggal 1 Juni lalu. Sepuluh hari setelah tiba di India, dia merasa sulit beradaptasi dengan iklim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan 10 hari setelah saya sampai New Delhi India saya merasa kesulitan untuk segera beradaptasi dengan iklim di sana, walaupun sudah dibantu untuk mengobservasi iklim dengan para mahasiswa di sana dan pergi dengan bus untuk berjalan-jalan ke Uttar Pradesh," ujar Narendra.
Setelah dari Uttar Pradesh, Narendra saat itu melanjutkan perjalanan ke Punjab.
"Karena takut visa izin tinggal segera habis, mengingat hanya mendapat visa jenis single entry dengan durasi 30 hari. Awalnya semua baik-baik saja, setelah salat subuh saya berpamitan dengan teman-teman di apartemen mahasiswa Indonesia di daerah Zakir Nagarh, New Delhi," lanjut Narendra.
Perjalanan menembus pagi di India saat itu dilalui Narendra dengan riang. Warga lokal menyambut baik, mengajak berfoto, juga memberikan bekal. Namun, pada pukul 07.00 setempat, suhu udara mencapai 32 derajat dan terus naik mencapai 40 derajat pada pukul 09.00.
"Efeknya dada saya terasa sakit, sempat berhenti sejenak," sebut Narendra.
Pukul 10.00, ungkap Narendra, situasi semakin buruk karena dirinya mulai muntah, pusing, dan kehilangan pandangan. Dia memilih sebuah tempat yang aman untuk merobohkan badan dengan harapan darah segera mengalir dan penglihatan membaik.
"Setelah penglihatan membaik saya segera menghubungi staf konsuler KBRI New Delhi untuk meminta evakuasi dari WNI yang berada di distrik terdekat (Sonipat). Warga lokal bernama Kaushit Rohit, seorang sales obat, menolong saya untuk dibawa ke tempat yang lebih aman yaitu sebuah tourist center yang berada tidak jauh dari Ashoka University," papar Narendra.
Sales itu membelikan Narendra minuman dan roti sembari menunggu pertolongan. Setelah itu seorang dosen orang Indonesia yang mengajar di Jindal Global University datang dengan membawa mobil untuk mengevakuasi dirinya ke apartemen.
"Sesampai di apartemen saya diminta untuk segera mandi, wudhu, dan salat. Setelah itu saya dibaringkan di ruangan dengan pendingin udara," tambah Narendra.
"Akhirnya opsi yang ditempuh adalah merubah rute dari yang awalnya lintas Pakistan dan Iran diganti menjadi ke Istanbul Turki untuk mendapatkan iklim yang lebih baik," pungkas Narendra.
Sebelumnya diberitakan, perjuangan panjang Narenda Wicaksono (28) warga Ceper, Klaten pergi ke tanah suci Makkah dengan menggenjot sepeda onthel akhirnya terwujud.
"Alhamdulilah saya sudah sampai Makkah, sudah melaksanakan umrah dua kali," tutur Narendra kepada detikJateng melalui pesan singkat, Kamis (25/7/2024).
Di Makkah dia bertemu dengan para mahasiswa Indonesia yang kuliah di Mesir. Para mahasiswa itu memberikan sejumlah fasilitas kepadanya.
(dil/ahr)