- Tanggal Berapa Hijriah Hari Ini 26 Juli 2024? Tanggal Hijriah 26 Juli 2024 Berdasarkan Pemerintah Tanggal Hijriah 26 Juli 2024 Berdasarkan Muhammadiyah Tanggal Hijriah 26 Juli 2024 Berdasarkan NU
- Amalan yang Dapat Dilakukan di Bulan Muharram
- Larangan atau Perbuatan yang Tidak Boleh Dilakukan di Bulan Muharram 1. Dilarang Melakukan Perang 2. Dilarang Berbuat Dzalim pada Diri Sendiri 3. Dilarang Berbuat Maksiat 4. Dilarang Melakukan Balas Dendam
- Sistem Penetapan Kalender Hijriah
Umat Islam biasanya menggunakan kalender Hijriah sebagai acuan untuk menentukan waktu ibadah. Lantas, tanggal berapa hari ini 26 Juli 2024 berdasarkan Kalender Hijriah? Simak informasi berikut.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keagamaan (Kemenag) RI, telah menerbitkan Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang bisa menjadi pedoman bagi kaum muslim untuk menentukan jadwal sholat, jadwal puasa, hingga peringatan hari besar keagamaan.
Untuk mengetahui tanggal berapa hari ini berdasarkan kalender Hijriah, simak pemaparan informasi yang telah detikJateng rangkum berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanggal Berapa Hijriah Hari Ini 26 Juli 2024?
Penetapan tahun baru Islam atau 1 Muharram di Indonesia merujuk pada putusan pemerintah melalui Kemenag RI, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU). Terdapat perbedaan penetapan tanggal di antara ketiganya, berikut uraian penjelasannya.
Tanggal Hijriah 26 Juli 2024 Berdasarkan Pemerintah
Mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang diterbitkan Kemenag RI, pada hari ini, Jumat, 26 Juli 2024 merupakan tanggal 20 Muharram 1446 H.
Tanggal Hijriah 26 Juli 2024 Berdasarkan Muhammadiyah
Keputusan awal tahun baru Islam bagi Muhammadiyah sama dengan keputusan milik pemerintah, sehingga pada hari ini, Jumat, 26 Juli 2024 berbarengan dengan tanggal 20 Muharram 1446 H.
Tanggal Hijriah 26 Juli 2024 Berdasarkan NU
Merujuk pada surat keputusan yang dikeluarkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang dirilis pada 7 Juli 2024, penetapan awal tahun baru Islam bagi NU dimulai pada tanggal 8 Juli 2024. Sehingga pada hari ini, Jumat, 26 Juli 2024 bertepatan dengan tanggal 19 Muharram 1446 H.
Amalan yang Dapat Dilakukan di Bulan Muharram
Dikutip dari laman NU, Muhammadiyah, Kemenag RI, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), terdapat beberapa amalan yang dapat dilakukan umat Islam saat bulan Muharram tiba. Berikut daftar amalan lengkapnya:
- Melaksanakan puasa sunnah Tasua
- Melaksanakan puasa sunnah Asyura
- Menyambung tali silaturahim dengan keluarga dan saudara
- Melakukan sholat
- Menyucikan diri dengan mandi
- Bersedekah kepada yang membutuhkan
- Mengusap kepala anak yatim dengan mendoakan kebaikannya
- Berziarah kepada makam leluhur atau ulama
- Memakai celak di mata
- Memotong kuku atau menjaga kebersihan diri
- Membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali
- Memperbanyak doa kepada Allah SWT
- Berdzikir kepada Allah SWT
- Membaca dan mengamalkan Al Quran
- Menghindari segala perbuatan maksiat
- Menjenguk orang yang sedang sakit
Larangan atau Perbuatan yang Tidak Boleh Dilakukan di Bulan Muharram
Dirangkum dari laman MUI, terdapat anjuran larangan yang tidak boleh dilakukan oleh umat Islam saat bulan Muharram.
1. Dilarang Melakukan Perang
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pendapat Ibnu Jarir at-Thabari dalam Jami al-Bayan fi Ta'wil Al Quran terhadap Surat Al Baqarah ayat 194, yaitu:
اَلشَّهْرُ الْحَرَامُ بِالشَّهْرِ الْحَرَامِ وَالْحُرُمٰتُ قِصَاصٌۗ فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Bulan haram dengan bulan haram, dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku (hukum) qisas. Oleh sebab itu barangsiapa menyerang kamu, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kamu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa."
2. Dilarang Berbuat Dzalim pada Diri Sendiri
Perbuatan dzalim kepada diri sendiri dilarang pada bulan Muharram, hal tersebut terdapat pada firman Allah SWT di dalam Al Quran Surat At Taubah ayat 36 sebagai berikut:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."
3. Dilarang Berbuat Maksiat
Melakukan maksiat pada bulan Muharram akan mendapatkan dosa yang besar bagi pelakunya. Hal ini seperti dijelaskan pada firman Allah SWT melalui Al Quran Surat Asy Syura ayat 40 sebagai berikut:
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَاۚ فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Artinya: "Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim."
4. Dilarang Melakukan Balas Dendam
Dalam Tafsir Al Azhar oleh Hamka, disebutkan bahwa pada bulan-bulan haram seperti Muharram, terdapat larangan untuk melakukan balas dendam. Larangan ini bertujuan agar umat Islam dapat fokus menunaikan ibadah haji dan umrah, di mana Zulkaidah digunakan sebagai bulan persiapan haji, Dzulhijjah sebagai bulan pelaksanaan haji, Muharram sebagai bulan perjalanan pulang dari haji, dan Rajab sebagai bulan untuk menjalankan umrah.
Sistem Penetapan Kalender Hijriah
Menurut jurnal berjudul "Aspek Ketauhidan Dalam Sistem Kalender Hijriah" karya Jayusman, dijelaskan bahwa sistem penanggalan Hijriah sangat penting bagi umat Islam untuk mencatat dan merencanakan peristiwa penting dalam kehidupan, baik secara individu maupun sosial.
Kalender Hijriah, yang digunakan oleh umat Islam untuk ibadah, didasarkan pada perhitungan hisab hakiki. Hisab hakiki adalah metode yang mengikuti pergerakan nyata bulan dan bumi. Gerakan bulan tidak selalu konstan dan tidak pula acak, tetapi bergantung pada posisi hilal di awal setiap bulan.
Penanggalan Hijriah termasuk dalam kategori sistem penanggalan astronomi karena didasarkan pada fenomena astronomi yang sebenarnya terjadi. Ini berbeda dengan kalender Masehi yang hanya menggunakan aturan numerik (rata-rata perhitungan fenomena astronomi), sehingga disebut juga kalender aritmetika.
Dalam kalender Hijriah, hari atau tanggal baru dimulai saat matahari terbenam. Awal bulan baru ditandai dengan munculnya hilal di langit barat pada waktu Magrib setelah konjungsi atau ijtimak. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran, Surat Al-Baqarah, ayat 189:
۞ يَسـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِۗ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِاَنْ تَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ ظُهُوْرِهَا وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقٰىۚ وَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ اَبْوَابِهَاۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ١٨٩
"Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, 'Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.' Bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."
Demikian penjelasan tentang tanggal berapa hari ini secara lengkap, semoga bisa membantu ya detikers!
(sto/apl)