Kalender Hijriah Hari Ini 23 Juli 2024 Tanggal Berapa? Simak di Sini!

Kalender Hijriah Hari Ini 23 Juli 2024 Tanggal Berapa? Simak di Sini!

Rayza Teguh Prastiyo - detikJateng
Selasa, 23 Jul 2024 07:30 WIB
Ramadan lantern by the open window. Beautiful Greeting Card with copy space for Ramadan and Muslim Holidays. An illuminated Arabic lamp. Mixed media.
Iliustrasi kalender Hijriah hari ini Foto: Getty Images/iStockphoto/TanyaSid
Solo -

Penanggalan Hijriah adalah kalender yang bulan pertamanya dimulai dari Muharram. Kalender Hijriah digunakan umat Islam sebagai salah satu acuan waktu untuk ibadah. Tanggal berapa hari ini 23 Juli 2024 berdasarkan kalender Hijriah?

Dikutip dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), hitungan hari dalam kalender Hijriah biasanya 354 atau 355 hari dalam satu tahun, hal tersebut berbeda dengan kalender Masehi yang jumlahnya 365 dalam setahun. Sehingga kalender Hijriah relatif lebih pendek sekitar 10 hari dibanding sistem penanggalan Masehi.

Penentuan waktu dalam kalender Hijriah didasarkan pada hilal atau perputaran Bulan Sabit baru yang bisa dilihat menggunakan metode rukyatul hilal. Hal tersebut tercantum pada firman Allah SWT pada Al Quran Surat Yunus ayat 5 sebagai berikut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَّا لْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَا زِل لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَا لْحِسَا بَ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِا لْحَـقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

Artinya: "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui." (QS Yunus, ayat 5)

ADVERTISEMENT

Untuk mengetahui hari ini tanggal berapa 23 Juli 2024 berdasarkan kalender Hijriah, berikut detikJateng sajikan informasi lengkapnya.

Tanggal Berapa Hari Ini Selasa 23 Juli 2024?

Keputusan penanggalan Hijriah ini didasarkan pada ketetapan pemerintah Indonesia, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki perbedaan waktu dalam menentukan tanggal 1 Muharram atau tahun baru Islam 2024. Berikut adalah pemaparannya.

Tanggal Hijriah 23 Juli 2024 Berdasarkan Keputusan Pemerintah

Merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang diterbitkan Kemenag RI, pada hari ini Selasa, 23 Juli 2024 jika dikonversikan ke dalam kalender Hijriah maka bertepatan dengan tanggal 17 Muharram 1446 H.

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah yang di dalamnya terdapat banyak kebaikan bagi umat Islam yang mengerjakan amalan baiknya.

Tanggal Hijriah 23 Juli 2024 Berdasarkan Keputusan Muhammadiyah

Muhammadiyah menetapkan awal tahun baru Islam atau 1 Muharram 2024 dengan keputusan waktu yang sama dengan Kemenag RI. Sehingga pada hari ini, Selasa, 23 Juli 2024 berbarengan dengan tanggal 17 Muharram 1446 H dalam kalender Hijriah.

Tanggal Hijriah 23 Juli 2024 Berdasarkan Keputusan NU

Mengacu pada surat keputusan yang dikeluarkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang dirilis pada 7 Juli 2024, penetapan awal tahun baru Islam bagi NU dimulai pada tanggal 8 Juli 2024. Sehingga pada hari ini, Selasa, 23 Juli 2024 bertepatan dengan tanggal 16 Muharram 1446 H.

Keutamaan Bulan Muharram

Setelah detikers mengetahui amalan apa saja yang dapat dilakukan pada bulan Muharram, selanjutnya detikers perlu mengetahui keutamaan yang dapat diperoleh bagi siapa saja yang menjalankan amalannya dengan hati yang ikhlas.

Masih dikutip dari sumber yang sama, bulan Muharram memiliki beberapa keutamaan yang disebutkan secara langsung di dalam kitab suci Al-Quran hingga hadits Nabi Muhammad SAW, berikut uraian lengkap mengenai keutamaan di bulan Muharram:

1. Muharram Bulan yang Mulia

Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram (mulia) dalam kalender Hijriyah Islam selain Dzulkaidah, Dzulhijjah, dan Rajab. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran, Surat At Taubat, ayat 36 sebagai berikut:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ۝٣٦

Latin: inna 'iddatasy-syuhûri 'indallâhitsnâ 'asyara syahran fî kitâbillâhi yauma khalaqas-samâwâti wal-ardla min-hâ arba'atun ḫurum, dzâlikad-dînul-qayyimu fa lâ tadhlimû fîhinna anfusakum wa qâtilul-musyrikîna kâffatang kamâ yuqâtilûnakum kâffah, wa'lamû annallâha ma'al-muttaqîn

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

2. Dihapusnya Dosa Satu Tahun yang Lalu dengan Puasa Asyura

Bagi umat Islam yang menjalankan puasa sunnah Asyura dengan benar sesuai syariat Islam, maka akan mendapatkan pahala dengan dihapuskan dosa selama satu tahun ke belakang.

Hal ini sejalan dengan salah satu hadits sebagai berikut:

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيَامٍ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةً. (رواه مسلم)

Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat." (HR Muslim)

3. Bagi Orang yang Menafkahi Keluarga Rezekinya Akan Dilapangkan

Bagi seorang muslim yang menjadi tulang punggung keluarga atau memberikan nafkah kepada keluarga, maka Allah SWT memberikan keluasan rezeki baginya. Pada tanggal 10 Muharram, orang tersebut dianjurkan untuk menambah jumlah uang belanja untuk keluarga. Habib Muhammad bin Farid Al-Muthohar menyampaikan bahwa amalan kebaikan tersebut merupakan salah satu ajaran Nabi.

4. Puasa 1 Hari di Bulan Muharram Setara Puasa 30 Hari

Puasa sehari di bulan Muharram pahalanya setara dengan puasa selama 30 hari. Hal ini seperti diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa'." (HR at-Thabarani dalam al-Mu'jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).

5. Pahalanya Dilipatgandakan

Umat Islam yang menjalankan amalan baik selama di bulan Muharram, Allah SWT akan mendapatkan pahala yang dilipatgandakan. Hal tersebut juga berlaku jika kaum muslim melaksanakan amalan buruk, yaitu dosa yang didapat akan dilipatgandakan.

Amalan yang Dapat Dilakukan di Bulan Muharram

Dikutip dari laman NU, Muhammadiyah, Kemenag RI, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan MUI, terdapat beberapa amalan yang dapat dilakukan umat Islam saat bulan Muharram tiba. Berikut daftar amalan lengkapnya:

  1. Melaksanakan puasa sunnah Tasua
  2. Melaksanakan puasa sunnah Asyura
  3. Menyambung tali silaturahim dengan keluarga dan saudara
  4. Melakukan sholat
  5. Menyucikan diri dengan mandi
  6. Bersedekah kepada yang membutuhkan
  7. Mengusap kepala anak yatim dengan mendoakan kebaikannya
  8. Berziarah kepada makam leluhur atau ulama
  9. Memakai celak di mata
  10. Memotong kuku atau menjaga kebersihan diri
  11. Membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali
  12. Memperbanyak doa kepada Allah SWT
  13. Berdzikir kepada Allah SWT
  14. Membaca dan mengamalkan Al Quran
  15. Menghindari segala perbuatan maksiat
  16. Menjenguk orang yang sedang sakit

Larangan atau Perbuatan yang Tidak Boleh Dilakukan di Bulan Muharram

Dirangkum dari laman MUI, terdapat anjuran larangan yang tidak boleh dilakukan oleh umat Islam saat bulan Muharram.

1. Dilarang Melakukan Perang

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pendapat Ibnu Jarir at-Thabari dalam Jami al-Bayan fi Ta'wil Al Quran terhadap Surat Al Baqarah ayat 194, yaitu:

اَلشَّهْرُ الْحَرَامُ بِالشَّهْرِ الْحَرَامِ وَالْحُرُمٰتُ قِصَاصٌۗ فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Bulan haram dengan bulan haram, dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku (hukum) qisas. Oleh sebab itu barangsiapa menyerang kamu, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kamu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa."

2. Dilarang Berbuat Dzalim pada Diri Sendiri

Perbuatan dzalim kepada diri sendiri dilarang pada bulan Muharram, hal tersebut terdapat pada firman Allah SWT di dalam Al Quran Surat At Taubah ayat 36 sebagai berikut:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

3. Dilarang Berbuat Maksiat

Melakukan maksiat pada bulan Muharram akan mendapatkan dosa yang besar bagi pelakunya. Hal ini seperti dijelaskan pada firman Allah SWT melalui Al Quran Surat Asy Syura ayat 40 sebagai berikut:

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَاۚ فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: "Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim."

4. Dilarang Melakukan Balas Dendam

Dalam Tafsir Al Azhar oleh Hamka, disebutkan bahwa pada bulan-bulan haram seperti Muharram, terdapat larangan untuk melakukan balas dendam. Larangan ini bertujuan agar umat Islam dapat fokus menunaikan ibadah haji dan umrah, di mana Zulkaidah digunakan sebagai bulan persiapan haji, Dzulhijjah sebagai bulan pelaksanaan haji, Muharram sebagai bulan perjalanan pulang dari haji, dan Rajab sebagai bulan untuk menjalankan umrah.

Sistem Penetapan Kalender Hijriah

Menurut jurnal berjudul "Aspek Ketauhidan Dalam Sistem Kalender Hijriah" karya Jayusman, dijelaskan bahwa sistem penanggalan Hijriah sangat penting bagi umat Islam untuk mencatat dan merencanakan peristiwa penting dalam kehidupan, baik secara individu maupun sosial.

Kalender Hijriah, yang digunakan oleh umat Islam untuk ibadah, didasarkan pada perhitungan hisab hakiki. Hisab hakiki adalah metode yang mengikuti pergerakan nyata bulan dan bumi. Gerakan bulan tidak selalu konstan dan tidak pula acak, tetapi bergantung pada posisi hilal di awal setiap bulan.

Penanggalan Hijriah termasuk dalam kategori sistem penanggalan astronomi karena didasarkan pada fenomena astronomi yang sebenarnya terjadi. Ini berbeda dengan kalender Masehi yang hanya menggunakan aturan numerik (rata-rata perhitungan fenomena astronomi), sehingga disebut juga kalender aritmetika.

Dalam kalender Hijriah, hari atau tanggal baru dimulai saat matahari terbenam. Awal bulan baru ditandai dengan munculnya hilal di langit barat pada waktu Magrib setelah konjungsi atau ijtimak. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran, Surat Al-Baqarah, ayat 189:

۞ يَسـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِۗ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِاَنْ تَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ ظُهُوْرِهَا وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقٰىۚ وَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ اَبْوَابِهَاۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۝١٨٩

"Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, 'Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.' Bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."

Itulah informasi mengenai tanggal berapa hari ini, Selasa, 23 Juli 2024 berdasarkan kalender Hijriah. Semoga membantu ya detikers!




(sto/apl)


Hide Ads