Seperti tahun-tahun sebelumnya, MTs Pakis Gunung Lurah di Kecamatan Cilongok, Banyumas menerima murid baru. Para calon siswa pun mendaftar ulang menggunakan hasil Bumi.
Belasan calon wali murid ini membawa hasil bumi seperti singkong, beras, kelapa dan berbagai sayuran. Hasil panen ini digunakan sebagai syarat mendaftar di sekolah tersebut.
Fitri (30) salah satu orang tua calon siswa menjelaskan dirinya mendaftarkan anaknya, Arlin (13) dengan membawa singkong dan tales. Hasil bumi tersebut diperoleh dari halaman rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya daftar anak saya kelas 7. Bawa singkong, kelapa, tales dan sayuran. Daftar sekolahnya memang tidak bayar," kata Fitri saat ditemui usai pendaftaran ulang, Senin (15/7/2024).
Selain sekolah tanpa biaya, ada berbagai pertimbangan ia menyekolahkan anaknya ke MTs Pakis. Satu di antaranya adalah ia ingin agar anaknya bisa belajar hidup mandiri.
"Pingin agar anak saya bisa belajar tapi langsung praktik. Kalau di sini kan langsung praktik belajar di alam," terangnya.
Fitri mengungkapkan sekolah negeri di sekitar rumahnya cukup jauh. Ia harus turun ke bawah belasan kilometer untuk mencapainya.
"Sekolah negeri jauh, harus turun ke bawah. Kalau sini kan dekat," jelasnya.
![]() |
Menurutnya, jika harus sekolah negeri terdekat membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk transportasi. Hal ini tentunya akan membuat pengeluaran keluarganya semakin membengkak.
"Suami saya merantau ke Jakarta, saya ibu rumah tangga tapi sambil usaha jualan sembako di rumah. Kalau harus sekolah negeri untuk transportasi saja paling tidak habis Rp 500 ribu sebulan," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Wasem (45), wali murid lainnya. Ia menyekolahkan anaknya di MTs Pakis dengan alasan jarak yang dekat.
"Kalau dibanding sekolah negeri, dekat sini. Walaupun ini jauh tapi berangkat masih bisa jalan kaki. Saya cuma bawa tales buat daftar kan anak saya masuk SMA," akunya.
Sementara itu, Kepala Sekolah MTs Pakis, Isrodin menjelaskan pada tahun ini terdapat 8 siswa Paket C dan 14 siswa MTs yang mendaftar.
"Alhamdulillah Madrasah Pakis dan Paket C setara SMA tahun 2024 hari ini hari pertama masuk sekaligus daftar ulang bagi siswa baru. Ada 14 anak yang memang lulus SD tahun ini dan ada 8 yang paket C," kata dia.
Menurutnya untuk tahun ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya yang memberlakukan daftar ulang dengan menggunakan hasil bumi. Hal ini tentunya meneruskan tradisi sejak sekolah ini berdiri pada tahun 2013 dan sudah meluluskan sekitar 200 siswa.
"Kita masih memberlakukan daftar ulang siswa baru dengan hasil bumi. Jadi memang sudah semacam tradisi sejak berdiri tahun 2013. Dari awal kita sudah meluluskan sekitar 200 an siswa," terangnya.
"Memang kelihatannya ada yang bawa singkong baru petik jadi masih basah. Ada juga yang bawa aneka macam sayuran," sambung dia.
Pemberlakuan pendaftaran ulang dengan hasil bumi memang dirasa paling realistis. Karena sebagian besar masyarakat di sekitar lereng Gunung Slamet bagian selatan berprofesi sebagai petani.
"Orang tua di Desa Gunung Lurah dan Sambirata ini rata-rata petani dan berkebun di hutan. MTs Pakis masih diberi kepercayaan untuk melayani. Bagi siswa baru untuk 3 tahun ke depan ya tidak ada biaya," ujarnya.
Menurut Isrodin, hasil bumi ini sebagai ikatan bahwa pendaftaran sekolah tidak melulu dengan menggunakan uang. Hasil bumi tersebut nantinya akan kembali ke siswa dan wali murid dalam bentuk olahan masakan.
"Dengan hasil bumi sebagai ikatan bahwa setiap anak desa juga punya peluang kesempatan dilayani mendapatkan pendidikan yang layak. Hasil bumi ini nanti kita nikmati bareng-bareng dengan orangtua. Hari ini juga kita akan melakukan gotong royong perbaikan ruang belajar dengan orangtua siswa semuanya," pungkasnya.
(apu/cln)