Sekelompok mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi BEM Solo Raya menggelar aksi di depan Gedung DPRD Solo, Kamis (11/7/2024). Seratusan massa tiba sekira pukul 14.15 WIB atau molor dua dari pemberitahuan yakni pukul 12.00 WIB.
Dari pantauan detikJateng, massa datang dari barat di Jalan Adi Sucipto, Solo. Mereka dari berbagai universitas di Solo Raya.
Mereka membawa spanduk bertuliskan 'Indonesia Cemas','Hentikan represif, tindakan keparat','Tolak tabungan pemerasan rakyat','Lindungi masyarakat jangan main petak umpet'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di awal aksi, para mahasiswa sempat adu mulut dengan pihak kepolisian karena mereka ingin menggelar aksinya di Jalan Adi Sucipto.
Mahasiswa juga sempat memprotes saat ban yang mereka bawa di mobil komando diambil oleh aparat kepolisian. Meski sempat adu mulut, massa akhirnya membakar spanduk dari MMT di tengah jalan.
MMT yang pertama sempat dipadamkan oleh aparat kepolisian menggunakan alat pemadam api ringan. Namun mahasiswa akhirnya mengambil spanduk lainnya dan membakarnya.
"Api ini sebagai tanda kobaran semangat kita kawan-kawan, meskipun ada yang memadamkannya," kata Presiden BEM UNS, Agung Lucky Pradita, Kamis (11/7/2024).
Adapun dalam aksi tersebut para mahasiswa menyoroti kerusakan tatanan demokrasi yang disebutnya terjadi di era Jokowi.
Selain itu, aksi demonstrasi ini juga menyoroti sejumlah RUU yang menuai polemik. Salah satunya yakni RUU TNI -Polri. Kehadirannya ke DPRD Solo Ini, kata dia diharapkan bisa tersampaikan ke DPR RI.
"Dari RUU TNI-POLRI kemarin juga kasusnya mengenai Afif Maulana yang di Sumbar. Kemarin Menkominfo juga tidak menganggap kita sebagai warga negara," ungkapnya.
Terpisah, Koordinator aksi Rozin Afianto dari Institut Islam Mambaul Ulum Surakarta (IIM) mengungkapkan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah sangat mengecewakan.
"Tuntutan kami terkait birokrasi yang sangat gagal hari ini, maka dari itu kami mengambil kritikan yang sangat besar yakni Indonesia Cemas bukan lagi Indonesia Emas 2045," tambahnya.
Selain itu, dirinya juga menyoroti mengenai tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Menurut dia, program tersebut sangat merugikan masyarakat.
"Maka kami menolak itu semua. Kesepakatan dari kawan-kawan semua bahkan ada elemen dari masyarakat," pungkasnya.
Aksi mahasiswa Soloraya itu diterima oleh anggota DPRD yakni Wakil Pimpinan dari Golkar, Taufiqurahman dan anggota DPRD dari PDIP, Paulus Haryoto. Mahasiswa dan perwakilan DPRD duduk bersama di halaman DPRD.
(ahr/dil)