Fenomena alam embun es di komplek Candi Arjuna Dieng kembali terjadi pagi tadi. Suhu udara sempat turun hingga minus 1,35 derajat Celsius.
Salah satu pelaku wisata Dieng, Dimas Ferdhiyanto sempat mengabadikan momen langka tersebut. Ia menyebut embun es yang kelima di tahun 2024 ini lebih tebal dari sebelumnya.
"Tadi pagi ada embun es di komplek Candi Arjuna dan Setyaki. Ini lebih tebal dari sebelumnya," ujarnya saat dihubungi detikJateng, Rabu (19/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bahkan, tidak hanya di rumput dan sampah plastik yang tergeletak di tanah, embun yang menempel di daun kentang milik petani pun beku. Terutama tanaman kentang yang berada di area komplek Candi Arjuna Dieng.
"Tadi embun yang beku ini yang pada nempel di rumput terus ada bungkus-bungkus plastik di tanah. Selain itu yang di daun kentang milik warga juga beku," terangnya.
Beruntung, para petani sudah siap mengantisipasi ancaman embun es atau warga Dieng sering menyebutnya bun upas. Pasalnya, tanaman yang terkena embun es bisa layu kemudian mati.
"Sudah mulai jam setengah 6, para petani sudah menyemprot daun-daun kentang yang kena embun es. Jadi tidak sampai membeku sudah disiram. Kalau dibiarkan saja tanamannya bisa layu," jelasnya.
Di sisi lain, munculnya fenomena alam ini selalu menarik wisatawan. Salah satunya tadi pagi lapangan komplek Candi Arjuna sudah ramai wisatawan yang ingin melihat embun es secara langsung.
"Banyak wisatawan yang datang pagi-pagi untuk melihat embun es. Tadi banyak yang foto-foto juga," ujarnya.
Ia mengatakan, tadi pagi embun es masih bisa dilihat hingga pukul 07.30 WIB. Sebab, sejak suhu terendah minus 1,35 derajat Celsius pada pukul 05.58 WIB suhu kembali naik secara perlahan.
"Kan jam 6 kurang dikit itu yang minus 1,35 derajat, jam 7 itu masih dingin suhunya 0 koma sekian. Dan tadi sampai setengah 8 masih bisa lihat embun es di lapangan komplek Candi Arjuna," tambahnya.
(aku/apu)