Pemkab Klaten Gaungkan Kurban Ramah Lingkungan

Pemkab Klaten Gaungkan Kurban Ramah Lingkungan

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 18 Jun 2024 13:33 WIB
Bupati Klaten Sri Mulyani salat Idul Adha
Foto: dok. Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Klaten -

Kurban ramah lingkungan terus digaungkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. Para panitia kurban diminta untuk melakukan proses penyembelihan hingga pembagian daging kurban dengan tidak mencemari lingkungan.

Bupati Klaten Sri Mulyani mengingatkan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bersinar ini untuk ikut menerapkan prinsip ramah lingkungan dalam mrnyembelih, mendistribusikan, hingga mengolah sampah sisa daging kurban.

Salah satu hal yang bisa dilakukan yakni menggunakan besek atau keranjang anyaman bambu, alih-alih plastik, sebagai tempat pendistribusian daging kurban. Sebab, besek bisa menjadi alternatif lain yang lebih ramah lingkungan serta bisa membantu meningkatkan perekonomian pelaku UMKM serta perajin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain lebih ramah lingkungan dan lebih sehat, penggunaan besek juga membantu meningkatkan perekonomian UMKM, khususnya perajin besek," kata Sri Mulyani di Masjid Agung Al Aqsha, Senin (17/6/2024).

Selain itu, Sri Mulyani juha mengingatkan masyarakat Klaten untuk memperhatikan sanitasi limbah penyembelihan dalam pembersihan organ hewan kurban. Para panitia dilarang mencuci organ hewan kurban di sungai hingga menyebabkan pencemaran lingkungan.

ADVERTISEMENT

"Surat edaran sudah kami serahkan ke daerah. Tapi setiap tahun (pencemaran lingkungan akibat limbah hewan kurban) berkurang. Ini karena tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan juga tinggi," tuturnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Widiyanti. Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya para panitia penyembelihan kurban untuk mengurangi limbah plastik dengan menggunakan besek.

Selain itu, tentunya proses penyembelihan pun harus meminimalisir pencemaran. Saat hewan kurban disembelih, darahnya bisa dialirkan ke dalam lubang yang telah digali agar tidak mencemari tanah di sekitarnya hingga menjadi sumber penyakit.

Limbah sisa-sisa daging kurban juga dianjurkan untuk dikubur agar tidak mencemari sungai ataupun selokan. Nantinya, darah ataupun limbah sisa daging itu pun bisa bermanfaat menjadi pupuk kompos atau biogas sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan.

"Tentunya gunakanlah wadah yang ramah lingkungan dan jangan mencuci daging kurban di sungai biar tidak terjadi pencemaran," tuturnya.

Ia berharap pata panitia kurban bisa menerapkan hal tersebut, demi bisa merayakan Idul Adha secara ramah lingkingan tanpa menyebabkan adanya pencemaran.




(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads