.webp)
Malam takbiran Idul Adha di Kabupaten Klaten tampak meriah. Ratusan masyarakat Klaten antusias mengikuti dan menonton gelaran takbiran di Masjid Raya Klaten.
Gelaran takbiran dimulai sekira pukul 20.00 WIB. Terdengar lantang suara takbir dari para remaja masjid yang mengikuti lomba takbiran di Masjid Raya, serta tampak ratusan masyarakat Klaten berkumpul di sekitar Alun-alun Klaten.
Lomba takbiran yang diikuti perwakilan 26 remaja masjid di Kabupaten Klaten itu digelar Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Klaten. Ketua PHBI Klaten, Anif Solikhin mengatakan, lomba takbiran digelar untuk menyambut Hari Raya Idul Adha sekaligus syiar Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesertanya adalah remaja masjid se-Kabupaten Klaten dan juga dari sekolah madrasah. Untuk remaja masjid itu perwakilan per Kecamatan jadi ada 26, ditambah ada satu madrasah," ungkapnya.
Lomba takbiran sendiri sudah digelar sejak lama, akan tetapi sempat terhenti karena pandemi, sehingga baru digelar lagi tahun ini. Nantinya, akan terpilih tiga juara dari seluruh peserta. Selain mendapat trofi, mereka juga akan diberikan uang pembinaan.
"Kemudian kita memberikan pembinaan juga nanti bagi peserta yang dinyatakan yang terbaik. Juara 1 Rp 3 juta, juara 2 Rp 2 juta, juara 3 Rp 1 juta, juara harapan masing-masing Rp 500 ribu," jelasnya.
Ia berharap, lomba takbiran itu nantinya pun bisa membangkitkan semangat para remaja masjid untuk terus aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan.
Hal itu pun telah terlihat dari meriahnya lomba takbiran yang diikuti ratusan orang malam itu. Masyarakat Klaten dari berbagai usia tampak bersemangat membawa hasil karya bertemakan Idul Adha dari masing-masing kecamatan.
Salah satunya yakni perwakilan dari Kecamatan Klaten Selatan, Raka (13) yang tampak mengenakan pakaian putih membawa replika domba bersama remaja masjid lain yang membawa replika kakbah setinggi 3 meter.
"Ini (replika domba dan kakbah) buatnya 2 hari, buatnya dari dakron, bambu, sama kawat, yang bikin muda-mudi," ungkapnya kepada detikJateng.
Ia mengatakan remaja masjid dari Desa Sumberejo yang mengikuti perlombaan malam itu terdiri dari berbagai umur, mulai dari yang masih di bangku SD hingga lulusan SMA. Menurutnya, perlombaan ini menarik dan bisa memperkuat kerjasama para remaja desa.
(akd/akd)
