Bagyo Wahyono kembali melakukan aktivitasnya sebagai tukang jahit setelah kalah dari pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa di Pilkada 2019. Namun, Bagyo mengungkapkan bahwa omzetnya kini justru mengalami penurunan.
Padahal setelah mengikuti Pilkada 2019 namanya melambung dan semakin dikenal banyak orang. Meski begitu, langganannya yang dulu sering datang sudah memiliki penjahit baru selama dia off dan fokus mengikuti kontestasi politik tersebut.
"Jasa jahit masih. Kalau itu (omzet) justru berbanding terbalik, karena saat kita persiapan Pilkada kita off dulu. Efeknya pelanggan-pelanggan punya penjahit baru. Mereka mengiranya saya sudah tidak buka jahitan lagi," kata Bagyo saat ditemui detikJateng di rumahnya, Kamis (6/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, ia masih terus mencoba mengembalikan kejayaan usaha jahitnya. Promosi terus dilakukan agar pelanggannya tidak salah informasi.
"Saat ini ya masih mencoba terus (untuk bangkit), ya 30 persen. Kita menggali kembali relasi lama. Alhamdulilah dikit-dikit mulai masuk lagi," ucapnya.
Dia mengaku, persaingan pada busana manten saat ini sangat ketat. Pasalnya, jasa MUA yang dulu hanya melayani jasa makeup, kini juga menawarkan persewaan baju manten.
Dampaknya, semakin sedikit pasangan manten yang membuat baju dan lebih memilih untuk menyewa. Diketahui, Bagyo sudah sekira 25 tahun membuka jasa jahit, mengembangkan usaha ayahnya yang dulu menyewakan pakaian adat.
"Dulu kan busananya pakem Jawa. Pada tahun 80-an saya mencoba memodifikasi dan mengolaborasi. Dan disukai anak-anak muda," ucapnya.
Selain menerima jasa jahit manten, dia juga membuka jasa persewaan baju adat, dan membuka angkringan di rumahnya, di kawasan Penumping, Kecamatan Laweyan, Solo.
(cln/apl)