Final Tarkam Piala Bupati Semarang yang mempertemukan Putra Bakti FC Patemon dengan Ar Raffi Ampel Boyolali masih menjadi sorotan. Apalagi, laga tarkam yang berakhir ricuh itu juga diramaikan beberapa pemain Liga 1 dan Liga 2, termasuk eks pemain PSIS Semarnag, Wahyu Prasetyo.
Wahyu mengatakan alasannya turut bermain dalam laga tersebut adalah untuk menjalin silaturahmi antar pemain. Selain itu, dirinya juga menegaskan tak terlibat dalam keributan yang terjadi saat laga berlangsung.
"Ikut karena ingin kumpul sama teman-teman pemain liga sambil cari keringat. Tapi sampai sana ternyata turnamen, ya sudah ikut main hitung-hitung menghibur warga. Kemarin juga tidak bayaran, karena niat awalnya buat silahturahmi saja," ujarnya kepada detikJateng, Kamis (6/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ikut main ternyata malah ribut terus viral, saya juga nggak ikut-ikutan ribut, yang di video saya coba nenangin lawan jadi kelihatan seperti ribut," terangnya.
Lebih lanjut, Wahyu membenarkan adanya larangan untuk pemain profesional turut bermain dalam laga tarkam saat kompetisi berakhir. Namun, dirinya menjelaskan sudah tak lagi berstatus sebagai pemain PSIS pada saat mengikuti turnamen tersebut.
"Kalau kemarin saat di PSIS ada surat larangan (tarkam) tapi kan saya sudah habis kontrak jadi saya juga nggak mungkin ikut latihan, jaga kondisi dengan tim PSIS lagi," ungkapnya.
Kini, pemain yang akrab disapa Hulk itu mengaku kapok dan memetik pelajaran penting dari kejadian tersebut.
"Iya pembelajaran bagi saya agar tidak ikut lagi turnamen seperti itu, dan kadang kebaikan yang kita lakukan malah jadi bumerang buat kita sendiri," ucapnya.
Sementara itu ditemui terpisah, Sekretaris Umum Asprov PSSI Jateng, Purwidyastanto, menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi kericuhan juga melibatkan para pemain bola profesional.
"Kita selalu memastikan marilah sepak bola ini dijaga betul tidak hanya pemain tapi juga perangkat pertandingan, panitia pertandingan juga demikian, kita berharap komitmennya untuk jaga sportifitas," paparnya.
"Merasa dirugikan lalu melanggar sportivitas dengan memukul, tindakan-tindakan yang melanggar kode regulasi pasti ada sanksinya, lepas dari benar atau tidak, lepas dari alasan apapun ketika pelanggaran dilakukan tidak hanya oleh pemain ya pasti PSSI dalam hal ini otoritas di sepak bola memastikan kode disiplin terjalankan dengan baik," tegasnya.
(cln/cln)