Pembangunan eks Jembatan Gantung Ngembik atau 'Indiana Jones' yang melintasi Sungai Progo Magelang sudah dimulai. Warga Berinisiatif membuat penyeberangan getek.
Pantauan detikJateng, mulai pukul 06.47 sampai 07.34 WIB, terlihat warga memanfaatkan keberadaan getek tersebut. Saat pagi hari, kebanyakan warga yang memanfaatkan keberadaan getek ini dari warga Rejosari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.
Warga ini yang saban harinya melintasi Sungai Progo untuk beraktivitas di wilayah Ngembik, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang. Selain warga, ada juga siswa yang akan berangkat sekolah menuju Kota Magelang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Getek yang digunakan dibuat dari bahan bambu dan di bawahnya ditopang sekitar 100 galon agar rakit bisa terapung. Kemudian, ada besi dibalut karet untuk pegangan penumpang saat menyeberang.
Sedangkan bagian atasnya diberikan atap sebagai peneduhnya dan ada tepat duduknya. Untuk tarifnya, pengelola tidak mematok harga melainkan secara sukarela. Penumpang bisa memasukkan uang pembayaran pada kotak yang sudah disediakan.
"Pengalaman dulu yang pertama waktu jembatan gantung putus tahun 2011, kalau nggak salah. Wah kalau lihat orang yang kerja, bakul-bakul, anak sekolah kan repot. Masak sekolah (Ngembik) kok muter lewat jembatan Mlagen (memutar jauh). Makanya saya punya ide buat itu (getek)," kata Fathoni (56), penggagas pembuat getek kepada wartawan di lokasi Sungai Progo, Rabu (5/6/2024).
"Ternyata tahun 2024 jembatan dipugar, diganti baru. Lha, saya ajak teman-teman bagaimana buat rakit penyeberangan (getek) pada ikut," sambung Fathoni.
![]() |
Getek ini mulai beroperasi sejak pukul 05.30 WIB sampai 18.00 WIB. Kemudian baru mulai beroperasi sejak, Jumat (31/5).
"Mudah-mudahan bisa memberi keringanan (membantu) warga yang bekerja. Bahan ini dari bambu terus bawah dikasih galon. Ini habis 100 galon," ujarnya.
Fathoni mengatakan, sekali menyeberang getek mampu membawa 20 orang. Getek ini hanya untuk khusus ditumpangi orang saja.
"Waktu hari Minggu bawa 17 orang. Kan banyak yang main-main, selfie-selfie," kata dia.
"(Sekali nyeberang) Kita nggak membatasi, terserah. Mau kasih Alhamdulillah, nggak juga nggak apa-apa. Jadi intinya kerja sambil ibadah. (Kebanyakan kasih) Ada kasih Rp 2.000, Rp 1.000 juga ada, tergantung," ujar Fathoni.
Fathoni mengakui dari pukul 05.30 sampai 18.00 WIB terkadang mendapatkan Rp 100 ribu.
"Ini ada empat orang (yang menjalankan getek) tiap hari bergantian," katanya.
Salah satu warga Suroso (67) mengatakan, kalau mau berangkat kerja naik getek sejak Jumat (31/5). Keberadaan getek dirasa sangat membantu sekali.
"Mulai Jumat kemarin nyeberang naik getek. PP (pulang pergi) Rp 2.000. Sebelum ada getek muter lewat Dumpoh (lebih jauh) tiga kali lipat. Ini sangat membantu," kata Suroso
warga Bandongan yang menjadi penarik becak di Menowo.
Hal senada disampaikan warga lainnya Maryati (47) penjual sayuran keliling. Menurutnya, keberadaan getek cukup membantu aktivitasnya.
"Alhamdulillah getek ini lumayan membantu. Sebelum ada getek lewat Plikon jaraknya lebih jauh," katanya.
![]() |
(apl/cln)