Cerita Pemuda Tegal Retas 'Sarang Peretas' Sambil Nunggu Waktu Sahur

Cerita Pemuda Tegal Retas 'Sarang Peretas' Sambil Nunggu Waktu Sahur

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 29 Mei 2024 08:31 WIB
Muhammad Hasyim Asyari, pemuda asal Tegal yang mendapat hadiah hingga Rp 400 juta karena berhasil menemukan celah pada situs HackerOne, yang juga dikenal sebagai situs Sarang Peretas. Foto diunggah Selasa (28/5/2024).
Ilustrasi pemuda Tegal retas 'sarang peretas'. Foto: Istimewa/dok. Muhammad Hasyim Asy'ari
Tegal -

Muhammad Hasyim Asy'ari (24) menceritakan kisahnya mampu meretas situs HackerOne, yang juga dikenal sebagai situs 'Sarang Peretas'. Ia melakukan kegiatannya itu sambil menunggu waktu sahur tiba.

Hasyim mengungkapkan, ia tertarik untuk ikut sayembara yang digelar HackerOne saat bulan puasa lalu. Dia bercerita tengah menunggu waktu sahur ketika memutuskan membuka komputernya dan mencoba mencari bug di berbagai situs, termasuk HackerOne.

"Semacam sayembara dari HackerOne. Hackerone itu bisa dibilang wadah (platform) bagi perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia untuk membuka sayembara bug bounty, termasuk HackerOne sendiri membuka sayembara," jelasnya melalui pesan singkat, Selasa (28/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melakukan pencarian bug sebenarnya di bulan Ramadhan, di mana waktu malam sering digunakan untuk bermain komputer sambil menunggu sahur. Hal ini yang terlintas, sesekali untuk mencari bug, bahkan bukan hanya di HackerOne saja, tapi di situs situs lain yang memang buka sayembara," ceritanya.

Dia mengklaim menemukan bug pada situs HackerOne dalam waktu sehari. Tidak dibutuhkan pendaftaran jika berhasil menemukan celah untuk meretas situs.

ADVERTISEMENT

"Saya bisa menyelesaikan dalam sehari. Jadi dalam sayembara ini jika ada yang bisa meretas tinggal memberi tahu aja," ujar dia.

Meski sukses melakukan aksinya dalam satu hari, pemuda asal Tegal ini mengaku sempat merasa insecure. Apalagi, HackerOne dikenal sebagai sarang peretas yang tak mungkin mudah dibobol.

Diketahui, HackerOne merupakan perusahaan keamanan cyber yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat. Perusahaan tersebut berfokus kepada minimalisasi serangan cyber dengan menggandeng komunitas ethical hacker (peretas etis).

Sementara Hasyim merupakan anggota Tegal Security, sebuah komunitas yang terdiri dari pemuda-pemuda berbakat di bidang teknologi informasi. Tegal Security sendiri dibentuk sebagai wadah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keamanan cyber.

"Tapi bagi sebagian orang (termasuk saya) akan berpikir 'situs hacker masa ada bug-nya?' bisa dibilang insecure di awal. Tapi justru menjadi tantangan sendiri bagi saya," ucapnya.

Pada akhirnya, Hasyim dianggap berhasil dan bisa menunjukkan kerentanan dalam situs HackerOne. Dia pun menerima hadiah sesuai yang dijanjikan HackerOne dalam rentang low-critical sebesar USD 500 sampai USD 25.000 atau sekitar Rp 400 juta.

Saat ditanya apakah aksi yang dilakukan ilegal atau tidak. Hasyim mengatakan bahwa perbuatannya sudah sesuai aturan yang berlaku.

"Tindakan kami dilakukan dengan mematuhi hukum dan etika yang berlaku," kata Hasyim.




(cln/cln)


Hide Ads