Sejumlah spanduk protes dipasang di area kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Kota Semarang, saat Cawapres terpilih Gibran Rakabuming Raka diundang mengisi acara diskusi Himpunan Mahasiswa Politik (Himapol) Indonesia di UIN Walisongo. Panitia angkat bicara terkait spanduk tersebut.
Ketua Himapol Indonesia, Ebyn Atsil Majid, mengatakan acara diskusi itu berlangsung di Gedung Teater Rektorat UIN Walisongo pada Senin (27/5) pukul 07.00 WIB. Meski foto Gibran terpampang pada selebaran acara, Gibran ternyata sudah membatalkan kedatangannya sejak tiga hari sebelum acara. Sebab, Gibran ada kegiatan lain.
"Mas Gibran memang sudah membatalkan atau sudah tidak bisa menghadiri itu sudah sejak H-3, karena sesuai protokol tidak bisa membatalkan H-1," kata Ebyn saat dihubungi wartawan lewat telepon, Selasa (28/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dilihat aksi protes teman-teman kemarin dan dinamika yang terjadi, mereka yang melakukan aksi dan protes itu kan menyangkanya Mas Gibran hadir," sambung Ebyn.
Ebyn mengatakan sejumlah spanduk bernada protes itu dibentangkan di gedung sekitar akses masuk UIN Walisongo. Menurut dia, pihak yang memasang spanduk itu tidak menginginkan Gibran hadir di UIN Walisongo.
Baca juga: Siapa 'Invisible Team' Gibran? |
"Memang aksi mereka ini kan menolak oligarki masuk ke wilayah kampus UIN Walisongo, sebenarnya substansinya itu. Cuma ada beberapa hal yang bagi saya terkadang itu tidak substansial, karena memang saya beberapa kali melihat ada spanduk bahwa Himapolindo itu 'produk anak haram' yang menurut saya itu tidak substansi terkait dengan apa yang ingin mereka kritik," ujar dia.
Ebyn menjelaskan acara tersebut dihadiri oleh Direktur Politik Baintelkam Polri Brigjen Yuda Gustawan dan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ridlwan Habib. Adapun pihaknya mengundang Gibran karena dinilai sebagai wakil dari pemuda yang berpolitik.
"Secara umum acaranya walaupun memang belum bisa dihadiri Mas Gibran yang kita coba undang memang alhamdulillah lancar dan sukses dihadiri 43 kampus yang masuk Himapol di seluruh Indonesia," ujar dia.
Ebyn menambahkan, dinamika yang ada di kampus adalah hal yang wajar. "Segala macam dinamika yang ada itu kami sangat menghargai dan menghormati diskursus kawan-kawan mahasiswa. Intinya setelah kegiatan ini jangan sampai ada permusuhan satu dengan yang lain," pungkasnya.
(dil/sip)