Penemuan fosil gading gajah di wilayah sungai bengawan solo di Blora ditemukan identitasnya. Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora mengungkapkan identitas fosil tersebut.
"Diduga fosil gajah purba elephas hyudindricus. Panjangnya 155 centimeter, berat awal 70 kilogram dan memiliki diameter 15 centimeter," ungkap Kabid Kebudayaan Dinporabudpar, Widyarini saat ditemui detikJateng di Rumah Artefak Blora, Rabu (22/5/2024).
Dia mengungkapkan fosil tersebut ditemukan warga di sungai bengawan solo di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Blora. Selain fosil gading gajah, di sekitarnya juga ditemukan fosil lain dari individu yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Disekitarnya banyak juga terdapat fragmentaris fosil dari individu yang berbeda," ucapnya.
Widyarini setelah mendapat laporan dari warga bahwa ada temuan fosil gading gajah, dia langsung menuju lokasi untuk memastikan kondisi benda purbakala tersebut.
"Kami lihat di sana ternyata indikasi yang disebutkan tadi benar, bahwa indikasinya adalah fosil gading gajah purba. Kemudian karena kemarin kami pertimbangkan ekskavasi sampai malam, pagi sampai sore alhamdulillah berhasil diangkat," jelasnya.
fosil gading gajah purba ditemukan sore hari Senin (20/5/2024), pihak tim penyelamat karena melakukan ekskavasi sampai malam belum selesai akhirnya dilanjutkan pagi hari sampai sore kemarin, Selasa (21/5/2024).
Fosil ini ditemukan tepat di sungai bengawan solo. Dengan kondisi sungai yang kering memudahkan petugas untuk melakukan ekskavasi.
"Itu di sungai tetapi kan kemarau airnya _asat_ (surut, red). Alhamdulillah hasilnya masih bagus gadingnya," jelasnya.
Menurutnya, sebelumnya di tempat yang tak jauh berbeda juga ditemukan fosil purbakala. Di wilayah tersebut juga termasuk wilayah yang sering terdapat temuan barang purba.
"Sudah sering ditemukan fosil di sana. Kalau melihat sebelumnya ada, kemungkinan besar ada komunitas gajah di situ, ada populasi gajah," ucap Widyarini.
Pihaknya menduga, sungai bengawan solo saat ini tidak seperti dahulu kala. Dia juga belum bisa memastikan bahwa ada kemungkinan fosil itu hanyut dari hulu sungai bengawan solo.
"Saat ini memang ditemukan di bengawan tapi bisa jadi transport dari hulu, artinya belum ada kepastian. Tapi yang pasti dulu itu belum bengawan. Kondisi sungai bengawan solo tidak seperti sekarang. Bisa jadi pergeseran sungai," ujarnya.
(ega/ega)