Penemuan fosil gading gajah purba di area Kracakan Sungai Bengawan Solo di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora berhasil dilakukan ekskavasi. Awalnya fosil purba yang diperkirakan berusia ratusan ribu tahun ini ditemukan warga saat mencari ikan.
"Gading tersebut tertimbun di bebatuan sedimentasi sungai Bengawan Solo. Setelah saya lihat secara detail terlihat seperti Gading gajah," jelas warga Trio Nur Koimudin (25), Selasa (21/5/2024).
Dia menjelaskan setelah melihat benar adanya Gading tersebut, Ia lantas melapor kepada Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin langsung lapor pada dinas terkait, agar dicek sama tim yang bersangkutan," ucapnya.
Mendengar hal itu, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinporabudpar Kabupaten Blora Widyarini bersama tim penyelenggaraan langsung menuju lokasi untuk mengecek keberadaan fosil Gading gajah purba tersebut.
"Tim langsung berangkat dan dicek dan hari ini dilakukan kegiatan ekskavasi untuk nanti dikonservasi, dan dirawat di Rumah Artefak, fasilitas penyimpanan benda Cagar Budaya milik pemkab Blora,'' jelasnya saat ditemui detikJateng di Rumah Artefak Blora, Rabu (22/5/2024).
Dia menjelaskan, fosil gading gajah purba ditemukan sore hari Senin (20/5/2024), pihak tim penyelamat karena melakukan ekskavasi sampai malam belum selesai akhirnya dilanjutkan pagi hari sampai sore kemarin, Selasa (21/5/2024).
"Kami lihat di sana ternyata indikasi yang disebutkan tadi benar, bahwa indikasinya adalah fosil gading gajah purba. Kemudian karena kemarin kami pertimbangkan ekskavasi sampai malam, pagi sampai sore alhamdulillah berhasil diangkat," jelasnya.
Fosil ini ditemukan tepat di sungai bengawan solo. Dengan kondisi sungai yang kering memudahkan petugas untuk melakukan ekskavasi.
"Itu di sungai tetapi kan kemarau airnya _asat_ (surut, red). Alhamdulillah hasilnya masih bagus gadingnya," jelasnya.
Menurutnya, sebelumnya di tempat yang tak jauh berbeda juga ditemukan fosil purbakala. Di wilayah tersebut juga termasuk wilayah yang sering terdapat temuan barang purba.
"Sudah sering ditemukan fosil di sana. Kalau melihat sebelumnya ada, kemungkinan besar ada komunitas gajah di situ, ada populasi gajah," ucap Widyarini.
Pihaknya menduga, sungai bengawan solo saat ini tidak seperti dahulu kala. Dia juga belum bisa memastikan bahwa ada kemungkinan fosil itu hanyut dari hulu sungai bengawan solo.
"Saat ini memang ditemukan di bengawan tapi bisa jadi transport dari hulu, artinya belum ada kepastian. Tapi yang pasti dulu itu belum bengawan. Kondisi sungai bengawan solo tidak seperti sekarang. Bisa jadi pergeseran sungai," ujarnya.
Fosil gading gajah ini berjenis gajah purba elephas hyudindricus. Panjangnya 155 centimeter, berat awal 70 kilogram dan memiliki diameter 15 centimeter. Disekitarnya banyak juga terdapat fragmentaris fosil dari individu yang berbeda.
"Selama ekskavasi berjalan lancar, karena masyarakat desa sangat mendukung. Termasuk dari komunitas. Memang kita terbantu sama komunitas. Mereka menemukan dan melaporkan kepada kami. Artinya masih ada kepedulian dari masyarakat," jelasnya.
Benda purbakala ini kemudian disimpan di Rumah Artefak, tempat penyimpanan cagar budaya milik Pemkab Blora. Pihak Dinporabudpar Blora juga melaporkan temuan ini kepada Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK).
"Pertama kami laporan balai pelestarian kebudayaan, nanti ada tindak lanjut dari sana. Sementara kami lakukan konservasi untuk membersihkan dan penyelamatan untuk koleksi dan bahan edukasi. Ini kita simpan di Rumah Artefak menjadi koleksi dan aset pemerintah," jelasnya.
Diketahui, Rumah Artefak Blora merupakan tempat penyimpanan benda-benda cagar budaya. Lokasinya di area Gor Mustika Blora. Benda-benda yang dirawat di rumah artefak lebih dari 350 koleksi.
(akn/ega)