Pelajar Asal Solo Meninggal Saat Camping di Karanganyar, Ini Dugaan Penyebab

Pelajar Asal Solo Meninggal Saat Camping di Karanganyar, Ini Dugaan Penyebab

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Selasa, 21 Mei 2024 15:11 WIB
Ilustrasi jenazah
Ilustrasi pelajar meninggal. Foto: Thinkstock
Karanganyar -

Seorang pelajar MTS 1 Solo, SAN (16) warga Klaten meninggal dunia saat camping bersama teman sekolahnya di Bumi Perkemahan Sekipan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Polisi pun mengungkap penyebab kematiannya.

"Iya, warga Ceper (Klaten). Sekolah di MTS N 1 (Solo)," kata Kapolsek Tawangmangu AKP Sutarto, saat dihubungi awak media, Selasa (21/5/2024).

Dia menjelaskan, korban datang ke Sekipan pada Senin (20/5) malam, bersama teman sekolahnya yang berjumlah 19 orang. Saat datang, rombongan korban langsung masuk dan mendirikan tenda, tanpa melakulan registrasi ke petugas jaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolsek mengatakan, kegiatan yang dilakukan rombongan korban di luar kegiatan sekolah, meski korban datang bersama teman satu sekolahnya.

"Pagi sekitar jam 05.00 katanya dibangunkan temannya sudah tidak ada reaksi. Lalu dibawa ke Puskesmas sudah dinyatakan tidak ada (meninggal dunia). Pokoknya sampai di Puskesmas sudah tidak ada. Dugaannya hipotermia," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Keluarga korban yang mendapati informasi tersebut, langsung mendatangi Puskesmas Tawangmangu. Setelah dilakukan visum luar, jenazah dibawa keluarga ke rumah duka di Klaten.

"Kita lakukan visum luar, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Pihak keluarga juga tidak bersedia untuk dilakukan autopsi, terus membuat pernyataan tidak akan ada tuntutan ke mana pun, terus selanjutnya dibawa pulang," ucapnya.

Dihubungi terpisah, Camat Tawangmangu Eko Joko Widodo mengatakan, cuaca di Sekipan cukup normal. Ia tak mengetahui mengapa korban bisa terserang hipotermia.

"Suhunya sekitar 15-18 derajat Celcius, itu normal. Kalau kondisi korban seperti apa, kurang begitu jelas," kata Eko.

Namun, dari keterangan petugas jaga, rombongan korban tidak lapor saat melakukan camping. Aktivitas rombongan korban tidak diketahui oleh petugas jaga. Hal ini menjadi evaluasinya.

"Di Pos penjagaan itu sebenarnya ada petugasnya, tapi dia tidak melapor jika ada kegiatan. Saya tanya masyarakat di situ, juga tidak tahu ada kejadian di situ," pungkasnya.




(apu/cln)


Hide Ads