Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten menggelar monitoring dan evaluasi (monev) Penambahan Areal Tanam (PAT) di Desa Beluk, Kecamatan Bayat. Kegiatan ini digelar guna memastikan lahan tanam padi di Klaten bisa mencapai 1.361 hektare.
Kepala DKPP Klaten, Widiyanti mengatakan program PAT diadakan guna mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia yang ditarget oleh Pemerintah Pusat secara nasional, agar setiap bulannya harus mampu menanam padi seluas 1 juta hektare.
Ia menjelaskan, tahun lalu luas tanam padi di Klaten ditarget mencapai 73.000 hektare, dengan penambahan areal tanam di lahan tadah hujan sebanyak 1.361 hektare, ditargetkan tahun ini bisa meningkat menjadi 74.675 hektare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebutuhan pangan ini harus tersedia dengan baik, sehingga untuk meningkatkan areal tanam kita di Kabupaten Klaten mendapatkan alokasi atau target untuk perluasan areal tanam khususnya dari lahan-lahan yang tadah hujan seluas 1.361 hektare," kata Widiyanti di Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Sabtu (18/5/2024).
Guna memenuhi target nasional, kata Widiyanti, Kementerian Pertanian Republik Indonesia pun memberikan bantuan alat pertanian. Mulai dari pompanisasi sebanyak 31 unit, traktor roda empat 9 unit, irigasi perpompaan 25 unit, brigade pompa Kodim dan DKPP masing-masing 10 unit,
Areal tadah hujan di Desa Beluk sendiri mencapai 23 hektare. Ia menjelaskan, melalui bantuan pompanisasi, areal tadah hujan dihatapkan mampu mendapatkan pengairan yang nemadai.
Diketahui, program pompanisasi untuk mengairi areal sawah di Desa Beluk sendiri mengambil dari Sungai Dengkeng. Lewat pompanisasi ini, Pemkab Klaten berupaya mendongkrak produksi padi untuk menghadapi musim kemarau di masa El Nino seperti sekarang.
"Sehingga jika biasanya musim tanam hanya satu kali bisa menjadi tanam dua kali, dalam rangka untuk meningkatkan perluasan area tanah," jelasnya.
Ia menjelaskan di Kabupaten Klaten sendiri ada beberapa titik areal tadah hujan yang cukup besar, mulai dari Kecamatan Bayat, Cawas, hingga Gantiwarno. DKPP Klaten pun akan membangun sekitar 15 unit sumur dalam untuk mengairi lahan sawah tadah hujan.
"Itu programnya namanya irigasi pompanisasi, selain menggunakan sumber air permukaan, juga ada sumur dalamnya. Ini masih berproses, khusus untuk air dalamnya di 15 titik, yang 10 di sumber air permukaan," jelasnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Klaten, Muh. Nasir berharap, program PAT bisa meningkatkan produksi padi di Kabupaten Klaten sekaligus mendukung ketahanan pangan.
"Kami berharap produksi peetanian khususnya padi di wilayah Klaten dapat meningkat signifikan lewat program ini. Sehingga Kabupaten Klaten juga dapat turut berperan dalam ketahanan pangan nasional," harapnya.
(akd/ega)