Media sosial X dan Instagram sedang diramaikan permasalahan tingginya biaya uang kuliah tunggal (UKT) yang harus dibayarkan mahasiswa baru Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Tak tanggung-tanggung, kenaikan UKT bahkan mencapai belasan hingga puluhan juta.
Bahkan perbincangan topik ini sempat trending topik pada Rabu (24/4) sore. Menanggapi polemik tingginya kenaikan UKT ini, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed, Maulana Ihsanul Huda mengatakan saat ini pihaknya masih menghimpun keluhan dari mahasiswa baru.
"Kita atas nama BEM Unsoed mencoba menghimpun terlebih dahulu keresahan mahasiswa baru," kata Ihsan saat ditemui wartawan, Kamis (25/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun upaya yang sudah dilakukan, di antaranya sudah berupaya menemui pihak rektorat untuk meminta penjelasan. Namun pada saat didatangi, tidak ada yang bisa ditemui.
"Kita sudah mencoba bertemu dengan pihak rektorat dalam hal ini wakil rektor II. Khususnya bersinggungan langsung dengan permasalahan ini. Tapi saat kita datangi dari pimpinan rektorat tidak bisa menemui karena ada rapat dan sebagainya," terangnya.
Oleh sebab itu, BEM Unsoed sudah bersurat secara resmi untuk agenda ulang. Pada dasarnya, mahasiswa ini ingin menjelaskan perincian kenaikan UKT yang berkali lipat.
"Kita sudah menyurati ke rektorat untuk audiensi di hari Jumat nanti jam 1 siang. Jadi kita masih menunggu respons rektorat," jelasnya.
Selaku Presiden BEM Unsoed ia mengaku miris. Sebab penyebaran informasi kenaikan ini seolah tidak disebarkan secara masif dan terkesan seperti todongan.
"Kami menanggapinya cukup miris ya karena melihat lonjakan kenaikan UKT nya yang sangat tinggi. Bisa dibilang, naik 3 sampai 5 kali lipat. Dan penyebaran informasinya pun tidak masif jadi bisa katakan ini seperti todongan," ungkapnya.
Pada saat pendaftaran registrasi mahasiswa baru, mereka belum mengetahui informasi biaya UKT yang harus dibayarkan. Namun angka tersebut sudah muncul dalam sistem.
"Ketika registrasi fisik Maba itu belum tahu golongan UKT 1 itu berapa, 2 itu berapa sampai golongan terakhir. Tiba-tiba sudah ada dalam sistem registrasi sendiri tagihannya. Jadi menurut kita salah satu bentuk todongan dari rektorat kepada mahasiswa dan ini sangat merugikan," ujarnya.
Ia mencontohkan kenaikan yang terjadi pada Fakultas Peternakan. Pada tahun lalu menurutnya angkanya masih Rp 2,5 juta untuk golongan tertinggi. Namun pada tahun 2024 melonjak jadi Rp 14 juta.
"Ini secara keseluruhan hampir naik lebih dari 2 kali lipat. Bisa kita pastikan bahwa ini adalah kenaikan yang sangat parah. Misalnya untuk Fakultas Peternakan sendiri itu golongan paling tingginya 2,5 juta. Sekarang jadi Rp 14 juta," paparnya.
"Untuk Hubungan Internasional yang sebelumnya Rp 3 jutaan sekarang sampai Rp 13 juta. Jadi kenaikannya signifikan. Bahkan untuk jurusan keperawatan internasional sampai tembus angka Rp 52 juta untuk golongan tertinggi. Sebelumnya itu tidak sampai Rp 10 juta," sambungnya.
Masih menurutnya, biaya tersebut diperuntukkan Maba yang melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Namun tidak menutup kemungkinan akan dialami seluruh Maba yang juga melalui jalur mandiri.
"Ini sasarannya mahasiswa baru angkatan 2024 yang ikut jalur SNBP. Tapi ini kan peraturan rektor sudah diatur untuk semua jalur. Jadi nanti pun SNBP dan jalur mandiri akan sama seperti ini," pungkasnya.
Simak penjelasan kampus di halaman berikutnya....
Penjelasan Kampus
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Ir. Noor Farid mengatakan terkait kebijakan penyesuaian UKT tahun 2024 didasarkan atas berbagai pertimbangan. Di antaranya tarif UKT yang berlaku selama ini ditetapkan sejak tahun 2012 dan belum pernah mengalami penyesuaian (BKT)
"Formulasi penyesuaian UKT berbasis Biaya Kuliah Tunggal yang merujuk pada Keputusan Kemendikbudristek Nomor 54/P/2024 tanggal 5 Februari 2024 tentang Besaran Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan yang menggunakan tiga variabel. Yaitu Akreditasi, Model Pembelajaran dan Berdasarkan Wilayah. Penetapan BKT ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi," kata dia melalui siaran persnya.
Sebelumnya, dikutip dari detikInet, Media sosial X hingga Instagram ramai dengan curhatan para mahasiswa baru di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah.
Berdasarkan unggahan terbaru dari akun @batir_unsoed, terdapat kenaikan yang sangat signifikan terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru tahun 2024.
"Baru-baru ini, fakta mengejutkan terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT). Kenaikan UKT untuk mahasiswa baru 2024 telah memunculkan banyak pertanyaan mengenai alasan di balik kebijakan kenaikan UKT yang drastis ini," tulis akun @batir_unsoed yang dikutip detikINET dari Instagramnya, Rabu (24/4).
Dalam unggahan tersebut ditunjukkan perbandingan UKT Unsoed pada tahun 2023 di mana kenaikan harganya tersebut sangat drastis dan dinilai tidak masuk akal. Pasalnya kenaikan UKT mencapai hampir 4 kali sampai 7 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Sebagai contoh biaya UKT untuk jurusan Hubungan Internasional pada tahun 2023 pada golongan 7 dikenai biaya Rp 3.500.000 namun di tahun 2024 di golongan yang sama menjadi Rp 14.081.000. Lalu jurusan Peternakan tahun 2023 di pada golongan 5 sebesar Rp 2.500.000 tapi di tahun 2024 naik pesat menjadi Rp 12.500.000 di golongan yang sama.