Wanita berinisial S (22) warga Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, sempat mengirim pesan terakhir kepada keluarganya sebelum dilaporkan hilang. Namun, pesan ini justru membuat keluarga bertanya-tanya.
Kadus Dlingin Lor Lemahbang, Sukirdi mengatakan, korban meninggalkan rumah pada Selasa (9/4/2024). Usai pulang kerja saat malam takbiran, korban berpamitan dengan temannya mau mencari makan.
Namun korban tak kunjung pulang hingga keesokan harinya keluarga mencari korban. Kakak dan ibu korban juga sempat menghubungi korban, namun tidak ada jawaban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah tiga hari dijawab dengan bahasa krama. Padahal dia (korban) kalau sama bapak, ibu, kakaknya, biasanya pakai ngoko, tidak basa. Ditanya, 'kok ra mulih-mulih to nduk, koe neng ndi?' Dijawab, 'nggih sekedap, niki ajeng mantuk'," kata Sukirdi saat dihubungi awak media, Senin (15/4/2024).
Hal itu membuat pihak keluarga bingung dan curiga. Pasalnya, korban jarang menggunakan bahasa Jawa halus, saat berkomunikasi dengan kedua orang tuanya, dan kakak perempuannya.
Sukirdi kemudian mendapatkan laporan dari pihak keluarga pada Sabtu (13/4/2024). Saat itu, ia meminta pihak keluarga untuk membuat laporan ke pihak kepolisian karena korban sudah tidak kembali ke rumah selama empat hari.
Sampai akhirnya, jasad korban ditemukan di parit dekat makam Mawar Jatisobo pada Minggu (14/4) pagi. Saat ditemukan, jasad korban terbungkus plastik, mengenakan pakaian lengkap, dan sudah mengeluarkan aroma tak sedap. Namun, barang berharga milik korban tidak ditemukan.
"Motor, HP, THR tidak ditemukan. Kata bosnya, korban mendapatkan THR dan gaji bulan ini," ucapnya.
Jasad korban sempat dibawa ke RSUD dr. Moewardi Solo untuk proses autopsi. Di sana, keluarga korban sempat melihat jasad korban. Sukirdi mengatakan, kondisi jenazah masih utuh.
Jasad korban tiba di rumah duka malam tadi sekira pukul 20.00 WIB dari RSUD dr. Moewardi. Jenazah lalu dimakamkan, dan selesai pemakaman pada pukul 22.00 WIB.
"Jenazahnya disalatkan di halaman masjid, kemudian langsung disemayamkan. Untuk tradisi kejadian yang tidak wajar, langsung dimakamkan," ucapnya.
Korban merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. S bekerja di toko pakaian di kawasan Bendosari, Sukoharjo. Kondisi korban dengan keluarga diketahui baik-baik saja.
"Kabar-kabarnya, habis Lebaran ini mau lamaran," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Perangkat Desa Jatisobo Adi Sarmoko mengatakan, mayat wanita tersebut pertama ditemukan oleh warga yang tengah jalan sambil momong anak. Lalu mencium bau tak sedap dari arah makam.
"Ditemukan sekitar jam 08.00 WIB tadi, karena ada bau tak sedap. Sebenarnya baunya sudah tercium dari kemarin, hari rabu. Sempat ditengok ke makam belum tidak, lalu ditengok ke selatan (parit), ditemukan hitam-hitam, saat didekati ternyata jasad manusia," kata Sarmoko saat dihubungi detikJateng, Minggu (14/4).
Atas temuan itu, warga kemudian melaporkan kepada pihak berwajib. Sarmoko mengatakan, petugas kepolisian bersama tim kesehatan langsung datang ke lokasi.
Sementara itu, Camat Polokarto Heri Mulyadi mengatakan, saat ditemukan kondisi jasad ditutupi plastik hitam.
"Diduga korban pembunuhan, karena dimasukkan plastik," kata Heri.
Menurut Heri, jalan dukuh itu relatif sepi, jarang ada orang lewat. Diperkirakan sudah 4-5 hari. Ia menyebut, korban bukan warga Polokarto. Sebab, tidak ada informasi atau berita kehilangan orang di Polokarto.
(ams/ams)