Pada saat Lebaran, umat Islam sangat dianjurkan untuk mengerjakan sholat sunnah Idul Fitri atau sholat Id. Apakah kamu sudah tahu niat dan tata sholat Idul Fitri, detikers?
Sholat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat, tetapi memiliki tata cara yang berbeda dengan sholat sunnah lainnya. Pasalnya, ada takbir tambahan yang disunnahkan pada setiap rakaatnya.
Mari kita simak niat dan tata cara melaksanakan sholat Idul Fitri yang dihimpun dari buku Pedoman Praktis Sholat Wajib dan Sunnah oleh Akhmad Muhaimin, Buku Pintar Sholat oleh Fathurrahman Lc, serta laman resmi Nahdlatul Ulama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Niat dan Tata Cara Sholat Idul Fitri
1. Bacaan Niat Sholat Idul Fitri
Pertama, bacalah niat sholat Idul Fitri berikut ini.
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى
Ushallî sunnatan li 'îdil fithri rak'ataini (ma'mûman/imâman) lillahi ta'ala.
Artinya:
"Aku niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala."
2. Takbiratul Ihram
Setelah niat, kita lanjutkan dengan takbiratul ihram layaknya sholat pada umumnya. Adapun bacaan takbir yang diucapkan yaitu:
اللَّهُ أَكْبَرُ
Allaahu akbar
Artinya:
"Allah Maha Besar."
Setelah takbiratul ihram dianjurkan untuk membaca doa iftitah berikut ini.
اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .
Allaahu akbaru kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa, innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikiin. inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiina. laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
Artinya:
"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya."
3. Takbir Tambahan
Setelah takbiratul ihram dan membaca doa iftitah, ada takbir tambahan pada sholat sunnah Idul Fitri. Takbir tambahan ini dilakukan sebanyak 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat kedua.
Di antara takbir tersebut, kita dianjurkan untuk membaca doa berikut.
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahu akbar kabira, wal hamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila
Artinya:
"Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang."
Kita juga bisa membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar
Artinya:
"Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar."
4. Membaca Al-Fatihah
Selanjutnya, bacalah surat Al-Fatihah karena ini adalah salah satu rukun wajib dalam sholat. Berikut ini bacaannya.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
bismillâhir-raḫmânir-raḫîm
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
al-ḫamdu lillâhi rabbil-'âlamîn
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
ar-raḫmânir-raḫîm
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
mâliki yaumid-dîn
Pemilik hari Pembalasan.
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
iyyâka na'budu wa iyyâka nasta'în
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
ihdinash-shirâthal-mustaqîm
Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ
shirâthalladzîna an'amta 'alaihim ghairil-maghdlûbi 'alaihim wa ladl-dlâllîn
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.
5. Membaca Surat Pendek
Pada rakaat pertama, surat yang sebaiknya dibaca adalah Al-A'la pada rakaat pertama. Berikut ini bacaannya.
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ
sabbiḫisma rabbikal-a'lâ
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,
الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ
alladzî khalaqa fa sawwâ
yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya),
وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ
walladzî qaddara fa hadâ
yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ
walladzî akhrajal-mar'â
dan yang menumbuhkan (rerumputan) padang gembala,
فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ
fa ja'alahû ghutsâ'an aḫwâ
lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman.
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓۖ
sanuqri'uka fa lâ tansâ
Kami akan membacakan (Al-Qur'an) kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,
اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُۗ اِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ
illâ mâ syâ'allâh, innahû ya'lamul-jahra wa mâ yakhfâ
kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ
wa nuyassiruka lil-yusrâ
Kami akan melapangkan bagimu jalan kemudahan (dalam segala urusan).
فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ
fa dzakkir in nafa'atidz-dzikrâ
Maka, sampaikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat.
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ
sayadzdzakkaru may yakhsyâ
Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran,
وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ
wa yatajannabuhal-asyqâ
sedangkan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,
الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ
alladzî yashlan-nâral-kubrâ
(yaitu) orang yang akan memasuki api (neraka) yang besar.
ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ
tsumma lâ yamûtu fîhâ wa lâ yaḫyâ
Selanjutnya, dia tidak mati dan tidak (pula) hidup di sana.
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ
qad aflaḫa man tazakkâ
Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran)
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ
wa dzakarasma rabbihî fa shallâ
dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ
bal tu'tsirûnal-ḫayâtad-dun-yâ
Adapun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan kehidupan dunia,
وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ
wal-âkhiratu khairuw wa abqâ
padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ
inna hâdzâ lafish-shuḫufil-ûlâ
Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu,
صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰىࣖ
shuḫufi ibrâhîma wa mûsâ
(yaitu) suhuf (yang diturunkan kepada) Ibrahim dan Musa.
Sedangkan pada rakaat kedua, disunnahkan untuk membaca surat Al-Ghasyiyah berikut ini.
هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ الْغَاشِيَةِۗ
hal atâka ḫadîtsul-ghâsyiyah
Sudahkah sampai kepadamu berita tentang al-Gāsyiyah (hari Kiamat yang menutupi kesadaran manusia dengan kedahsyatannya)?
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ خَاشِعَةٌۙ
wujûhuy yauma'idzin khâsyi'ah
Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk hina
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌۙ
'âmilatun nâshibah
(karena) berusaha keras (menghindari azab neraka) lagi kepayahan (karena dibelenggu).
تَصْلٰى نَارًا حَامِيَةًۙ
tashlâ nâran ḫâmiyah
Mereka memasuki api (neraka) yang sangat panas.
تُسْقٰى مِنْ عَيْنٍ اٰنِيَةٍۗ
tusqâ min 'ainin âniyah
(Mereka) diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas.
لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ اِلَّا مِنْ ضَرِيْعٍۙ
laisa lahum tha'âmun illâ min dlarî'
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,
لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِيْ مِنْ جُوْعٍۗ
lâ yusminu wa lâ yughnî min jû'
yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاعِمَةٌۙ
wujûhuy yauma'idzin nâ'imah
Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri,
لِّسَعْيِهَا رَاضِيَةٌۙ
lisa'yihâ râdliyah
merasa puas karena usahanya.
فِيْ جَنَّةٍ عَالِيَةٍۙ
fî jannatin 'âliyah
(Mereka) dalam surga yang tinggi.
لَّا تَسْمَعُ فِيْهَا لَاغِيَةًۗ
lâ tasma'u fîhâ lâghiyah
Di sana kamu tidak mendengar (perkataan) yang tidak berguna.
فِيْهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌۘ
fîhâ 'ainun jâriyah
Di sana ada mata air yang mengalir.
فِيْهَا سُرُرٌ مَّرْفُوْعَةٌۙ
fîhâ sururum marfû'ah
Di sana ada (pula) dipan-dipan yang ditinggikan,
وَّاَكْوَابٌ مَّوْضُوْعَةٌۙ
wa akwâbum maudlû'ah
gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya),
وَّنَمَارِقُ مَصْفُوْفَةٌۙ
wa namâriqu mashfûfah
bantal-bantal sandaran yang tersusun,
وَّزَرَابِيُّ مَبْثُوْثَةٌۗ
wa zarâbiyyu mabtsûtsah
dan permadani-permadani yang terhampar.
اَفَلَا يَنْظُرُوْنَ اِلَى الْاِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْۗ
a fa lâ yandhurûna ilal-ibili kaifa khuliqat
Tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan?
وَاِلَى السَّمَاۤءِ كَيْفَ رُفِعَتْۗ
wa ilas-samâ'i kaifa rufi'at
Bagaimana langit ditinggikan?
وَاِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْۗ
wa ilal-jibâli kaifa nushibat
Bagaimana gunung-gunung ditegakkan?
وَاِلَى الْاَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْۗ
wa ilal-ardli kaifa suthiḫat
Bagaimana pula bumi dihamparkan?
فَذَكِّرْۗ اِنَّمَآ اَنْتَ مُذَكِّرٌۙ
fa dzakkir, innamâ anta mudzakkir
Maka, berilah peringatan karena sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.
لَّسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍۙ
lasta 'alaihim bimushaithir
Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.
اِلَّا مَنْ تَوَلّٰى وَكَفَرَۙ
illâ man tawallâ wa kafar
Akan tetapi, orang yang berpaling dan kufur,
فَيُعَذِّبُهُ اللّٰهُ الْعَذَابَ الْاَكْبَرَۗ
fa yu'adzdzibuhullâhul-'adzâbal-akbar
Allah akan mengazabnya dengan azab yang paling besar.
اِنَّ اِلَيْنَآ اِيَابَهُمْ
inna ilainâ iyâbahum
Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali.
ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْࣖ
tsumma inna 'alainâ ḫisâbahum
Kemudian, sesungguhnya Kamilah yang berhak melakukan hisab (perhitungan) atas mereka.
6. Melanjutkan Sholat Hingga Salam
Setelah membaca surat pendek, lanjutkan sholat seperti biasa, yaitu rukuk, itidal, sujud, tahiyat akhir, dan salam. Untuk bacaannya sama seperti sholat pada umumnya.
7. Mendengar Khutbah
Ketika telah selesai mengerjakan sholat, sebaiknya kita tidak terburu-buru pulang dari masjid atau tanah lapang tempat pelaksanaan sholat Idul Fitri. Jamaah dianjurkan untuk mendengarkan khutbah terlebih dahulu.
Dalam sholat Idul Fitri, khutbah disampaikan sebanyak dua kali, layaknya khutbah Jumat. Khutbah pertama diawali dengan takbir sebanyak 9 kali dan khutbah kedua dengan takbir 7 kali. Khutbah Idul Fitri sebaiknya menyampaikan tentang zakat fitrah.
Demikian penjelasan mengenai niat dan tata cara sholat Idul Fitri. Semoga dapat bermanfaat, detikers!
(par/dil)