Tarling Putaran Terakhir, Bupati Klaten Ajak Anak Yatim-Tukang Becak Bukber

Tarling Putaran Terakhir, Bupati Klaten Ajak Anak Yatim-Tukang Becak Bukber

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 07 Apr 2024 16:54 WIB
Bupati Klaten Sri Mulyani
Foto: dok. Pemkab Klaten
Klaten -

Bupati Klaten, Sri Mulyani menggelar tarawih keliling (Tarling) putaran terakhir di Masjid Nur Azizah Pemda Klaten. Tarling tersebut tak hanya diikuti para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, tapi juga diikuti anak yatim hingga tukang becak.

Pada Tarling putaran kesepuluh ini, ia mengajak masyarakat Kabupaten Klaten, khususnya para tukang becak dan anak yatim dari beberapa panti asuhan, untuk mengikuti buka bersama (bukber) di Pendapa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. Usai mendengar tausiah dan menikmati hidangan berbuka, mereka juga mengikuti gelaran tarling di Masjid Nur Azizah.

Dalam kegiatan tersebut, Sri Mulyani turut memberikan santunan kepada ratusan anak yatim dan tukang becak. Ada tujuh panti asuhan atau lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) dari berbagai kecamatan yang berkesempatan mendapat santunan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama Ramadan kali ini, Sri Mulyani telah mengikuti Tarling di 10 masjid. Beberapa di antaranya merupakan masjid-masjid kuno yang memiliki nilai sejarah dan masih ramai jemaah. Ia senang, karena masyarakat setempat juga antusias mengikuti kegiatan Tarling yang diadakan Pemkab Klaten.

"Alhamdulillah antusiasme masyarakat, khususnya masyarakat yang ketempatan untuk pelaksanaan tarling, sangat antusias. Mereka sangat guyub, menerima kami dengan persiapan yang matang. Dari jauh-jauh hari sudah gotong royong membersihkan lingkungan, terutama di daerah masjid," kata Sri Mulyani kepada awak media, Sabtu (6/4/2024).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, meski masjid-masjid yang didatangi sudah kuno, bahkan ada yang berumur hingga 600-an tahun, masjid tersebut masih dalam kondisi yang baik. Ia pun berharap ke depannya para takmir masjid bisa senantiasa aktif mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan untuk memakmurkan masjid.

"Selama 10 putaran memang ketua takmir masjidnya sangat aktif semuanya, sehingga mereka ada kegiatan-kegiatan memakmurkan Masjid dengan kegiatan keagamaan. Selain memang wajib untuk (salat) 5 waktu, wajib untuk salat Jumat berjemaah, tapi ada kegiatan-kegiatan seperti TPA. Ada lomba dan yang lainnya," jelasnya.

Sri Mulyani berharap, Tarling tetap bisa dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya. Masjid yang dipilih sebagai lokasi Tarling pun bisa lebih beragam.

"Tahun ini kan memang saya memilih masjid-masjid yang ada historisnya, masjid yang kuno, ada nilai sejarahnya para leluhur kita. Tahun depan ya karena masjid di Klaten kan banyak, ada 4.000-an lebih, ya nanti tahun depan (harapannya) akan dilanjutkan," ujarnya.

Sementara itu, pendamping LKSA Putti Aisyiyah Ngawen, Yasir (42) menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Klaten karena sudah rutin menggelar bukber dengan anak-anak panti asuhan. Karena menurutnya, hal tersebut dapat menyejahterakan anak-anak panti asuhan.

"Kegiatannya tadi santunan, bukber, terus ikut salat jemaah isya sama tarawih, ada tausiah. Kegiatan ini sangat baik, meningkatkan kepekaan sosial terhadap anak-anak, terutama kaum dhuafa, dan untuk mensejahterakan anak-anak panti ataupun nonpanti," kata Yasir kepada detikJateng.

Dalam kesempatan tersebut, ada sekitar 20 anak yang ikut dalam kegiatan bukber dan Tarling. Selain itu, mereka juga berkesempatan mendapat santunan berupa uang tabungan Rp 300 ribu. Yasir berharap, kegiatan ini dapat terus dilanjutkan, dan ditambah kegiatan baik lainnya.

"Alangkah baiknya itu habis tarawih itu diadakan tadarus bersama, itu bisa lebih meningkatkan iman dan takwa," sarannya.

Begitu pula salah satu tukang becak asal Metuk, Wartono (62). Ia turut mengapresiasi dan berterima kasih kepada Pemkab Klaten yang selama ini dinilai sudah memberikan perhatian yang cukup kepada para tukang becak.

"Remen sanget (senang sekali), alhamdulillah bisa untuk membantu keluarga," tutur Warsono kepada detikJateng.

Wartono, yang sudah bekerja sebagai tukang becak sejak 1977 itu pun berharap, ke depannya kegiatan bukber dan santunan dengan para tukang becak bisa terus dilakukan, serta Pemkab Klaten bisa lebih memberikan perhatian kepada para tukang becak di Kabupaten Klaten.




(prf/ega)


Hide Ads