Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, kembali mengalokasikan anggaran untuk penataan situs Candi Watu Genuk tahun ini. Pemkab akan berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X Jawa Tengah dalam pelaksanaannya nanti.
"Kami akan mengadakan penataan. Cuma nanti kami tetap harus konsultasi dengan BPK dulu terkait apa yang akan kami kerjakan. Kalau anggarannya sudah kami siapkan. Jadi tahapan selanjutnya apa? Apa perlu kajian dulu sebelum ditata atau ditata dulu baru kajian," kata Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Eko Sumardiyanto, kepada para wartawan Senin (25/3/2024).
Setelah tahun 2023 lalu dilakukan pengupasan tanah untuk memperlihatkan struktur batuan candi, bisa dilanjutkan dengan penataan batuan struktur candi. Hanya saja, dinas masih menunggu rekomendasi dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X. Apakah akan lanjut kajian atau langsung penataan batuan candi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggaran yang disiapkan untuk situs Candi Watu Genuk tahun ini, jelas dia, yakni sekitar Rp 200 juta.
Sebelumnya, tahap ketiga ekskavasi situs candi di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo itu sudah selesai dilakukan tahun 2023 lalu. Ada sejumlah temuan penting dari kegiatan tersebut.
Antara lain, dia merinci, seperti lingga yoni patok, kemuncak candi, komponen makara candi pawara, komponen tangga masuk candi. Lalu temuan kala pipi tangga candi induk, kepala arca agastya, kemudian tiga sudut candi induk, struktur pagar candi dan fragmen arca ganesha.
Kemudian, ada juga temuan prasasti. Saat ini, batu prasasti itu masih berada di BPK Wilayah X.
Sementara itu, Ketua Boyolali Heritage Society (BHS), Kusworo Rahardian, mengatakan setelah kajian tahap ketiga, tahun ini dimungkinkan dilakukan kajian menyeluruh. Hal itu sesuai dengan rekomendasi tahapan kajian tahun lalu.
"Mulai dari melanjutkan pembukaan tanah secara keseluruhan maupun identifikasi batu sampai ke penataan. Tapi penataan ini bukan restorasi lho ya. Hanya batu yang sudah didata fungsi perkiraan letak kaitan dengan batu lainnya semua didata. Setelah itu di kumpulkan. Mudah- mudahan lanjut ke kajian pra restorasi," katanya.
(apl/ahr)